backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Sabun Antibakteri Cair dan Batangan, Mana yang Lebih Baik?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 29/11/2019

Sabun Antibakteri Cair dan Batangan, Mana yang Lebih Baik?

Sabun antibakteri dibuat dengan bahan khusus untuk membunuh kuman yang menempel di permukaan kulit. Bentuknya beragam, ada sabun bakteri cair dan ada pula yang sabun batang. Di antara keduanya, mana yang lebih baik untuk kesehatan? Sabun antibakteri cair atau batang?

Mana lebih baik: sabun antibakteri cair atau batang?

Setiap hari tubuh Anda terpapar berbagai macam bakteri dan kotoran. Membilasnya dengan air saja tidaklah cukup. Anda membutuhkan sabun untuk membunuh bakteri yang bandel dan menempel kuat di permukaan kulit.

Untuk memberikan perlindungan lebih, banyak orang yang memilih menggunakan sabun antibakteri.

Di pasaran, sabun antibakteri dikemas dalam bentuk cair dan batang. Mana yang Anda pilih, sebenarnya bebas sesuai keinginan.

Akan tetapi, ada pertimbangan dari sisi medis yang perlu Anda ketahui mengenai jenis sabun antibakteri ini.

Elaine L. Larson, PhD, seorang dosen epidemiologi di Columbia University menjelaskan pendapatnya mengenai hal ini pada laman Huffington Post.

Menurutnya, kuman bisa menempel di mana pun, bahkan pada sabun antibakteri yang ada di rumah.

Namun, sabun batang memiliki kemungkinan terpapar bakteri yang lebih besar dibandingkan sabun cair yang ditempatkan pada wadah tertutup.

tips memilih sabun mandi

Sabun antibakteri berbentuk batang digunakan secara langsung dengan meletakkannya di tangan tangan. Ini memungkinkan perpindahan bakteri dari tangan ke sabun.

Wadah sabun batang juga juga sering kali terendam air sehingga membuatnya menjadi lembap dan menjadi tempat yang pas untuk bakteri berkembang biak.

Oleh karena bakteri yang lebih mudah berpindah ke sabun antibakteri berbentuk batang, sabun cair mungkin menjadi pilihan terbaik.

Meski begitu, Anda tidak perlu cemas untuk menggunakan sabun batang. Bakteri yang menempel di sabun biasanya lemah sehingga kecil kemungkinannya membuat membuat Anda sakit atau mengalami infeksi kulit.

Namun, pengecualian jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Memilih sabun antibakteri cair adalah langkah yang tepat, dibandingkan sabun batang.

Untuk mengetahui lebih pasti, berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan sabun yang cocok dengan kondisi kulit Anda.

Agar sabun batang Anda bebas dari bakteri

sabun mandi merusak kulit

Terlepas dari bentuk sabunnya, apakah cair atau batang, cara Anda menggunakan sabun antibakteri juga perlu diperhatikan.

Anda bisa meminimalisir paparan bakteri di sabun batangan Anda. Caranya, bilaslah tangan terlebih dulu dengan air sebelum memegang sabun.

Bilas pula sabun batangan Anda sebelum menggosokkannya pada tangan atau tubuh. Pastikan juga wadah sabun batang selalu kering dan bersih.

Sementara, jika Anda menggunakan sabun cair, jangan lupa membersihkan wadahnya secara berkala.

Namun, perlukah pakai sabun antibakteri?

sabun mandi

Perlu atau tidak menggunakan sabun antibakteri, entah bentuk batang atau cair, bergantung pada situasi dan kondisi kulit Anda.

Penggunaan sabun antibakteri biasanya lebih direkomendasikan pada tempat-tempat yang paparan bakterinya lebih kuat dan banyak, seperti instansi rumah sakit, tempat penitipan hewan, atau panti jompo.

Sementara itu, untuk di rumah, Anda cukup menggunakan sabun biasa. Badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat (FDA) menyebutkan bahwa menggunakan sabun biasa sebenarnya sudah cukup ampuh untuk membersihkan kuman.

Menggunakan sabun pembasmi bakteri terlalu sering atau dalam jangka panjang diketahui dapat mengurangi jumlah bakteri sehat di kulit.

Selain itu, menggunakan sabun antibakteri cair atau batang dapat membuat bakteri jauh lebih kebal dan sulit untuk diatasi (resistensi bakteri) dengan antibiotik biasa. Jadi, gunakan sabun antibakteri yang ada di rumah secara bijak, ya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 29/11/2019

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan