backup og meta

Sudah Minum Kopi Tapi Masih Ngantuk, Apa Penyebabnya?

Sudah Minum Kopi Tapi Masih Ngantuk, Apa Penyebabnya?

Buat sebagian orang, kopi sudah jadi bagian hidup sehari-hari yang tak bisa dilepaskan. Tanpa minum kopi, rasanya sulit sekali untuk tetap fokus bekerja. Akan tetapi, ada juga orang-orang yang sudah minum kopi masih ngantuk.

Ternyata, memang ada beberapa alasan minum kopi tidak mempan buat orang-orang tertentu. Berikut penjelasan lengkapnya.  

Memahami cara kerja kopi dalam tubuh

Untuk memahami kenapa meski sudah minum kopi masih ngantuk, Anda harus tahu dulu bagaimana cara kerja kopi dalam tubuh. Pada dasarnya, zat yang membuat Anda lebih fokus dan terjaga setelah minum kopi yaitu kafein. Kafein adalah zat stimulan yang merangsang aktivitas pada sistem saraf pusat. Anda pun akan merasa lebih bertenaga untuk sementara waktu.  

Dalam tubuh Anda ada senyawa bernama adenosin. Bila saraf di otak menangkap dan mengikat adenosin, Anda akan mengantuk dan ingin beristirahat. Nah, kafein adalah zat yang sifatnya sangat mirip adenosin. Maka ketika Anda minum kopi yang tinggi kafein, saraf Anda justru akan menangkap kafein, bukan adenosin.

Namun, kalau adenosin efeknya bikin Anda mengantuk, kafein justru membuat pikiran lebih segar. Inilah mengapa minum kopi bisa membuat Anda lebih terjaga dan fokus.

Mengapa sudah minum kopi masih ngantuk?

Cara kerja kafein pada tubuh setiap orang memang sama. Yang berbeda adalah reaksi tubuh Anda terhadap zat stimulan tersebut. Berikut adalah dua kemungkinan mengapa setelah Anda minum kopi masih ngantuk seperti sebelumnya.

1. Kurang tidur

Buat orang-orang yang memang kurang tidur, secangkir kopi sudah tidak berpengaruh lagi pada sistem saraf Anda. Hal ini dipaparkan dalam sebuah penelitian dalam konferensi American Academy of Sleep Medicine dan Sleep Research Society di Amerika Serikat (AS).

Menurut penelitian ini, semakin Anda kurang tidur, tubuh akan memproduksi senyawa adenosin dalam jumlah yang jauh lebih banyak. Gunanya agar otak menangkap sinyal untuk beristirahat. Akibatnya, kafein dalam secangkir kopi akan kalah melawan adenosin dalam tubuh Anda.

Ketika Anda minum kopi, sistem saraf Anda juga sudah terlanjur menangkap dan mengikat adenosin terlebih dahulu. Kafein yang masuk dalam tubuh jadi mubazir dan tak bisa bekerja karena tidak dapat tempat lagi di sistem saraf Anda.

Maka, meskipun Anda sudah minum beberapa cangkir kopi setelah begadang semalaman atau beberapa malam berturut-turut, Anda mungkin tak akan merasakan efek apa pun.

2. Tubuh sulit mencerna kafein

Bila Anda sudah tidur cukup tapi minum kopi tetap membuat Anda mengantuk, penyebabnya bisa jadi gen dalam tubuh Anda sendiri. Ya, rupanya ada gen khusus yang mengatur seberapa peka sistem saraf Anda terhadap kafein.

Gen ini berhasil ditemukan dalam beberapa penelitian oleh para ahli di seluruh dunia. Salah satunya dari Northwestern University Feinberg School of Medicine di AS. Gen dengan kode CYP1A2, AHR, POR, ABCG2, dan CYP2A6 adalah gen yang bertanggung jawab untuk mencerna  kafein. Sebelumnya peneliti dari University of Toronto di Kanada juga berhasil menemukan gen-gen tersebut.

Orang-orang yang punya kombinasi sempurna dari gen-gen tersebut mampu mencerna kafein lebih cepat. Maka, efek kopi jadi lebih cepat terasa. Namun, tubuh sebagian orang justru kesulitan mencerna kafein sehingga meskipun sudah minum kopi masih ngantuk. Pasalnya, tubuh belum selesai mencerna kafein.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Why Caffeine Won’t Do a Thing After One Too Many Late Nights.  http://www.menshealth.com/health/why-caffeine-doesnt-work-after-too-many-late-nights Diakses pada 13 Juni 2017.

For Coffee Drinkers, the Buzz May Be in Your Genes. https://well.blogs.nytimes.com/2016/07/12/for-coffee-drinkers-the-buzz-may-be-in-your-genes/?_r=0 Diakses pada 13 Juni 2017.

Java gene study: not everyone responds to coffee in the same way. https://news.northwestern.edu/stories/2016/10/java-gene-study-links-caffeine-metabolism-to-coffee-consumption-behavior/ Diakses pada 13 Juni 2017.

Genetics of caffeine consumption and responses to caffeine. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4242593/ Diakses pada 13 Juni 2017.

Caffeine: All You Need to Know. http://www.medicalnewstoday.com/articles/285194.php Diakses pada 13 Juni 2017.

 

Versi Terbaru

18/12/2020

Ditulis oleh Irene Anindyaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Aprinda Puji


Artikel Terkait

10 Kaldu Jamur Non MSG untuk Masakan Sehat dan Lezat

Manfaat Kafein dan Efek Sampingnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 18/12/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan