backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Manfaat Kentut Bagi Kesehatan Tubuh

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 28/09/2020

    4 Manfaat Kentut Bagi Kesehatan Tubuh

    Manfaat kentut bagi tubuh sangat banyak. Walau efeknya menimbulkan bau kurang sedap, namun kentut merupakan proses alami yang merupakan bagian dari sistem pencernaan dan baik bagi kesehatan.

    Lalu, apa saja manfaat kentut? Mari kita bahas mulai dari alasan kenapa kita harus kentut.

    Manfaat Kentut

    Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, buang angin merupakan proses alami dan dapat menjadi tanda bahwa sistem pencernaan bekerja sesuai dengan fungsinya. Dengan kata lain, makanan yang dikonsumsi telah diproses oleh tubuh dengan baik.

    Tak hanya merupakan bagian dari sistem pencernaan saja. Jika ditelusuri lebih lanjut, ternyata buang angin bermanfaat juga untuk hal-hal berikut ini.

    1. Menandakan makanan yang dikonsumsi sudah seimbang

    Manfaat kentut pertama adalah memberi sinyal soal nutrisi. Menu makan yang terdiri dari protein, rendah lemak, sayuran, buah-buahan, biji-bijian sudah termasuk seimbang. Namun akan dihasilkan banyak gas dari hasil pencernaannya.

    Di sisi lain, beberapa jenis karbohidrat tidak dapat langsung diurai dalam saluran pencernaan. Sehingga makanan akan difermentasi terlebih dahulu di usus besar sebelum dibuang. Proses fermentasi ini juga menghasilkan gas sehingga Anda buang angin.

    2. Mengurangi rasa sakit pada perut

    Selanjutnya, ada manfat kentut lainnya yakni mengurangi rasa sakit pada perut. Saat Anda makan, mengunyah, menelan, dan memproses makanan, semua hal ini menghasilkan gas dalam saluran pencernaan. Ketika gas menumpuk, lama kelamaan Anda akan merasa tidak nyaman dan bahkan menyebabkan rasa sakit.

    Ketika menahan buang angin, gas tersebut tidak keluar dari badan sehingga tekanan dan rasa sakit dalam perut tidak akan berkurang. Namun buang angin akan melepaskan gas tersebut dan mengurangi tekenan sehingga rasa sakit akan berkurang.

    3. Mengidentifikasi alergi pada makanan

    Dari kentut, Anda dapat mengetahui apakah Anda alergi pada suatu makanan tertentu. Saat mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi, gejala yang ditimbulkan dapat berupa diare, mual, kembung dan produksi gas yang berlebih.

    Jika Anda selalu merasakan gejala tersebut saat mengonsumsi makanan tertentu, lalu kentut, itu tandanya tubuh memberikan sinyal bahwa Anda alergi pada makanan itu. Itu adalah salah satu tambahan manfaat kentut.

    Namun, penting untuk tetap berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui dengan jelas dan pasti mengenai makanan apa yang menyebabkan alergi.

    4. Menunjukkan saluran pencernaan yang sehat

    Saluran pencernaan yang sehat berarti dihuni oleh berbagai jenis bakteri baik yang lebih banyak. Bakteri-bakteri ini bekerja dalam memakan dan mencerna makanan yang Anda konsumsi. Saat sistem percenaan sehat dan bakteri dapat mudah memproses makanan, otomatis gas jadi lebih mudah terbentuk.

    Tak Ada Alasan Menahan Kentut

    Dengan demikian, tidak ada alasan lagi untuk Anda menahan kentut. Sebab, manfaat kentut sudah sangat jelas terlihat. Kentut dapat berfungsi sebagai indikator kesehatan pencernaan sampai jadi alat untuk mengidentifikasi alergi.

    Namun memang, kentut tidak bisa sembarangan. Anda sebaiknya mencari toilet atau tempat sepi saat hendak buang angin. Tujuannya supaya tidak mengganggu orang lain.

    Menahan kentut tidak berbahaya langsung pada organ tubuh, namun memang dampaknya pada tubuh terasa begah. Selain itu, usus juga akan terasa seperti menggelembung karena penyumbatan gas yang tertahan kentutnya.

    Dalam kondisi tertentu, menahan kentut memang bisa berdampak fatal seperti menimbulkan divertikulitis. Namun kasus ini sangat jarang terjadi dan lebih banyak ditemui pada pasien usia lanjut.

    Jadi, kunci untuk mendapatkan manfaat kentut adalah dengan tidak menahannya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 28/09/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan