backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenapa Makan Bubur Bikin Perut Cepat Lapar Lagi?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 31/01/2022

    Kenapa Makan Bubur Bikin Perut Cepat Lapar Lagi?

    Bubur merupakan salah satu menu sarapan yang banyak digemari. Makan bubur di pagi hari bisa jadi andalan beberapa orang untuk sebelum memulai aktivitas. Namun, dibalik kenikmatan menyantap bubur, banyak yang berpendapat bahwa makan bubur akan lebih cepat terasa lapar lagi. Apakah itu benar atau cuma sugesti saja karena belum makan nasi bentuk padat? Begini penjelasannya.

    Makan bubur memang bikin cepat lapar

    Bubur umumnya diproses dari beras putih yang dimasak dengan air dalam jumlah yang sangat banyak. Karena airnya sangat banyak, beras pun akan kehilangan tekstur khasnya yang kasar menjadi sangat halus. Selain itu, karena dimasak dalam waktu yang lama, pati beras pun jadi menyebar dan menyatu dengan air. Hasilnya adalah bubur polos yang sangat lembut dan kental.

    Bubur merupakan salah satu menu sarapan yang rendah kalori. Meskipun begitu, bubur memang bikin Anda lebih cepat lapar. Hal ini disebabkan karena bubur tidak begitu kaya akan vitamin, protein, mineral, dan zat gizi lain yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas sampai siang hari. Ini karena kandungan terbesar bubur ayam adalah air. Proses memasak dengan air yang sangat lama juga mengubah struktur beras. Beras yang tadinya penuh vitamin, mineral, protein, dan serat berubah jadi pati yang kandungan utamanya adalah glukosa dan karbohidrat.

    Proses pemasakan yang cukup lama membuat indeks glikemik bubur tinggi. Indeks glikemik adalah angka yang menunjukkan seberapa cepat kadar gula naik. Semakin tinggi angkanya, semakin cepat gula darah naik. Selain itu, indeks glikemik tinggi disebabkan mudah dicernanya bubur oleh tubuh. Saat itu perut jadi terasa lapar. Indeks glikemik suatu makanan bisa naik ketika diproses dalam waktu yang lama. Oleh karena itu pilihlah makanan dengan indeks glikemik rendah agar kenyang lebih lama.

    fakta sarapan bubur ayam

    Bagaimana caranya supaya tidak cepat lapar setelah makan bubur?

    Seperti yang sudah dijelaskan di atas, sarapan atau makan dengan bubur bikin cepat lapar karena kandungan nutrisinya tidak lengkap. Padahal, supaya perut Anda tetap kenyang dalam waktu yang cukup lama, sampai waktu makan siang misalnya, Anda harus mengonsumsi makanan yang bernutrisi tinggi.

    Nutrisi yang Anda butuhkan agar kenyang lebih lama adalah vitamin, protein, mineral, serat, dan karbohidrat kompleks. Jadi, Anda selama Anda melengkapi bubur dengan nutrisi lainnya, Anda bisa, kok, kenyang lebih lama dengan bubur.

    Namun, dari mana Anda bisa mendapatkan nutrisi-nutrisi tersebut untuk menemani bubur Anda? Simak tips-tipsnya berikut ini.

    1. Tambahkan sayur

    Sayuran kaya akan vitamin, mineral, dan serat yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalani fungsinya sehari-hari. Karena itu, pastikan Anda selalu makan bubur dengan sayuran. Misalnya sayur bayam, wortel, daun bawang, bok choi, dan lain-lain.

    2. Pakai daging rendah lemak atau telur

    Protein sangat berguna agar makanan Anda bisa tahan lama di perut. Cara melengkapi bubur dengan protein adalah dengan menambahkan daging rendah lemak. Misalnya daging ayam tanpa kulit, daging sapi tanpa gajih (lemak), atau telur rebus.

    3. Buat kuah kaldu

    Kuah kaldu, misalnya kaldu sapi dan ayam, kaya akan nutrisi seperti protein dan zat lainnya yang bisa memicu produksi kolagen dalam tubuh. Karena itu, kuah kaldu rasanya memang lebih nikmat dari air biasa. Selain itu, Anda pun akan kenyang lebih lama dengan makan bubur kuah kaldu.

    4. Topping kacang-kacangan

    Sumber protein, vitamin, dan mineral yang bisa Anda dapatkan adalah kacang-kacangan. Bagi banyak orang, makan bubur memang tidak lengkap tanpa kacang, misalnya kacang tanah. Jadi, lain kali jangan memesan bubur tanpa kacang kalau Anda tidak mau perut cepat lapar lagi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 31/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan