backup og meta

6 Hal yang Meningkatkan Nafsu Makan Anda

6 Hal yang Meningkatkan Nafsu Makan Anda

Nafsu makan, hal kecil tetapi bisa berdampak besar bagi Anda. Nafsu makan yang tidak terkontrol bisa saja membuat Anda makan lebih banyak dan akhirnya berujung pada kenaikan berat badan berlebihan. Atau, bisa juga sebaliknya jika Anda kehilangan nafsu makan, maka kebutuhan gizi tubuh Anda tidak dapat terpenuhi dan pada akhirnya dapat membuat tubuh Anda menjadi kurus serta sistem kekebalan tubuh Anda menurun. Mungkin Anda menganggapnya sepele, namun nafsu makan berpengaruh besar pada pola makan dan kesehatan Anda. Apa saja hal-hal yang bisa meningkatkan nafsu makan? Sebelumnya, kita harus tahu dulu bagaimana nafsu makan terjadi.

Apa itu nafsu makan?

Nafsu makan atau appetite merupakan keinginan Anda untuk makan. Adanya keinginan ini membuat Anda makan untuk memberikan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh Anda. Sehingga, nafsu makan yang terjaga baik untuk Anda dan kesehatan Anda.

Nafsu makan biasanya akan muncul saat Anda lapar. Lapar merupakan perasaan tidak nyaman yang muncul saat tubuh Anda butuh untuk makan. Namun, nafsu makan Anda bisa saja muncul saat Anda sebenarnya tidak merasa lapar, ini bisa terjadi karena berbagai faktor. Hal inilah yang harus Anda waspadai, nafsu makan yang sering muncul tanpa rasa lapar biasanya akan menyebabkan Anda makan berlebihan. Makan berlebihan kemudian akan menyebabkan Anda menjadi kelebihan berat badan.

Apa saja yang dapat menurunkan dan meningkatkan nafsu makan?

Nafsu makan merupakan suatu hal yang sangat kompleks, melibatkan interaksi otak dan hormon serta dipengaruhi oleh kebiasaan, isyarat eksternal, dan emosi. Banyak faktor yang dapat menurunkan dan meningkatkan nafsu makan Anda, bisa dari faktor dari dalam tubuh atau faktor dari lingkungan luar.

1. Hormon yang memengaruhi nafsu makan

Hormon berfungsi untuk menjaga keseimbangan dalam tubuh Anda. Sistem pencernaan Anda juga melibatkan hormon untuk mendukung kerjanya. Beberapa hormon yang memengaruhi nafsu makan adalah:

Leptin

Leptin adalah hormon yang menekan nafsu makan Anda. Hormon ini dilepaskan oleh sel-sel lemak dalam tubuh. Kadar leptin dalam tubuh mencapai puncaknya saat Anda sudah makan atau saat Anda kenyang. Jadi, pada saat Anda sudah makan banyak dan sudah kenyang, kemudian nafsu makan Anda hilang karena kerja dari hormon leptin ini.

Karena leptin diproduksi oleh sel-sel lemak, maka jumlah leptin yang ada pada tubuh seseorang sebanding dengan jumlah lemak dalam tubuh. Namun, pada orang obesitas, biasanya terjadi resistensi leptin, sehingga orang tersebut tidak peka terhadap sinyal kenyang.

Ghrelin

Hormon ini merupakan kebalikan dari leptin. Jika leptin menekan nafsu makan, maka ghrelin memicu nafsu makan. Hormon ini dilepaskan oleh lambung ketika lambung kosong dan membutuhkan makanan. Hormon ghrelin meningkat jumlahnya pada waktu sebelum makan dan kemudian menurun jumlahnya saat Anda sudah makan. “Hal ini terjadi secara alami setiap empat jam,” ujar Nolan Cohn, dikutip dari Today’s Dietitian.

Pada orang obesitas, kadar hormon ghrelin justru lebih rendah. Namun, orang obesitas lebih sensitif terhadap rangsangan nafsu makan.

Hormon lain yang juga memengaruhi nafsu makan Anda, antara lain somatostatin, amilin, kolesistokinin, glukagon, insulin, dan lain-lain.

2. Sistem saraf yang memengaruhi nafsu makan

Selain hormon, sistem saraf melalui neurotransmiter (senyawa yang mirip dengan hormon) juga dapat memengaruhi nafsu makan Anda. Beberapa neurotransmiter yang memengaruhi nafsu makan adalah:

Neuropeptida Y

Ghrelin berkomunikasi dengan otak dan memicu pelepasan neurotransmiter yang disebut neuropeptida Y. Hormon ini dilepaskan oleh hipotalamus yang juga berfungsi untuk merangsang rasa lapar. Neurotransmiter ini biasanya dilepaskan saat lemak tubuh rendah atau saat tubuh sudah mulai kekurangan makanan. Di dalam usus, neuropeptida Y dapat memperlambat pengosongan lambung dan waktu transit makanan.

Dopamin

Dopamin merupakan neurotransmiter otak yang berhubungan dengan hormon kenyang (menekan nafsu makan). Dopamin dapat mengaktifkan pusat kesenangan di otak yang dapat memengaruhi suasana hati dan asupan makan. Kadar dopamin bisa meningkat karena asupan makanan tinggi lemak dan gula, kedua jenis makanan ini dapat meningkatkan kesenangan. Namun, kedua jenis makanan ini juga dapat meningkatkan nafsu makan, sehingga Anda makan berlebihan dan menyebabkan Anda mengalami kenaikan berat badan.

Neurotransmiter lain yang juga memengaruhi nafsu makan Anda, antara lain serotonin, norepinefrin, asetilkolin, dan lainnya.

3. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial juga turut memengaruhi nafsu makan Anda. Misalnya saja, makan bersama teman atau keluarga dapat meningkatkan nafsu makan. Nafsu makan Anda juga bisa lebih meningkat saat Anda makan di waktu dan di tempat yang sesuai dengan Anda.

4. Penampilan makanan

Misalnya saja, ukuran dari makanan, kemasan makanan, rasa dan tekstur dari makanan, dan aroma dari makanan. Biasanya Anda lebih nafsu untuk makan jika penampilan makanan tersebut sesuai dengan kesukaan Anda.

5. Emosi dan psikologis

Stres, kecemasan, dan ketidaknyamanan bisa membuat nafsu makan Anda hilang atau malah sebaliknya tergantung dari individu masing-masing. Secara tidak langsung, emosi Anda turut memengaruhi nafsu makan Anda.

6. Kebiasaan atau rutinitas

Nafsu makan juga bisa timbul karena kebiasaan makan atau rutinitas makan yang sering Anda lakukan. Hal ini juga bisa menyangkut tentang budaya di lingkungan sekitar Anda. Misalnya, ada kue ulang tahun di perayaan ulang tahun, kebiasaan makan bersama teman di Jumat malam, atau bersantai dengan keluarga sambil ngemil di depan TV setiap hari libur, dan sebagainya.

Bagaimana cara mengontrol nafsu makan?

  • Kenalilah nafsu makan Anda, apakah Anda ingin makan saat Anda benar-benar merasa lapar? Jika ia, makanlah dan saat Anda sudah kenyang, berhentilah makan.
  • Sebaiknya jangan makan saat Anda tidak lapar. Makan saat tidak lapar dapat membuat Anda makan lebih banyak lagi untuk merasa lebih baik.
  • Jangan sampai tidak makan saat lapar. Tidak makan saat lapar malah dapat meningkatkan nafsu makan dan pada akhirnya Anda dapat makan lebih banyak di lain waktu.

 

BACA JUGA

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Gillaspy, R. (2016). What Drives Us to Eat? – Influence of Hunger & Appetite – Video & Lesson Transcript | Study.com. [online] Available at: http://study.com/academy/lesson/what-drives-us-to-eat-influence-of-hunger-appetite.html [Accessed 15 Nov. 2016].

McCulloch, Marsha. (2015). Appetite Hormones – Today’s Dietitian Magazine. [online] Available at: http://www.todaysdietitian.com/newarchives/070115p26.shtml [Accessed 15 Nov. 2016].

Andrews, Ryan. (2016). All about appetite regulation, part 1. [online] Available at: http://www.precisionnutrition.com/all-about-appetite-1 [Accessed 15 Nov. 2016].

Andrews, Ryan. (2016). All about appetite regulation. [online] Available at: http://www.precisionnutrition.com/all-about-appetite-2 [Accessed 15 Nov. 2016].

Versi Terbaru

03/03/2021

Ditulis oleh Arinda Veratamala

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Ilham Aulia Fahmy


Artikel Terkait

10 Penyebab Berat Badan Naik yang Perlu Diwaspadai

11 Penyebab Berat Badan Susah Turun meski Sudah Diet


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 03/03/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan