backup og meta

4 Masalah dari Menyilangkan Kaki Saat Duduk

4 Masalah dari Menyilangkan Kaki Saat Duduk

Kemana pun Anda pergi, pasti sering menemukan orang yang duduk dengan cara menyilangkan kakinya. Duduk dengan kaki menyilang bagi perempuan memang terkesan lebih anggun dan elegan. Namun, tahukah Anda bahwa ternyata kebiasaan ini membawa dampak negatif bagi tubuh? Mungkin Anda sendiri pernah merasakan kram, kesemutan, hingga mati rasa jika menyilangkan kaki terlalu lama. Jika Anda pekerja kantoran yang menghabiskan waktu di meja dan secara sadar atau tidak sering menyilangkan kaki saat duduk, maka Anda berisiko terkena bahaya dari sikap tersebut.

Akibat menyilangkan kaki saat duduk

Berikut ini dibahas beberapa bahaya yang perlu Anda tahu jika terbiasa duduk sambil menyilangkan kaki.

1. Meningkatkan tekanan darah

Penelitian dari Blood Pressure Monitoring menyebutkan duduk dengan kaki menyilang (terutama menyilangkan kaki di daerah lutut) bisa meningkatkan tekanan darah sistolik sebanyak 7 persen dan diastolik 2 persen.

Kondisi ini disebabkan karena kaki yang melintang mendorong lebih banyak darah ke jantung. Meskipun menyilangkan kaki Anda dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara, hal itu tidak berarti hal itu akan membahayakan kesehatan jantung Anda, atau menyebabkan dorongan tekanan darah yang sangat berisiko.

Namun, jika Anda berisiko mengalami penggumpalan darah, sebaiknya diskusikan dengan dokter Anda tentang bagaimana cara duduk yang sehat dan bagaimana postur tubuh Anda dapat memengaruhi kesehatan.

2. Menimbulkan nyeri leher dan punggung

Menyilangkan kaki bukanlah posisi yang baik bagi tulang belakang. Lutut bagian atas akan menekan lutut bagian bawah, sementara panggul berada dalam posisi bengkok yang mengakibatkan salah satu tulang panggul memutar dan memberikan tekanan pada punggung bawah, tengah, hingga ke leher.

Jika dilakukan secara terus menerus, maka yang akan terjadi ialah nyeri pada leher dan punggung. Terapis fisik asal Amerika, Vivian Eisenstandt, juga menegaskan bahwa orang yang duduk menyilangkan kaki cenderung mengalami nyeri punggung dan leher. Berdasarkan penelitian dari National Health Service di Amerika Serikat (AS), bahaya menyilangkan kaki saat duduk lainnya ialah mengganggu kestabilan tulang belakang.

Sumber: BBC

3. Beban panggul tidak seimbang

Ketika Anda duduk menyilangkan kaki, yang terjadi adalah panggul menahan sebelah beban tubuh Anda. Posisi ini juga menyebabkan tulang panggul dalam keadaan bengkok. Menurut ahli jantung dr. Stephen T. Sinatra, FACC, sendi panggul tertekan dapat menyebabkan penggumpalan darah di kaki. Hal ini bisa membuat Anda rentan terhadap pembengkakan pembuluh darah bawah kaki hingga pembekuan darah.

4. Berpengaruh buruk pada saraf kaki

Menyilangkan kaki dapat memberikan tekanan pada saraf peroneal di belakang lutut. Saraf peroneal adalah saraf yang mengendalikan sebagian besar sensasi untuk kaki bagian bawah, termasuk jari kaki. Menyilangkan kaki dalam waktu yang lama akan memberikan sensasi tidak mengenakkan pada kaki dan kaki bagian bawah seperti kram atau kesemutan. Walau sensasi kram atau kesemutan ini hanya sementara, jika dilakukan setiap hari secara terus menerus dan dalam waktu yang lama dapat berdampak buruk pada saraf kaki Anda.

Mempertahankan postur tubuh tertentu selama beberapa jam dapat menyebabkan kondisi yang disebut peroneal nerve palsy sehingga memicu “drop foot“, sebuah kondisi di mana Anda tidak dapat mengangkat bagian kaki Anda. Namun, kondisi tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Ini karena biasanya orang cenderung menggerakkan kaki ketika merasa tidak nyaman.

Bagaimana cara duduk yang benar?

Postur tubuh yang baik, entah saat duduk atau berdiri, telah terbukti mencegah masalah punggung dan menurunkan risiko penyakit jantung dan masalah tulang punggung. Hal ini juga membantu memperbaiki fungsi paru-paru. Naresh C. Rao, seorang dokter pengobatan osteopathic dan instruktur klinis di NYU Langone Medical Center di New York City mengatakan, untuk para pekerja yang harus duduk lama, perhatikan cara duduk yang benar.

Ketika Anda duduk, usahakan kaki dalam kondisi lurus dan tidak menggantung. Sebaiknya, kaki juga harus menyentuh lantai sehingga tidak ada tekanan berlebih di salah satu bagian. Selain itu, bagi Anda yang menghabiskan waktu bekerja dengan duduk seharian, usahakan untuk berjalan-jalan selama 5 menit setelah 55 menit duduk. Hal ini akan memberikan efek baik untuk tubuh dan postur Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Is Crossing Leg Bad for You?

http://www.bbc.com/future/story/20151013-is-crossing-your-legs-bad-for-you diakses pada 7 Desember 2017

No, Sitting With Your Legs Crossed Won’t Harm You, But Here’s How Seated Posture Is Affecting Your Health

http://www.medicaldaily.com/no-sitting-your-legs-crossed-wont-harm-you-heres-how-seated-posture-affecting-your-357926 diakses pada 7 Desember 2017

https://www.womenshealthmag.com/health/crossed-legs-health-dangers diakses pada 7 Desember 2017

4 Reasons Why Crossing Your Legs Is Bad For You

http://www.lifehack.org/324449/4-reasons-why-crossing-your-legs-bad-for-you diakses pada 7 Desember 2017

How Crossing Your Legs Hurts Your Heart

https://www.prevention.com/health/healthy-living/10-innocent-habits-that-affect-your-health/slide/2 diakses pada 7 Desember 2017

Is Sitting Cross-Legged Bad for You?

https://www.wsj.com/articles/is-sitting-cross-legged-bad-for-you-1471893740 diakses pada 7 Desember 2017

Evaluation and Treatment of Peroneal Neuropathy

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2684217/ diakses pada 7 Desember 2017

The Effect of Crossing Legs on Blood Pressure

http://journals.lww.com/bpmonitoring/Abstract/2007/06000/The_effect_of_crossing_legs_on_blood_pressure.9.aspx diakses pada 7 Desember 2017

 

Versi Terbaru

05/12/2022

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Infeksi Sistem Saraf Pusat

Hemiparesis


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus

General Practitioner · Rumah Sakit Permata Bekasi


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 05/12/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan