backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Bahan Alami untuk Kesehatan yang Diwariskan dari Nenek Moyang

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 02/07/2021

    5 Bahan Alami untuk Kesehatan yang Diwariskan dari Nenek Moyang

    Nenek, ibu, ayah, atau kakek Anda mungkin pernah menganjurkan untuk menggunakan berbagai bahan alami untuk kesehatan Anda. Pake daun ini supaya cepat sembuh, minum larutan itu agar tidak sakit, dan segala macam nasihat lainnya. Nah, sebenarnya apakah nasihat turun-temurun seputar kesehatan itu memang benar secara ilmiah atau hanya mitos? Ternyata beberapa “resep obat’ kuno tersebut memang sudah terbukti bermanfaat, lho. Apa saja bahan alami untuk kesehatan yang telah diwariskan secara turun-temurun?

    1. Ampas kencur untuk kaki terkilir atau pegal

    Secara turun-temurun rimpang kencur dikenal sebagai obat untuk menghilangkan rasa sakit akibat gangguan otot. Bahkan rimpang kencur juga diakui oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia sebagai sumber tanaman Indonesia yang digunakan untuk pegal linu dan terkilir.

    Biasanya kencur akan dihaluskan bersama beras dan air secukupnya. Lalu ramuan ini ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibiarkan hingga kering. Larutan air yang mengandung kencur ini sering sering juga disebut dengan param beras kencur.

    Kencur ternyata memang ampuh untuk mengatasi nyeri akibat terkilir atau merasa pegal-pegal. Sebab, kencur memiliki sifat antiradang dan juga bersifat menghangatkan bagian yang sakit.

    Selain itu, kandungan minyak astiri dalam kencur memiliki daya analgesik, yakni berfungsi mengurangi rasa nyeri. Maka dari itu, tidak heran jika kencur ternyata memang bisa meredam rasa nyeri saat sedang terkilir atau pegal-pegal.

    2. Kalau sakit DBD minum jus jambu agar cepat sembuh

    Penyakit demam berdarah dengue alias DBD banyak ditemukan di negara-negara tropis seperti Indonesia. Nah, kalau ada yang kena DBD, hampir semua orang akan menyarankan Anda minum jus buah jambu. Bukan hanya mitos, ternyata bahan alami untuk kesehatan ini benar-benar membantu.

    Kandungan vitamin C buah jambu biji cukup besar. Vitamin C memiliki peran sebagai senyawa antioksidan yang dapat memperbaiki kerusakan membran sel akibat serangan radikal bebas.

    Zat lain yang tidak kalah penting adalah quercetin dalam jambu biji. Quercetin ini berfungsi untuk mengobati kerapuhan pembuluh darah kapiler manusia, dan memiliki efek antiploriferatif DNA. Dengan efek tersebut, jambu biji bisa menghambat perkembangbiakan virus dengue yang ada di dalam tubuh penderitanya.

    Jika perkembangan virus ini terhambat, maka akan mengurangi tingkat keparahan serangan dari virusnya. Perdarahan yang sering dikhawatirkan dalam kasus DBD pun bisa dicegah. Nah, ternyata anggapan orangtua dari zaman dahulu ini memang secara ilmiah terbukti benar dalam membantu pengobatan penyakit DBD.

    3. Kulit manggis untuk kolesterol

    Bagi orang dengan kolestrol tinggi, mungkin sering mendengar bahwa manggis merupakan salah satu bahan alami untuk kesehatan yang manjur. Ada yang diolah menjadi air rebusan kulit manggis, dicampurkan dalam teh, diseduh jadi minuman, dibuat menjadi jus, maupun diekstrak.

    Pada dasarnya, manggis mengandung xanthones. Xanthones merupakan zat polifenol yang memberikan efek antioksidan kuat. Xanthones di dalam tubuh dengan kuat akan menghancurkan radikal bebas yang dapat menyebabkan peradangan dan penyakit lainnya.

    Xanthones ini juga terdapat di kulit manggis. Xanthones dapat menghambat proses pembentukan kolestrol atau yang disebut dengan kolesterogenesis sebelum berlanjut menjadi kolesterol. 

    Penelitian yang dituliskan dalam Jurnal Ilmiah Kedokteran tahun 2015 menunjukkan bahwa pemberian kulit manggis dalam bentuk ekstrak dapat menurunkan kadar kolesterol total serum dan kolesterol LDL.

    4. Minum kunyit untuk maag

    Maag adalah salah satu penyakit yang umum terjadi di masyarakat. Salah satu penyebab munculnya maag adalah penyakit yang berkaitan dengan asam lambung, contohnya infeksi bakteri di perut, refluks asam lambung (GERD), atau tukak lambung.

    Membicarakan soal maag, hal ini tidak terlepas dari pesan orang tua dari zaman dahulu yang bilang tentang konsumsi kunyit bagus untuk maag. Bahkan bukan maag saja tetapi untuk gangguan pencernaan lainnya.

    Dilansir dari laman Healthline, kunyit sendiri pada dasarnya adalah tanaman yang kaya akan zat anti radang dan antioksidan. Kunyit mengandung senyawa curcumin, yang merupakan sumber antivirus, antibakteri dan antikanker alamiah.

    Berdasarkan penelitian dalam Journal of Clinical Biochemistry and Nutrition, kondisi refluks asam lambung memerlukan zat antioksidan dan antiradang untuk meredakannya. Zat ini dapat ditemukan dalam kunyit, yaitu curcumin.

    Penelitian lain juga menunjukan bahwa kunyit mampu mencegah peradangan di saluran pencernaan akibat bakteri atau virus. Zat antibakteri dan antivirus juga bisa ditemukan dalam kunyit.

    Nah, itulah mengapa secara ilmiah anggapan konsumsi kunyit saat memiliki gejala maag atau peradangan dalam sistem pencernaan memang benar bisa membantu.

    5. Minum sari kencur untuk obat batuk

    Kencur adalah tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia dan sudah turun-temurun menjadi bahan alami untuk kesehatan. Selain mengatasi pegal sebagai param, kencur juga sering dianjurkan untuk mengatasi batuk. Sejak zaman nenek moyang mungkin Anda sering mendengar anjuran untuk minum air perasan kencur sebagai obat batuk.

    Ternyata, ini bukan nasihat asal-asalan. Faktanya, rimpang kencur memang merupakan tumbuhan yang bersifat ekspektoran, yakni bersifat mengeluarkan dahak atau lendir.  Maka itu, kencur dapat membantu mengeluarkan dahak yang masih terhambat pada orang mengalami batuk.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 02/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan