Indonesia bisa dibilang surganya tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat untuk pengobatan dan kesehatan manusia. Terlepas dari kemampuan medis dan teknologi modern, konsumsi jamu dan obat tradisional hingga saat ini masih banyak diminati.
Alasan orang-orang banyak memilih mengonsumsi jamu adalah karena harganya yang lebih terjangkau, mudah didapat, dan sejalan dengan resep turun temurun. Namun, keamanan dalam mengonsumsi jamu atau obat tradisional mesti tetap Anda perhatikan.
Keamanan, dosis, dan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi jamu atau obat tradisional
Jamu atau obat tradisional dibedakan dalam dua jenis, ada jamu atau obat tradisional produksi industri dan jamu segar.
Dalam mengonsumsi jamu segar, banyak tips yang perlu diperhatikan agar mendapatkan khasiat yang maksimal dan terhindar dari efek samping yang tidak diinginkan, terutama higienitas dalam proses pembuatan
- Higienitas dalam proses pembuatan
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi jamu segar yakni harus dibuat tanpa bahan kimia, tanpa bahan pengawet, dan higienis atau terjamin kebersihannya.
Pada jamu segar tentunya akan sulit untuk memastikan hal-hal tersebut kecuali Anda meraciknya sendiri. Karena itu, belilah jamu segar dari orang bisa Anda percaya.
- Langsung dihabiskan
Jamu segar harus langsung diminum dalam waktu 24 jam. Jika tidak bisa menghabiskannya, jamu segar bisa disimpan di lemari pendingin (kulkas) maksimal 3 hari.
- Lebih baik dikonsumsi sebelum makan
Jamu segar lebih baik dikonsumsi sebelum makan karena mayoritas memiliki khasiat melancarkan proses pencernaan. Tapi jika Anda sudah memiliki masalah pencernaan sebelumnya, misalnya sakit maag, maka konsumsi jamu segar bisa dilakukan sesudah makan.
- Jangan melebihi dosis
Konsumsi jamu segar harus sesuai dengan kebutuhan, batasan yang harus diingat adalah maksimal 4 gelas jamu dalam sehari.
- Cukupi kebutuhan makanan dan air putih
Jamu segar memang banyak memiliki khasiat dalam meningkatkan stamina tubuh, namun ia tidak bisa menggantikan asupan makanan dan air putih. Penuhi kebutuhan air putih minimal 2 liter sehari dan asupan nutrisi seimbang.
Minum jamu tanpa asupan air putih yang cukup bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan misalnya gangguan fungsi ginjal. Begitu juga dengan asupan makanan, konsumsi jamu tanpa asupan makanan bergizi lengkap seimbang bisa berisiko menimbulkan gangguan pencernaan.
Jamu atau obat tradisional produksi industri
Obat tradisional produksi industri dibedakan dalam tiga kategori yakni jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Pemilihan kategori ini dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berdasarkan sejauh mana pengujian terhadap keamanan produk tersebut telah dilakukan.
Jamu yang mendapatkan label obat herbal terstandar berarti telah lolos uji preklinik atau pengujian pada hewan. Sedangkan jamu yang mendapatkan label fitofarmaka artinya jamu tersebut telah lolos uji klinis atau pengujian pada manusia.
Informasi labelisasi kategori ini tercantum dalam kemasan dan penting untuk memastikan keamanan jamu atau obat tradisional sebelum mengonsumsinya. Dalam kemasan jamu produksi industri juga tercantum beberapa informasi yang perlu diperhatikan. BPOM menyebutnya dengan istilah cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa). Apa itu KLIK?
- Kemasan: harus dalam keadaan baik, tersegel, dan tidak rusak.
- Label: baca informasi produk pada label, termasuk komposisi, khasiat, dan label peringatan. Misalnya, apakah produk tidak boleh dikonsumsi untuk ibu hamil, menyusui, atau kelompok-kelompok lain.
- Izin edar: pastikan memiliki izin edar BPOM RI TR /BPOM RI TL
- Kedaluwarsa: cek tanggal kedaluwarsa. Jika kemasan jamu atau obat tradisional produksi industri yang Anda beli tidak memiliki tanggal kedaluwarsa, sebaiknya jangan dikonsumsi.
Selain keempat hal di atas, keamanan jamu atau obat tradisional produksi industri juga tergantung dari cara mengonsumsinya. Jangan konsumsi jamu produksi industri melebih dosis yang tertera di kemasan. Jika Anda mengubah sendiri dosis melebihi anjuran pakai, maka akan berisiko memicu efek samping yang tidak diinginkan.
Baik jamu segar maupun produksi industri sebaiknya jangan dikonsumsi bersamaan dengan obat lain. Jika ingin mengonsumsinya di hari yang sama, berilah jeda 2 jam.
Bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta, misalnya penyakit tekanan darah tinggi atau diabetes, wajib konsultasi terlebih dulu kepada dokter jika ingin mengonsumsi obat atau jamu tradisional.
Hal ini dilakukan untuk mencegah efek yang tidak diinginkan. Contoh sederhana kenapa perlu berkonsultasi dengan dokter, misalnya pada pasien hipertensi, dokter akan memberikan obat penurun tekanan darah. Lalu pasien juga mengonsumsi jamu yang memiliki khasiat penurun tekanan darah tinggi, maka tekanan darah bisa menurun drastis.
Oleh karena itu, untuk mendapat khasiat yang diharapkan selalu perhatikan tips di atas dalam mengonsumsinya.
[embed-health-tool-bmi]