backup og meta

7 Manfaat Daun Pisang dan Efek Sampingnya

7 Manfaat Daun Pisang dan Efek Sampingnya

Buah dan jantung pisang biasa dikonsumsi sebagai makanan, sedangkan daunnya digunakan sebagai pembungkus makanan. Namun, tahukah Anda daun pisang juga punya manfaat untuk pengobatan dan kesehatan?

Kandungan daun pisang

Di Indonesia, daun pisang umumnya digunakan sebagai bungkus makanan.

Namun, bisakah daun ini dimakan? Meski tidak lazim, daun pisang bisa dimakan, tetapi sulit dicerna karena tingginya kadar serat dan tanin.

Selain untuk mempersiapkan makanan, ada khasiat daun pisang dalam mengatasi penyakit atau mendukung fungsi kesehatan tertentu.

Manfaat kesehatan daun pisang tersebut berasal dari kandungan yang terdiri dari:

  • alpha-keto-glutaric-acid,
  • beta-sitosterol,
  • kalsium,
  • karbohidrat,
  • lemak,
  • serat,
  • glutaric acid,
  • glyceric acid,
  • glycolic acid,
  • glyoxlic-acid,
  • malonic-acid,
  • lignin,
  • eugenol,
  • phytol,
  • oxalic-acid,
  • fosfor,
  • anthraquinone,
  • protein
  • terpenoid,
  • polifenol,
  • flavonoid,
  • alkaloid, 
  • tanin, 
  • saponin,
  • cardiac glycosides,
  • pyruvic-acid,
  • shikimic-acid, dan
  • succinic-acid.

Manfaat daun pisang

Penggunaan daun pisang sebagai obat herbal bisa menawarkan beberapa manfaat berikut.

1. Menangkal radikal bebas

Daun pisang mengandung senyawa khas atau fitonutrien yang bersifat antioksidan, yaitu epigallocatechin gallate (EGCG). Ini adalah salah satu jenis flavonoid utama pada daun pisang.

Sebagai antioksidan, EGCG melawan radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh. 

Diketahui, paparan radikal bebas yang terlalu tinggi bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, Parkinson, katarak, hingga kanker.

2. Menurunkan risiko keracunan makanan

manfaat daun pisang untuk atasi keracunan makanan

Manfaat daun pisang yang satu ini berasal dari sifat antibakterinya. 

Studi terbitan Foods (2020) menemukan bahwa daun pisang mengandung polifenol yang berpotensi menghambat bakteri pemicu keracunan makanan, seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus faecalis, Escherichia coli, dan Salmonella

Tak hanya bakteri, peneliti juga menemukan bahwa daun ini bisa menghambat pembentukan lapisan beracun akibat jamur Candida albicans.

3. Sebagai pembalut luka

Pembalut luka sebaiknya menjaga kelembapan luka dan melindungi luka dari paparan mikroorganisme. Agar tidak semakin mengiritasi luka, pembalut harusnya juga tidak lengket dan mudah dilepas. 

Nah, daun pisang ternyata berpotensi sebagai pembalut luka. Daun pisang tidak menempel di luka sehingga tidak menimbulkan rasa perih setiap kali dibuka dan diganti. 

Karena tidak menempel di luka, daun ini mengurangi risiko luka rusak akibat tarikan setiap mengganti pembalut luka. Oleh karena itu, proses penyembuhan luka bisa berlangsung dengan baik.

Risiko alergi daun pisang

Jangan menggunakan daun pisang sebagai pembalut luka untuk orang yang memiliki alergi pisang dan lateks.

4. Menurunkan risiko nosokomial

Manfaat daun pisang selanjutnya adalah menurunkan risiko nosokomial, yakni infeksi yang timbul akibat bakteri atau virus di rumah sakit.

Daun pisang mengandung senyawa bernama alkaloid dan tanin yang berpotensi melawan bakteri methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

Jenis bakteri ini kerap ditemukan di rumah sakit dan tidak bisa mati bila menggunakan obat antibiotik.

Meski begitu, riset tentang khasiat ini masih terbatas sehingga perlu diteliti lebih lanjut.

5. Mengendalikan kadar gula darah

manfaat daun pisang untuk diabetes

Studi menemukan bahwa daun pisang memiliki potensi manfaat sebagai obat herbal untuk diabetes

Penelitian terbitan Brazilian Journal of Pharmacognosy (2013) menemukan bahwa ekstrak daun pisang meningkatkan kadar insulin pada tikus dengan diabetes sehingga kadar gula darah turun. 

Selain itu, pemberian ekstrak daun pisang memicu proses pengubahan gula menjadi glikogen yang disimpan ke liver. Hal ini menurunkan kadar gula darah.

Manfaat ini berasal dari senyawa flavonoid bernama rutin. Namun, studi masih dilakukan pada tikus, bukan pasien diabetes langsung. 

6. Melindungi kulit dari sinar ultraviolet

Daun pisang mengandung senyawa bernama lignin. 

Penelitian terbitan International Journal for Research Trends and Innovation (2018) menemukan bahwa lignin dari ekstrak daun pisang dengan konsentrasi sebesar 3% bisa mencegah penyerapan sinar ultraviolet pada kulit yang setara dengan tabir surya SPF 5,3. 

Namun, Anda perlu ingat bahwa riset ini menggunakan daun yang sudah diekstrak dan diambil kadar ligninnya, bukan mengoleskan tumbukan daun ke kulit langsung.

Oleh karena itu, Anda tidak bisa menggunakan daun pisang sebagai satu-satunya tabir surya.

7. Menurunkan risiko kanker serviks

Daun pisang mengandung eugenol dan phytol yang berpotensi menghambat pembentukan sel kanker di permukaan serviks. 

Hal ini disampaikan dalam riset yang terbitan Research Square (2020).

Meski begitu, penelitian ini baru menguji ekstrak daun pisang pada sel kanker serviks di laboratorium, bukan mengamati pasien kanker yang mengonsumsi daun pisang.

Bisa disimpulkan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut dan daun pisang belum bisa dijadikan sebagai satu-satunya obat herbal.

Cara pakai daun pisang

Belum ada penelitian atau sumber pasti yang menjelaskan cara pakai daun pisang sebagai obat herbal di rumah.

Penggunaan daun pisang untuk obat herbal mungkin bisa berbeda-beda, tergantung dengan khasiat yang ingin Anda peroleh.

Dari penelitian yang telah disebutkan, peneliti mendapatkan potensi manfaat daun pisang umumnya dari pengujian ekstrak daunnya.

Ekstrak daun pisang diperoleh dengan mengambil sari kandungan aktif yang memiliki khasiat melalui beberapa proses kimia.

Daun pisang juga bisa digunakan secara topikal, ditempelkan langsung ke kulit, untuk menyembuhkan luka. Namun, ada risiko timbulnya alergi pada beberapa orang.

Efek samping daun pisang

efek samping daun pisang

Meski ada berbagai manfaat, ada efek samping daun pisang yang perlu Anda ketahui.

1. Menghambat penyerapan zat besi

Tanin pada daun pisang merupakan senyawa antinutrisi. Dalam hal ini, tanin dapat mengikat zat besi di dalam saluran pencernaan dan mencegah penyerapan zat besi di tubuh. 

Akibatnya, kadar zat besi di tubuh akan berkurang dan meningkatkan risiko anemia defisiensi besi.

2. Memicu mual

Tanin bisa mengiritasi permukaan saluran pencernaan. Hal ini menyebabkan Anda rentan mual dan sakit perut. 

Untuk menghindari risiko ini, konsumsi daun pisang atau air rebusannya setelah makan berat. Tanin bisa mengikat protein dan karbohidrat makanan sehingga mengurangi risiko iritasi.

Ada berbagai potensi manfaat daun pisang bagi kesehatan yang cukup menjanjikan. Namun, sebagian besar uji coba masih terbatas, baru dilakukan pada hewan atau sel di laboratorium, bukan pada manusia. 

Sebaiknya, Anda tidak menggunakan daun pisang sebagai satu-satunya obat atau pengganti obat dari dokter.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Sahaa, R. K., Acharyaa, S., Haque Shovon, S. S., & Royb, P. (2013). Medicinal activities of the leaves of Musa sapientum var. sylvesteris in vitro. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 3(6), 476-482. https://doi.org/10.1016/S2221-1691(13)60099-4

Antioxidants: In Depth. (2022). NCCIH; NCCIH. https://www.nccih.nih.gov/health/antioxidants-in-depth

Jouneghani, R. S., Fonsêca Castro, A. H., Panda, S. K., Swennen, R., & Luyten, W. (2020). Antimicrobial Activity of Selected Banana Cultivars Against Important Human Pathogens, Including Candida Biofilm. Foods, 9(4). https://doi.org/10.3390/foods9040435

Latex allergy. (2023). Retrieved 27 February 2023, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/latex-allergy

Chendake, S., Kale, T., Manavadaria, Y., & Motimath, A. S. (2021). Evaluation of Banana Leaves (Musa paradisiaca) as an Alternative Wound Dressing Material Compared to Conventional Petroleum Jelly Gauze Dressing in Contused, Lacerated and Sutured Wounds Over the Head, Neck and Face Region. Cureus, 13(10). https://doi.org/10.7759/cureus.18552

MRSA infection – Symptoms and causes. (2023). Retrieved 27 February 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mrsa/symptoms-causes/syc-20375336

Sivasamugham, L. A., Nimalan, V., & Subramaniam, G. (2021). Antibacterial effects of Musa sp. ethanolic leaf extracts against methicillin-resistant and susceptible Staphylococcus aureus. South African Journal of Chemical Engineering, 35, 107-110. https://doi.org/10.1016/j.sajce.2020.09.007

Kappel, V. D., Cazarolli, L. H., Pereira, D. F., Postal, B. G., Madoglio, F. A., Buss, Z. D. S., Reginatto, F. H., & B. Silva, F. R. (2013). Beneficial effects of banana leaves (Musa x paradisiaca) on glucose homeostasis: Multiple sites of action. Revista Brasileira de Farmacognosia, 23(4), 706-715. https://doi.org/10.1590/S0102-695X2013005000062

Wasule, D., Kawale, A., & Pandey, D. (2018). Determination of Banana Leaf Extract for Sunscreen Property 1. 3, 75. https://www.ijrti.org/papers/IJRTI1812014.pdf

Deep, A., Upadhyay, O. N., Nandal, R., Kumar, S., Sharma, A. K., & Wadhwa, D. (2020). Anticancer potential of musa × paradisiaca as cervical carcinoma and malignant melanoma. Research Square. https://doi.org/10.21203/rs.2.20790/v1

Banana leaves and pseudostems | Feedipedia. (2017). Feedipedia.org. https://www.feedipedia.org/node/686

Hussain, G., Huang, J., Rasul, A., Anwar, H., Imran, A., Maqbool, J., Razzaq, A., Aziz, N., Makhdoom, H., Konuk, M., & Sun, T. (2019). Putative Roles of Plant-Derived Tannins in Neurodegenerative and Neuropsychiatry Disorders: An Updated Review. Molecules, 24(12). https://doi.org/10.3390/molecules24122213 

Delimont, N. M., Haub, M. D., & Lindshield, B. L. (2017). The Impact of Tannin Consumption on Iron Bioavailability and Status: A Narrative Review. Current Developments in Nutrition, 1(2), 1-12. https://doi.org/10.3945/cdn.116.000042

Versi Terbaru

10/03/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

10 Manfaat Pisang Tanduk, Waspadai Juga Efek Sampingnya

Cara Memutihkan Gigi dengan Kulit Pisang, Ternyata Mudah!


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 10/03/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan