backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

8

Tanya Dokter
Simpan

Cara Menghilangkan Mucocele, Benjolan Kecil pada Mulut

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 11/10/2022

Cara Menghilangkan Mucocele, Benjolan Kecil pada Mulut

Mucocele atau mukokel merupakan kista berisi cairan bening yang muncul pada permukaan mulut, terutama bibir dan pipi bagian dalam. Cara menghilangkan mucocele cukup beragam, mulai dari dibiarkan tanpa operasi hingga prosedur pengangkatan jika Anda merasa tidak nyaman.

Cara menghilangkan mucocele tanpa operasi

mucocele, cara menghilangkan mucocele tanpa operasi, cara menghilangkan mukokel

Pada dasarnya, mucocele tidak memerlukan pengobatan khusus. Benjolan pada bibir atau pipi Anda akan pecah, mengering, dan sembuh dengan sendirinya.

Jadi, cara menghilangkan mucocele tanpa operasi adalah dengan membiarkannya. Ini bisa dilakukan jika kista masih berukuran normal, yaitu 1 mm hingga 2 cm.

Selagi menunggu mukokel hilang, hindari memecahkan kista ini dengan menusuknya. Pasalnya, tindakan ini dapat menyebabkan infeksi, kerusakan jaringan mulut yang lebih parah, atau pembentukan mukokel yang lebih besar lagi.

Mukokel berukuran kecil biasanya menghilang dalam hitungan hari atau minggu. Namun, apabila ukuran mukokel cukup besar, beberapa orang mungkin akan merasa tidak nyaman atau bahkan kesulitan berbicara.

Jika demikian, Anda dapat mempertimbangkan cara lain untuk menghilangkan benjolan ini.

Cara menghilangkan mukokel yang aman

Jika merasakan mucocele yang mengganggu, Anda sebaiknya langsung berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui langkah terbaik apa yang bisa diambil.

Berikut merupakan beberapa di antaranya.

1. Cryotherapy

Cara menghilangkan mucocele yang cukup banyak dipilih ialah cryotherapy. Metode ini dilakukan dengan menyemprotkan nitrogen cair bersuhu di bawah -20 derajat celsius pada kista dan area sekitarnya.

Mukokel yang terkena nitrogen cair akan membeku dan berubah warna menjadi putih. Setelah itu, benjolan akan hancur dalam keadaan beku.

Penyemprotan ini umumnya dilakukan selama 4–10 detik. Namun, waktu yang berbeda mungkin dibutuhkan tergantung seberapa parah kondisi mukokel.

Setelah cryotherapy, area yang dikenai nitrogen mungkin terlihat seperti luka bakar, sedikit kemerahan, dan mengalami pengerasan kulit. Namun, ini akan menghilang dalam beberapa hari.

Anda juga tidak perlu menutupi bekas cryotherapy atau membiarkannya tetap kering. Cukup jaga kebersihannya dan hindari terjadinya luka.

2. Suntik kortikosteroid

pakai behel dokter gigi

Suntik kortikosteroid merupakan salah satu cara alternatif untuk menghilangkan mucocele tanpa operasi. Dokter akan menyuntikkan obat kortikosteroid yang dapat menghambat infeksi dan mengecilkan ukuran kista.

Berdasarkan studi dalam jurnal International Journal of Dentistry (2016), jenis obat kortikosteroid yang biasa digunakan untuk mengatasi mucocele adalah betametason.

Obat ini akan bertindak sebagai zat anti-inflamasi yang mencegah peradangan serta mengalirkan lendir keluar dari mukokel sehingga ukurannya dapat mengecil.

Sebelum memilih tindakan suntik kortikosteroid, pastikan Anda tidak alergi dengan obat ini. Jangan lupa memberi tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi selain reaksi alergi yakni pembengkakan, penipisan kulit, sariawan, hingga sinkop atau pingsan. Akan tetapi, efek samping ini jarang terjadi.

3. Perawatan dengan laser atau ablasi laser

Terapi menggunakan laser CO2 dan laser diode (dioda laser) dapat membantu menghilangkan mucocele dengan cepat. Cara kerjanya, sinar laser akan ditembakkan ke kista dan menghancurkan jaringannya.

Perawatan dengan laser kerap dipilih sebagai cara menghilangkan mukokel pada anak-anak karena tidak menyebabkan rasa sakit.

Tindakan ini juga tidak menyebabkan pembengkakan dan perdarahan serta memiliki waktu penyembuhan yang lebih singkat.

Selama perawatan, mungkin akan terjadi nekrosis atau kematian pada jaringan di sekitar mukokel yang ditandai dengan perubahan warna kulit bibir menjadi biru kehitaman.

Namun, jaringan ini akan berganti dengan jaringan baru sekitar dua minggu kemudian.

4. Pembedahan atau eksisi lesi

Mucocele berukuran besar dapat dihilangkan dengan pembedahan yang dilakukan oleh dokter ahli bedah gigi dan mulut.

Dokter bedah akan memotong kista yang terbentuk dan langsung mengangkatnya. Pada kasus tertentu, dokter juga melakukan pengangkatan kelenjar ludah yang rusak. 

Sebelum dilakukan pembedahan, pasien akan diberi bius lokal untuk mengurangi rasa sakit. Prosedur ini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati supaya tidak merusak jaringan sekitarnya.

Cara menghilangkan mukokel dengan operasi terbilang yang paling rumit. Efek samping yang dapat muncul mulai dari perdarahan, cedera saraf atau kelenjar ludah di sekitar area operasi, dan sensasi panas pada area yang diberi tindakan.

5. Marsupialisasi

bedah mulut

Marsupialisasi dilakukan dengan mengiris tepian kista yang berisikan cairan, lalu dokter akan menjahit tepian kulit sekitarnya supaya kista tetap terbuka dan cairan bisa keluar.

Cara ini kerap dipilih jika pembedahan tidak dapat dilakukan karena mukokel dekat dengan saraf atau pembuluh darah besar.

Setelahnya, pasien disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan panas dan pedas, serta selalu menjaga kebersihkan gigi dan mulut terutama pada area bibir yang dikenai tindakan.

Ada beragam cara menghilangkan mucocele, mulai dari metode tanpa operasi hingga prosedur bedah mulut yang paling kompleks. 

Waktu pemulihan setelah penanganan mucocele pun cukup beragam, tergantung besarnya kista yang diambil dan jenis perawatannya.

Selama proses penyembuhan, biasanya pasien dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman lunak. Guna mencegah infeksi, pastikan Anda menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi dan rutin berkumur.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 11/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan