backup og meta

7 Fakta Unik Tentang Lidah Manusia yang Wajib Anda Tahu

Lidah punya peran penting dalam keseharian kita untuk makan, menelan, hingga berbicara. Faktanya, apapun makanan yang Anda coba telan, tidak akan bisa masuk sampai ke tenggorokan tanpa adanya bantuan lidah. Lalu apa saja fakta tentang lidah manusia yang harus diketahui? Mari simak penjelasannya di bawah ini.

Fakta tentang lidah manusia

Anda mungkin mengenal bagian tubuh yang satu ini hanya sebagai indera pengecap. Padahal, lidah juga memiliki sejumlah fungsi lain yang tak kalah penting seperti membantu manusia saat berbicara dan melindungi mulut dari kuman. Yuk, ketahui fakta-fakta lainnya seputar lidah manusia.

1. Panjang lidah rata-rata 8,5 cm

Bagi Anda yang suka mengukur-ukur panjang lidah, tahukah Anda kalau lidah itu diukur dari lipatan tulang rawan (epiglotis) pada ujung lidah bagian dalam? Ya, dari pangkal tenggorokan hingga ujung lidah itulah panjang lidah diukur.

Panjang lidah rata-rata pria dewasa adalah 3,3 inci (8,5 cm), dan panjang lidah wanita dewasa rata-rata adalah 3,1 inci (7,9 cm).

Menurut Guinness World of Records, seseorang di Amerika yang bernama Nick Stoeberl mempunyai lidah yang terpanjang dengan ukuran 3,97 inci atau sekitar 10,1 cm dan ia menjadi manusia dengan lidah terpanjang saat ini.

2. Rata-rata orang dewasa punya 2000-4000 bintil pengecap

Kenapa di permukaan lidah terdapat bintil-bintil kecil dengan jumlah banyak? Faktanya, bintil-bintil tersebut dinamakan bintil pengecap dengan jumlah totalnya yang mencapai 2000 sampai 4000 bintil di tiap lidah.

Pada bintil pengecap terdapat sel sensorik yang berfungsi untuk merasakan rasa-rasa umum seperti asam, manis, pedas, asin sampai pahit.

3. Lidah bukan otot terkuat

4. Sehat atau tidaknya tubuh Anda bisa dilihat dari lidah

5. Lidah tidak punya area khusus perasa

6. Lidah bisa menggemuk

Ternyata, seiring dengan naiknya berat badan Anda, lidah juga bisa ikut menggemuk lho. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of California pernah menunjukkan bahwa indeks massa tubuh yang lebih tinggi dapat membuat proporsi lemak di dalam lidah semakin meningkat.

Penumpukan lemak ini biasanya ada di bagian belakang lidah dan membuat ukurannya menjadi lebih besar. Namun sayangnya, pembesaran fisik lidah dapat mempersempit ruang untuk bernafas.

Biasanya ini terjadi pada orang-orang yang obesitas. Mereka yang memiliki kondisi ini juga rentan mengalami sleep apnea, kondisi di mana pernapasan tiba-tiba berhenti saat sedang tidur.

7. Pola lidah manusia berbeda-beda

Seperti sidik jarik, pola lidah pada setiap manusia juga berbeda-beda. Pola lidah yang unik ini bahkan bisa berpotensi menjadi cara untuk verifikasi identitas, mengingat pola lidah tidak bisa dipalsukan dengan mudah.

Ditambah lagi, lidah merupakan organ internal yang tidak sering terekspos dengan lingkungan eksternal, kecuali bila Anda menjulurkannya. Karena itu, pola lidah akan tetap sama dan terlindungi di dalam mulut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How Does the Tongue Work? (2016). Cologne, Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care. Retrieved 10 January 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279407/

Radhika, T., Jeddy, N., & Nithya, S. (2016). Tongue prints: A novel biometric and potential forensic tool. Journal of forensic dental sciences, 8(3), 117–119. Retrieved 10 January 2022.

Kim, A. M., Keenan, B. T., Jackson, N., Chan, E. L., Staley, B., Poptani, H., Torigian, D. A., Pack, A. I., & Schwab, R. J. (2014). Tongue fat and its relationship to obstructive sleep apnea. Sleep, 37(10), 1639–1648. Retrieved 10 January 2022.

Versi Terbaru

17/01/2022

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Mengenal Bagian Lidah dan Rasa yang Dikecapnya

Membersihkan Lidah Tidak Boleh dengan Sikat Gigi, Apa Alasannya?


Ditinjau oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro · Ditulis oleh Winona Katyusha · Diperbarui 17/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan