Trauma
Hallo dok, saya mau bertanya tentang bagaimana cara menghilangkan trauma pada anak usia 2,5 tahun. Jadi waktu itu terjadi pertengkaran antara saya dan ayah saya, yang pada saat itu si kecil sedang di gendong sama ayah saya, setelah terjadi pertengkaran itu si kecil menjadi trauma. Dia lebih mudah menangis, takut di ajak tidur, dia tidak betah di rumah dan selalu ingin ikut dengan neneknya, jadi suka nginep di tempat neneknya, kalo tidur sama saya suka tiba² nangis. Bagaimana ya caranya agar dia merasa aman saat bersama saya. Mungkin dia berfikir bahwa saat itu saya sedang memarahinya..
Halo Yhaa-thiee, terima kasih untuk pertanyaannya.
Sebagai orang tua tentunya mengharapkan yang terbaik buat anak sehingga berbagai cara akan dilakukan agar anak merasa nyaman dan aman menjalani hari-harinya. Kejadian yang tidak menyenangkan yang dialami oleh anak terkadang menyisakan trauma sehingga berdampak pada perilaku anak dalam menjalani keseharian, yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap keseharian orang tua dalam menjalani aktivitas.
Anda dapat mengenali sumber trauma anak sehingga lebih mudah untuk mendampingi anak melewatinya. Luangkan waktu lebih banyak untuk anak dengan melakukan aktivitas bersama. Dengan kata lain orang tua hadir secara jasmani dan rohani agar anak merasa tidak sendirian. Dalam menghadapi anak, sebaiknya tetap tenang dan jangan terbawa emosi sehingga tidak memperburuk kondisinya. Hargai setiap proses anak sehingga tidak merasa semakin tertekan.
Perlu diketahui bahwa untuk memastikan kondisi anak yang sebenarnya diperlukan asesmen/ pemeriksaan yang mendalam. Dengan dilakukan pemeriksaan lebih dini, maka dapat segera ditentukan pula langkah yang tepat untuk selanjutnya. Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk mendiagnosa sendiri.
Anda tidak perlu ragu memeriksakan anak anda ke psikolog atau dokter spesialis anak untuk memperoleh gambaran dan penangan yang tepat.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya akan mencoba memberikan beberapa saran untuk membantu mengatasi trauma pada anak usia 2,5 tahun:Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman: Pastikan anak merasa aman dan nyaman di sekitar Anda. Berikan perhatian ekstra dan berikan pelukan untuk memberikan rasa keamanan.
Hindari situasi yang memicu trauma: Jauhkan anak dari situasi atau hal-hal yang dapat memicu trauma. Misalnya, hindari pertengkaran atau konflik di depan anak.
Berbicara dan mendengarkan anak: Ajak anak berbicara tentang perasaannya dan dengarkan dengan penuh perhatian. Berikan kesempatan bagi anak untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan berikan dukungan emosional.
Rutinitas yang konsisten: Membangun rutinitas yang konsisten dapat memberikan rasa aman dan stabilitas bagi anak. Pastikan ada rutinitas harian yang teratur, seperti waktu makan, tidur, dan bermain.
Libatkan keluarga dan orang terdekat: Melibatkan keluarga dan orang terdekat, seperti nenek, dapat membantu anak merasa lebih aman dan terhubung dengan orang yang mereka percaya.
Bantu anak mengungkapkan emosi: Ajari anak cara mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang sehat dan aman. Misalnya, melalui gambar, mainan, atau permainan peran.
Bantu anak memahami bahwa bukan salah mereka: Jelaskan kepada anak bahwa pertengkaran atau konflik bukanlah kesalahan mereka. Berikan pemahaman bahwa orang dewasa kadang-kadang memiliki perbedaan pendapat, tetapi itu tidak berarti mereka tidak dicintai atau disalahkan.
Bantuan profesional: Jika trauma anak terus berlanjut atau mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional. Psikolog anak atau terapis dapat membantu anak mengatasi trauma dan mengembangkan strategi yang efektif.
Ingatlah bahwa setiap anak bereaksi berbeda terhadap trauma, jadi penting untuk memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan individu mereka. Jika Anda merasa kesulitan atau khawatir, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental.
Related content