Apakah msh bsa anak 3th untuk imunisasi awal

Assalamualaikum dok.. anak saya sejak lahir tdk prnh di imunisasi. Skrg umurnya udh 3th..kira2 msh bsa untuk mengikuti imunisasi ga ya dok,?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
7
2
2

2 komentar

Halo Tiara, terima kasih atas pertanyaan anda.


Pelaksanaan imunisasi kejar perlu dipahami oleh klinisi dengan baik agar perlindungan optimal terhadap penyakit menular dapat tercapai, termasuk pada anak yang belum atau terlambat mendapatkan imunisasi. Pada dasarnya, imunisasi perlu diberikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Namun, banyak kondisi yang menyebabkan anak tidak mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Oleh karena itu, jika anak belum atau terlambat mendapatkan imunisasi, sebaiknya imunisasi harus secepatnya dilengkapi atau dikejar (catch-up immunization).


Sebelum melakukan imunisasi kejar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Orang tua sebaiknya membawa buku catatan imunisasi sebelumnya untuk melihat riwayat imunisasi anak

2. Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, tenaga kesehatan harus memastikan bahwa kondisi anak sehat, tidak sedang dalam kondisi sakit berat dan tidak memiliki riwayat alergi berat.

3. Apabila didapatkan pasien dengan kondisi sakit sedang hingga berat, memiliki riwayat alergi, menderita gangguan pembekuan darah atau dalam kondisi imunokompromais, sebaiknya pasien berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak. Sedangkan, sakit ringan dan demam bukanlah alasan untuk menunda imunisasi


Jadwal imunisasi kejar berdasarkan IDAI dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) :

1. Vaksin Hepatitis B -> Apabila serial imunisasi terputus, lanjutkan imunisasi tanpa mengulang dosis sebelumnya. Vaksin hepatitis dapat diberikan kapan saja saat berkunjung, sesuai dengan jadwal, tanpa perlu memeriksa kadar antihepatitis. Pada neonatus yang belum mendapat dosis pertama saat lahir, berikan dosis sesegera mungkin, sebelum 6 minggu

2. Vaksin BCG -> Vaksin BCG cukup diberikan 1 kali pada usia 0–2 bulan. Imunisasi kejar vaksin BCG dapat dilakukan apabila anak berusia <12 bulan, tetapi tidak dianjurkan pada anak berusia >12 bulan.

3. Vaksin DPT -> Pada anak yang mengalami serial vaksin DPT yang terputus, lanjutkan imunisasi tanpa mengulang dosis sebelumnya sesuai dengan dosis dan interval dasar. Jika vaksin DPT dosis ke-4 diberikan saat usia < 4 tahun, berikan dosis ke-5 pada 6 bulan sesudahnya. Jika DPT dosis ke-4 diberikan saat usia >4 tahun, dosis ke-5 tidak diperlukan

4. Vaksin Polio -> Pada anak yang mengalami serial vaksin polio yang terputus, lanjutkan imunisasi tanpa perlu mengulang dosis sebelumnya sesuai dengan dosis dan interval dasar.

5. Vaksin Campak -> Pada anak berusia 9–12 bulan yang terlambat mendapatkan vaksin campak, berikan imunisasi kapanpun saat bertemu. Bila anak berusia >1 tahun, berikan vaksin MMR

6. Vaksin MMR -> Dosis pertama vaksin MMR diberikan pada usia 15–18 bulan, dengan jarak minimal 6 bulan dari vaksin campak dan minimal 1 bulan dari vaksin lain. Dosis kedua diberikan pada usia 6 tahun. Apabila anak sudah mendapatkan kedua dosis vaksin MMR, vaksin campak (monovalen) pada usia 6 tahun tidak perlu diberikan lagi. Bila booster belum diberikan setelah usia 6 tahun, berikan vaksin MMR/campak kapan saja saat bertemu.

7. Vaksin HiB -> Vaksin HiB tersedia dalam bentuk kombinasi dengan vaksin DPT dan hepatitis B yang dikenal dengan Pentabio. Pada anak berusia <12 bulan yang mengalami serial imunisasi terputus, lanjutkan imunisasi tanpa mengulang dosis sebelumnya sesuai dengan dosis dan interval dasar. Pada anak berusia 1–5 tahun, berikan vaksin HiB hanya 1 kali. Pada pasien >5 tahun, vaksin HiB tidak perlu diberikan

8. Pneumococcus Conjugated Vaccine (PCV) -> Imunisasi kejar untuk PCV dapat dilakukan berdasarkan usia anak, yaitu:

- Pada anak berusia 2–6 bulan, berikan 3 dosis dengan interval 6–8 minggu. Booster diberikan pada usia 12–15 bulan

- Pada anak berusia 7–11 bulan, berikan 2 dosis dengan interval 6–8 minggu. Booster diberikan pada usia 12–15 bulan

- Pada anak berusia 12–23 bulan, berikan 2 dosis dengan interval 6–8 minggu

- Pada anak berusia ≥24 bulan, berikan 1 dosis

Anak dengan risiko tinggi perlu mendapatkan dosis pertama hingga ke-4 (booster), terlepas dari usianya. Risiko tinggi yang dimaksud adalah leukemia, multiple myeloma, human immunodeficiency virus (HIV), gagal ginjal, atau disfungsi limpa.

9. Vaksin Rotavirus -> Pada anak berusia <6 bulan dengan serial imunisasi terputus, berikan imunisasi lanjutan tanpa mengulang dosis sebelumnya dengan dosis dan interval dasar. Pada anak berusia >8 bulan, vaksin rotavirus tidak perlu diberikan karena belum ada studi keamanannya

10. Vaksin Influenza -> Pada anak dengan serial imunisasi terputus, berikan vaksin influenza lanjutan tanpa mengulang dosis sebelumnya. Pada anak berusia <8 tahun yang belum mendapat imunisasi, berikan 2 dosis dengan interval 4–6 minggu, sedangkan bila anak berusia >8 tahun, berikan 1 dosis saja.

11. Vaksin Varicella -> Vaksin varicella tidak direkomendasikan pada anak berusia <12 bulan. Pada anak berusia >1 tahun, berikan vaksin varicella sebanyak 1 kali. Pada anak berusia >13 tahun atau pada dewasa, berikan vaksin varicella 2 kali dengan interval 4–8 minggu

12. Vaksin Hepatitis A -> Vaksin hepatitis A diberikan pada anak berusia >2 tahun sebanyak 2 dosis, dengan interval 6–12 bulan

13. Vaksin Tifoid -> Vaksin tifoid dapat diberikan pada usia >2 tahun dengan booster setiap 3 tahun.


Namun untuk lebih tepatnya, disarankan agar anak anda terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan imunisasi yang tepat.


Sekian dan Terima Kasih

2 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hallo Tiara terima kasih atas jawabannya. Sambil menunggu jawaban dari dokter kamu bisa mengecek jadwal imunisasi yang bisa dikejar di sinihttps://hellosehat.com/health-tools/jadwal-imunisasi/ .


Salam sehat!

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan