cara mengatasi homesick tak kunjung hilang walau sudah hampir 3 bulan di perantauan saat kuliah
Parenting
Permisi dok. setiap anak nangis aku lebih sering marahin anak dan tidak sabaran ngadepinnya. Tapi setelah itu menyesal dok, ditambah lagi mertua suka ikut campur. Jadi kalau anak nangis, aku takut mertua marah ke aku. Gmna solusinya dok? apa aku harus ke psikolog?
1 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Anak menangis sebagai respon yang ditunjukkan bahwa anak sedang merasa tidak nyaman, merasa lapar, kecewa, sakit, lelah, butuh perhatian, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan cara anak berkomunikasi karena belum mampu mengelola dan mengenali emosinya dengan baik. Pada situasi lain, anak menangis merupakan cara anak untuk mendapatkan hal yang diinginkan sesegera mungkin.
Beberapa hal yang dapat anda lakukan dalam mendampingi anak anda, yaitu anda perlu membantu anak mengenali situasi yang memicunya mudah marah/ menangis. Anda dapat mengurangi intensitas memberikan dengan mudah yang menjadi keinginan anak, agar anak perlahan mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan proses. Luangkan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan anak, seperti bermain peran atau membacakan dongeng sambil mengajari anak cara mengenali dan mengelola emosinya, serta cara mengungkapkan keinginan tanpa harus tantrum. Berikan pelukan hangat setelah anak berhenti menangis, kemudian menatap matanya sambil berbicara dengan intonasi lembut, misal “kamu merasa sedih/ marah/ kecewa ya? Tenang ada mama di sini bersama kamu”. Setelah anak berhenti menangis, anda dapat memberikan apresiasi, seperti pujian agar anak mengulang perilaku baiknya di kemudian hari.
Perlu diketahui bahwa marah merupakan respon yang muncul akibat menghadapi peristiwa yang mengesalkan, dalam hal ini menghadapi anak yang terus menerus menangis. Munculnya emosi marah tersebut adalah hal yang wajar, tetapi jika berlebihan maka perlu untuk dikendalikan, terutama apabila mengganggu aktivitas sehari-hari dan merugikan orang sekitar.
Beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mengelola stres dan kemarahan anda saat menghadapi anak, yaitu lakukan relaksasi pernapasan hingga anda merasa tenang. Anda juga perlu mengembangkan pikiran mengenai konsekuensi marah terhadap anak. Anda juga perlu memastikan alasan anda marah karena perilaku anak, atau ada sumber lain yang menyebabkan anda menjadikan anak sebagai pelampiasan amarah anda. Jangan lupa untuk mengambil jarak sejenak saat anda sedang marah sambil melakukan aktivitas lainnya yang menyenangkan, misalnya mencuci muka, mandi, mendengarkan musik, dan sebagainya.
Selain itu, anda tidak perlu malu atau sungkan menceritakan kondisi yang anda alami kepada pasangan. Dengan memendam masalah anda sendiri, hanya membuat anda semakin tidak dapat berperan secara optimal. Anda juga tidak perlu ragu untuk meminta bantuan pasangan ketika anda membutuhkan waktu istirahat, karena proses pengasuhan adalah tanggung jawab anda bersama pasangan. Dengan beristirahat, anda lebih rileks, dan dapat berkonsentrasi menjalani peran sebagai ibu. Selain itu, sebaiknya anda tetap terkoneksi dengan lingkungan di sekitar anda, terutama dengan para ibu baru sehingga anda tidak merasa sendiri.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.