🔥 Diskusi Menarik

LAktosa

Dok Anak saya bayi umur 2 bulan mix sufor pup seperti ada bulirnya apakah itu inteloren laktosa?

LAktosaLAktosa
0
77k
4 komen

4 komentar

Hallo Sobat sehat, terima kasih atas pertanyaan nya.

Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh dalam mencerna laktosa, yaitu sejenis gula alami yang terkandung di dalam susu. Kondisi ini bisa terjadi karena sistem pencernaan tidak menghasilkan enzim laktase dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, laktosa yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat dicerna dan menimbulkan masalah pencernaan.

Gejala juga dapat muncul jika bayi minum ASI dari ibu yang mengonsumsi susu. Gejala-gejala tersebut meliputi:


1. Diare

2. Muntah

3. Perut kembung

4. Sakit perut

5. Berat badan tidak bertambah

Perlu diketahui sebelumnya, bahwa feses bayi yang lunak atau encer tidak selalu disebabkan oleh intoleransi laktosa. Kondisi ini bisa merupakan hal yang wajar pada bayi yang masih berusia muda, atau sering disebut juga sebagai diare yang fisiologis. Hal ini terjadi akibat masih sangat sensitifnya saluran pencernaan bayi, sehingga bisa mengalami gangguan motilitas dan gangguan penyerapan nutrisi pada perubahan komposisi ASI tertentu (biasanya berkaitan dengan perbedaan makanan atau minuman yang dikonsumsi sang ibu), atau bila diberikan makanan dan minuman tambahan selain ASI (termasuk susu formula) pada waktu yang terlalu dini (sebelum usia 6 bulan). Selama frekuensi BAB ini masih wajar (tidak lebih dari 3 kali dalam sehari), bayi pun tidak mengalami kolik, perut kembung, perut keras, muntah, ataupun demam, maka kondisi ini kemungkinan besar tidak berbahaya.

Namun, pada beberapa kasus lainnya, memang benar perubahan pola BAB sebagaimana yang Anda alami bisa disebabkan oleh gangguan medis tertentu. Tidak hanya intoleransi laktosa, keracunan, infeksi saluran cerna, infeksi bakteri atau virus lainnya, malabsorpsi, radang usus, atau juga gangguan keseimbangan vitamin dan mineral lainnya bisa turut mempengaruhi hal ini. Jadi, karena penyebabnya belum tentu akibat intoleransi laktosa, maka penggantian susu formula menjadi susu rendah atau bebas laktosa belum tentu merupakan solusi yang tepat.

Pemberian susu formula rendah atau bebas laktosa bisa dijadikan salah satu solusi bagi bayi yang memang bermasalah dengan intoleransi laktosa. Tidak hanya BAB yang menjadi lebih encer, intoleransi laktosa juga bisa membuat bayi menjadi sering kembung, kerap bersendawa dan buang angin, mengalami kolik, mual, muntah, hingga gangguan status gizi akibat penyerapan nutrisi yang tidak adekuat. Kondisi ini, perlu diperiksakan langsung ke dokter spesialis anak supaya diketahui penanganan terbaiknya. Susu formula yang mengandung rendah atau bebas laktosa tidak lebih baik atau lebih buruk dari susu formula lainnya. Susu formula rendah atau bebas laktosa memang umumnya mengandung lemak lebih sedikit sehingga bisa mempengaruhi pencapaian berat badan bayi. Akan tetapi, selama grafik pertumbuhan bayi masih normal sesuai usianya, maka kondisi ini bukan merupakan kendala berarti. Tidak ada batasan usia khusus kapan baiknya susu rendah atau bebas laktosa dikonsumsi oleh bayi. Namun, idealnya bayi tidak mendapatkan susu tambahan apapun sebelum berusia genap 1 tahun.

Perlu digaris bawahi, bahwa sebaik apapun susu formula, tentu tetap tidak dapat menggantikan kualitas ASI. Sebab itu, menjawab pertanyaan Anda, kami tekankan kembali, sebaiknya Anda memeriksakan bayi Anda langsung ke dokter spesialis anak.

1 minggu yang lalu
Suka
Balas
1
@Bidan Fani Mardliani Rohimah

Terimakasih bu atas jawabannya, sukses selalu ,jawaban yg sangat memuaskan 🙏

1 minggu yang lalu
Suka
Balas

Hallo Sobat sehat, terima kasih atas pertanyaan nya.

Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh dalam mencerna laktosa, yaitu sejenis gula alami yang terkandung di dalam susu. Kondisi ini bisa terjadi karena sistem pencernaan tidak menghasilkan enzim laktase dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, laktosa yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat dicerna dan menimbulkan masalah pencernaan.

Gejala juga dapat muncul jika bayi minum ASI dari ibu yang mengonsumsi susu. Gejala-gejala tersebut meliputi:


1. Diare

2. Muntah

3. Perut kembung

4. Sakit perut

5. Berat badan tidak bertambah

Perlu diketahui sebelumnya, bahwa feses bayi yang lunak atau encer tidak selalu disebabkan oleh intoleransi laktosa. Kondisi ini bisa merupakan hal yang wajar pada bayi yang masih berusia muda, atau sering disebut juga sebagai diare yang fisiologis. Hal ini terjadi akibat masih sangat sensitifnya saluran pencernaan bayi, sehingga bisa mengalami gangguan motilitas dan gangguan penyerapan nutrisi pada perubahan komposisi ASI tertentu (biasanya berkaitan dengan perbedaan makanan atau minuman yang dikonsumsi sang ibu), atau bila diberikan makanan dan minuman tambahan selain ASI (termasuk susu formula) pada waktu yang terlalu dini (sebelum usia 6 bulan). Selama frekuensi BAB ini masih wajar (tidak lebih dari 3 kali dalam sehari), bayi pun tidak mengalami kolik, perut kembung, perut keras, muntah, ataupun demam, maka kondisi ini kemungkinan besar tidak berbahaya.

Namun, pada beberapa kasus lainnya, memang benar perubahan pola BAB sebagaimana yang Anda alami bisa disebabkan oleh gangguan medis tertentu. Tidak hanya intoleransi laktosa, keracunan, infeksi saluran cerna, infeksi bakteri atau virus lainnya, malabsorpsi, radang usus, atau juga gangguan keseimbangan vitamin dan mineral lainnya bisa turut mempengaruhi hal ini. Jadi, karena penyebabnya belum tentu akibat intoleransi laktosa, maka penggantian susu formula menjadi susu rendah atau bebas laktosa belum tentu merupakan solusi yang tepat.

Pemberian susu formula rendah atau bebas laktosa bisa dijadikan salah satu solusi bagi bayi yang memang bermasalah dengan intoleransi laktosa. Tidak hanya BAB yang menjadi lebih encer, intoleransi laktosa juga bisa membuat bayi menjadi sering kembung, kerap bersendawa dan buang angin, mengalami kolik, mual, muntah, hingga gangguan status gizi akibat penyerapan nutrisi yang tidak adekuat. Kondisi ini, perlu diperiksakan langsung ke dokter spesialis anak supaya diketahui penanganan terbaiknya. Susu formula yang mengandung rendah atau bebas laktosa tidak lebih baik atau lebih buruk dari susu formula lainnya. Susu formula rendah atau bebas laktosa memang umumnya mengandung lemak lebih sedikit sehingga bisa mempengaruhi pencapaian berat badan bayi. Akan tetapi, selama grafik pertumbuhan bayi masih normal sesuai usianya, maka kondisi ini bukan merupakan kendala berarti. Tidak ada batasan usia khusus kapan baiknya susu rendah atau bebas laktosa dikonsumsi oleh bayi. Namun, idealnya bayi tidak mendapatkan susu tambahan apapun sebelum berusia genap 1 tahun.

Perlu digaris bawahi, bahwa sebaik apapun susu formula, tentu tetap tidak dapat menggantikan kualitas ASI. Sebab itu, menjawab pertanyaan Anda, kami tekankan kembali, sebaiknya Anda memeriksakan bayi Anda langsung ke dokter spesialis anak.

1 minggu yang lalu
Suka
Balas

Hallo Sobat sehat, terima kasih atas pertanyaan nya.

Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh dalam mencerna laktosa, yaitu sejenis gula alami yang terkandung di dalam susu. Kondisi ini bisa terjadi karena sistem pencernaan tidak menghasilkan enzim laktase dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, laktosa yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat dicerna dan menimbulkan masalah pencernaan.

Gejala juga dapat muncul jika bayi minum ASI dari ibu yang mengonsumsi susu. Gejala-gejala tersebut meliputi:


1. Diare

2. Muntah

3. Perut kembung

4. Sakit perut

5. Berat badan tidak bertambah

Perlu diketahui sebelumnya, bahwa feses bayi yang lunak atau encer tidak selalu disebabkan oleh intoleransi laktosa. Kondisi ini bisa merupakan hal yang wajar pada bayi yang masih berusia muda, atau sering disebut juga sebagai diare yang fisiologis. Hal ini terjadi akibat masih sangat sensitifnya saluran pencernaan bayi, sehingga bisa mengalami gangguan motilitas dan gangguan penyerapan nutrisi pada perubahan komposisi ASI tertentu (biasanya berkaitan dengan perbedaan makanan atau minuman yang dikonsumsi sang ibu), atau bila diberikan makanan dan minuman tambahan selain ASI (termasuk susu formula) pada waktu yang terlalu dini (sebelum usia 6 bulan). Selama frekuensi BAB ini masih wajar (tidak lebih dari 3 kali dalam sehari), bayi pun tidak mengalami kolik, perut kembung, perut keras, muntah, ataupun demam, maka kondisi ini kemungkinan besar tidak berbahaya.

Namun, pada beberapa kasus lainnya, memang benar perubahan pola BAB sebagaimana yang Anda alami bisa disebabkan oleh gangguan medis tertentu. Tidak hanya intoleransi laktosa, keracunan, infeksi saluran cerna, infeksi bakteri atau virus lainnya, malabsorpsi, radang usus, atau juga gangguan keseimbangan vitamin dan mineral lainnya bisa turut mempengaruhi hal ini. Jadi, karena penyebabnya belum tentu akibat intoleransi laktosa, maka penggantian susu formula menjadi susu rendah atau bebas laktosa belum tentu merupakan solusi yang tepat.

Pemberian susu formula rendah atau bebas laktosa bisa dijadikan salah satu solusi bagi bayi yang memang bermasalah dengan intoleransi laktosa. Tidak hanya BAB yang menjadi lebih encer, intoleransi laktosa juga bisa membuat bayi menjadi sering kembung, kerap bersendawa dan buang angin, mengalami kolik, mual, muntah, hingga gangguan status gizi akibat penyerapan nutrisi yang tidak adekuat. Kondisi ini, perlu diperiksakan langsung ke dokter spesialis anak supaya diketahui penanganan terbaiknya. Susu formula yang mengandung rendah atau bebas laktosa tidak lebih baik atau lebih buruk dari susu formula lainnya. Susu formula rendah atau bebas laktosa memang umumnya mengandung lemak lebih sedikit sehingga bisa mempengaruhi pencapaian berat badan bayi. Akan tetapi, selama grafik pertumbuhan bayi masih normal sesuai usianya, maka kondisi ini bukan merupakan kendala berarti. Tidak ada batasan usia khusus kapan baiknya susu rendah atau bebas laktosa dikonsumsi oleh bayi. Namun, idealnya bayi tidak mendapatkan susu tambahan apapun sebelum berusia genap 1 tahun.

Perlu digaris bawahi, bahwa sebaik apapun susu formula, tentu tetap tidak dapat menggantikan kualitas ASI. Sebab itu, menjawab pertanyaan Anda, kami tekankan kembali, sebaiknya Anda memeriksakan bayi Anda langsung ke dokter spesialis anak.

1 minggu yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.