🔥 Diskusi Menarik

Inner chil

Misi dok , saya mau tanya ,..

Saya sempat mengalami trauma terhadap orang , dan itu 4 tahun yang lalu,.. Saya selalu menghindari orang orang yang menurut saya seram seperti preman, laki laki yang banyak tato, dan saya tidak bisa mendengar orang berbicara dengan nada tinggi , jika ada yang berbicara dengan nada tinggi meskipun itu bukan bentakan dan itu bukan ke saya, saya selalu ketakutan , dan berakhir menyalahkan diri sendiri .. Saya juga tidak bisa di abaikan /di diami sama orang sekitar , itupun sama kalau di abaikan saya merasa ketakutan untuk menjalani ke depannya..

Itu bagai mana ya dok, sedangkan saya harus bekerja dengan resiko bentakan yang tinggi .. ..

Terimakasih🙏

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
7
2
1

1 komentar

Halo Inna terima kasih untuk pertanyaannya.


Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, maka tidak terlepas dari kondisi lingkungan di mana seseorang berada. Diri pribadi seseorang dan lingkungan akan saling terikat dan saling mempengaruhi. Perlu disadari bahwa bagaimana pun kondisi lingkungan, maka akan mempengaruhi kondisi mental kita. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang mendukung, maka orang tersebut relatif lebih nyaman dalam menjalani keseharian. Sebaliknya, apabila seseorang berada pada lingkungan yang kurang sehat, maka orang tersebut cenderung merasa tidak nyaman, mudah frustasi, bahkan stres, dan menimbulkan dampak buruk lainnya. Dengan demikian, diperlukan evaluasi dan introspeksi diri terhadap kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar.


Emosi negative yang tidak tersalurkan secara tepat, akan mengganggu fungsi dalam menjalani keseharian. Dalam diri individu terjadi proses mental yang saling berkaitan antara pikiran, perasaan, perilaku, dan sensasi tubuh/ fisik. Pada saat seseorang menghadapi situasi/ kondisi, maka akan terjadi proses berpikir, yang kemudian mempengaruhi munculnya emosi (seperti: marah/ kecewa/ sedih/ cemas/ dsb), yang disertai dengan terjadi perubahan sensasi tubuh/ kondisi fisik (seperti: sakit kepala,mudah lelah/ sulit konsentrasi/ napas pendek/ dada terasa sesak/ pundak tegang/ gangguan pencernaan/ dsb), dan termanifestasi ke dalam bentuk perilaku (seperti: sulit konsentrasi/ membentak/ mengomel/ mengganggu pola tidur/ mengganggu pola makan/ menarik diri dari sekitar/ dsb).


Anda perlu memperbanyak waktu berdialog dengan diri sendiri. Dengan melakukan introspeksi secara berkala, maka anda lebih mudah menyadari dan menerima kelebihan dan kelemahan yang anda miliki. Terkadang pikiran kita memikirkan berbagai hal yang seolah-olah yang dialami lebih buruk dari yang sebenarnya terjadi. Anda juga dapat melakukan jurnaling secara berkala sebagai bentu katarsis dan peluapan emosi. Selain itu, anda juga perlu mengembangkan sikap memaafkan dan berterima kasih bagi diri sendiri dan sekitar. Anda telah berupaya menjadi yang terbaik.


Dengan mempertahankan kebiasaan merespon sesuatu dengan berpikir ketakutan akan hal yang belum terjadi, maka kondisi akan bertahan dan intensitasnya bisa saja meningkat sehingga mempengaruhi konsentrasi dan performa anda.


Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar tertangani secara tepat.


2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan