Halo dok...
Anak saya itu kenapa ya dok kok ngga bisa pipis di toilet. Ditahan terus, entah itu pas main atau apapun. Sampai celananya basah
... Lihat Lainnya🔥 Diskusi Menarik
Dok ..saya mempunyai anak laki2 Yanng berumur 13 tahun ...beberapa saat yang lalu ,anak saya ketahuan di malam hari mencoba menyentuh kemaluan saya..apa yang saya harus lakukan ke anak saya dok??
2 komentar
Terbaru
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Terima kasih pertanyaannya.
Peran orangtua amat penting agar anak mendapatkan pendidikan seksual yang pas. Pendidikan seks yang sesuai takarannya sangat penting untuk menghindari gangguan psikologis. Sebab, anak yang terpapar visualisasi seks berlebihan akan terlalu memusatkan diri pada seks. Nah, kalau kondisi itu terjadi pada umur pubertas, orang tua perlu khawatir.
Di fase praremaja ini biasanya anak mempunyai rasa penasaran dan keingintahuan yang kuat. Makanya, orang tua mesti bisa memberikan jawaban dan bimbingan yang tepat. Ironisnya, menurut ahli psikolog keluarga dan anak, di Indonesia kebanyakan orangtua justru malah marah, ketika anaknya bertanya tentang seks atau hal lain yang dianggap tabu di masyarakat. Nah, tindakan ini sebenarnya sungguh tidak tepat. Pasalnya, hal ini bisa melahirkan kesalahan persepsi di pikiran anak.
Usia 13–18 tahun
Nah, ini tahap di mana anak mulai tertarik dengan lawan jenisnya. Maka dari itu, kamu dan pasangan sah-sah saja membahas masalah cinta, keintiman, dan cara mengatur batas dalam hubungan mereka dengan lawan jenis. Tidak sedikit orangtua yang menganggap sepele atau tabu untuk memberikan edukasi seks pada anak dan remaja. Padahal, edukasi seks atau pendidikan seksual sebaiknya dimulai sejak dini. Namun, bagaimana cara memberikan edukasi seks untuk anak dan remaja?
Edukasi seks untuk anak dan remaja
Sebenarnya, anak dan remaja sama-sama membutuhkan edukasi seks sejak dini. Dikutip dari Journal of The American Academy of Pediatrics, baik anak-anak maupun remaja perlu menerima pendidikan yang akurat tentang seksualitas.
Hal ini diperlukan agar mereka mengetahui bagaimana perilaku seksual yang sehat serta mencegah terjadinya pelecehan seksual. Jangan sampai anak Anda telanjur mendapatkan informasi yang kurang tepat seputar seks dari sumber yang tidak dapat dipercaya, misalnya teman sebaya atau internet.
Anak juga perlu tahu bahwa sebagai orangtua, Anda bisa diajak berdiskusi seputar topik tersebut.
Ketika anak sudah diberikan edukasi seks atau pendidikan seksual sejak dini, di masa remaja ia pun tidak merasa canggung dan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Apalagi, ketika anak sekolah sudah memasuki tahap perkembangan remaja, biasanya ia mempunyai pertanyaan yang lebih spesifik mengenai seks.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara menyampaikan dengan tepat baik di usia dini maupun saat masuk usia pubertas.
Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.
Saya memahami bahwa situasi yang Anda hadapi saat ini sangat sensitif dan bisa menimbulkan banyak perasaan campur aduk. Melihat anak Anda yang berusia 13 tahun terlibat dalam perilaku yang mungkin tidak Anda harapkan bisa menjadi pengalaman yang membingungkan dan menakutkan. Penting untuk diingat bahwa anak-anak, terutama pada usia remaja, sedang dalam fase eksplorasi dan penemuan diri yang intens. Mereka sering kali dipenuhi rasa ingin tahu tentang tubuh mereka dan hubungan antar manusia.Dalam situasi ini, pertama-tama, mari kita identifikasi dan analisis apa yang terjadi. Ketika anak Anda mencoba menyentuh kemaluan Anda, ini bisa jadi merupakan ekspresi rasa ingin tahunya yang alami. Anak-anak sering kali tidak sepenuhnya memahami batasan-batasan sosial dan privasi, terutama ketika mereka berada dalam fase perkembangan di mana mereka mulai belajar tentang seksualitas. Ini adalah bagian dari proses belajar mereka, meskipun bisa jadi sangat tidak nyaman bagi orang dewasa yang terlibat.
Dari sudut pandang psikologis, penting untuk memahami bahwa perilaku ini tidak selalu menunjukkan adanya masalah yang lebih besar. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, bisa menimbulkan konsekuensi emosional dan psikologis bagi anak, termasuk kebingungan tentang batasan dan privasi. Oleh karena itu, penting untuk memberikan penjelasan yang sesuai dengan usia dan konteks.
Anda adalah orang tua yang berharga dan memiliki peran penting dalam membimbing anak Anda melalui fase ini. Menghadapi situasi ini dengan tenang dan penuh kasih sayang adalah langkah pertama yang sangat penting. Anda tidak sendirian dalam menghadapi tantangan ini, dan ada banyak cara untuk mendukung anak Anda.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda ambil untuk menangani situasi ini:
Tetap Tenang: Ketika Anda menghadapi situasi ini, penting untuk tetap tenang. Reaksi yang berlebihan bisa membuat anak merasa cemas atau bingung. Cobalah untuk menarik napas dalam-dalam dan berbicara dengan suara yang lembut.
Alihkan Perhatian: Segera setelah kejadian tersebut, alihkan perhatian anak Anda ke aktivitas lain yang menyenangkan. Anda bisa mengajaknya bermain, menonton film, atau melakukan aktivitas yang mereka sukai. Ini bisa membantu mereka melupakan kejadian tersebut dan mengurangi rasa cemas.
Berikan Penjelasan yang Sesuai Usia: Jika anak Anda bertanya tentang apa yang terjadi, berikan penjelasan yang sederhana dan sesuai dengan pemahaman mereka. Anda bisa menjelaskan bahwa tubuh memiliki bagian-bagian yang berbeda dan bahwa ada hal-hal yang hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa. Hindari memberikan informasi yang terlalu banyak sekaligus, dan berikan mereka ruang untuk bertanya.
Pendidikan Seksual: Ini adalah kesempatan yang baik untuk memulai pendidikan seksual yang sehat. Anda bisa menjelaskan tentang batasan, privasi, dan pentingnya menghormati tubuh orang lain. Pastikan untuk menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan tidak membuat anak merasa malu atau bersalah.
Mencari Dukungan Profesional: Jika Anda merasa kesulitan untuk menangani situasi ini atau jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau kebingungan yang berkelanjutan, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional, seperti psikolog anak. Mereka dapat memberikan dukungan dan strategi yang lebih spesifik untuk membantu anak Anda.
Dukungan Emosional: Pastikan anak Anda tahu bahwa mereka dicintai dan diterima. Berikan mereka rasa aman dan yakinkan bahwa tidak ada yang salah dengan mereka. Ini penting untuk menjaga kesehatan mental mereka.
Aktivitas Positif: Ajak anak Anda untuk terlibat dalam aktivitas positif, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial. Ini tidak hanya akan membantu mereka mengalihkan perhatian tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan tumbuh dalam lingkungan yang sehat.
Refleksi dan Pembelajaran: Ingatlah bahwa setiap tantangan dalam hidup adalah kesempatan untuk belajar. Menghadapi situasi sulit ini bisa menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan Anda dengan anak dan membantu mereka memahami batasan serta nilai-nilai yang penting.
Saya ingin menekankan bahwa Anda adalah orang tua yang berharga dan memiliki kemampuan untuk membimbing anak Anda melalui fase ini dengan penuh kasih sayang dan pengertian. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang lain, baik itu teman, keluarga, atau profesional, karena Anda tidak sendirian dalam perjalanan ini.
Akhirnya, ingatlah bahwa setiap orang mengalami kesulitan dalam hidup, dan bagaimana kita menghadapinya yang membentuk karakter kita. Anda memiliki kekuatan untuk membantu anak Anda tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia. Teruslah memberikan dukungan dan kasih sayang, dan percayalah bahwa Anda melakukan yang terbaik untuk mereka.
Related content