blackout challenge dan tantangan di tiktok lainnya

challenge2 sekarang byk yg cukup berbahaya ya, ada bocah2 yang sengaja k tengah jalan utk menyetop truk, sampai ada yang adu tahan napas sampai pingsan (blackout challenge) sampai bikin 7 anak meninggal. Saya mau minta tips dan pendapat teman2 di sini, bagaimana ya caranya agar anak2 tidak gampang ikut serta challenge berbahaya seperti ini? bagaimana kita sbg orang tua mngawasi perkembangan info dan tren2 yang berbahaya seperti ini?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
108
11
3

3 komentar

terima kasih mbak Ririn Nur Abdiah Bahar, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan mbak Yeni Purnama iya betul bgt yaa mesti lebih perhatian sama anak, sering ajak anak ngobrol dan berkegiatan. terlalu dibiarin maen gadget n medsos malah jadi makin sulit mantaunya yaaa..

2 tahun yang lalu
Suka
Balas

Halo Arunika, terima kasih untuk pertanyaannya.


Perkembangan teknologi dengan segala fiturnya yang semakin canggih bertujuan untuk memberikan kemudahan seseorang agar lebih produktif. Namun, tidak bisa dihindari bahwa terdapat dampak negative dibaliknya jika tidak digunakan secara bijak. Tren saat ini bagi sebagian orang mencari popularitas dengan membuat berbagai konten yang diupload di sosial media sehingga menjadi “viral”. Semakin banyak yang tertarik atau menonton konten tersebut, maka akan semakin memberikan kepuasan. Sehingga semakin lama akan menjadi sebuah kebutuhan akan pengakuan dan perhatian.


Remaja merupakan salah satu fase dalam rentang kehidupan. Pada fase ini, remaja identik dengan pencarian jati diri sehingga akan banyak mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya, termasuk melakukan berbagai hal tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Mereka hanya akan fokus pada perasaan senang, dan kebutuhan akan pengakuannya terpenuhi. Sehingga sebagai orang tua, tetap mengambil peran dalam membimbing dan mengarahkan remaja untuk memilih lingkungan pertemanan yang sehat karena pada fase remaja, ia akan lebih dekat dengan peer groupnya dibandingkan dengan orang tua.


Beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk membantu mengarahkan remaja, yaitu ajak mereka berdiskusi mengenai hubungan pertemanan, dengarkan pendapatnya, dan sebaiknya menghindari untuk menghakimi atau memberikan label negatif karena akan menyebabkan mereka menjadi pribadi yang menutup diri dari orang tua. Anda juga sesekali memberikan nasihat ketika anak selesai berbicara. Dengan kata lain, dalam keluarga dibangun pola komunikasi terbuka dan 2 arah. Selain itu, libatkan remaja untuk membuat kesepakatan bersama mengenai aturan penting yang berlaku dalam keluarga sehingga keberadaannya merasa dihargai. Anda juga perlu menegaskan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan konsekuensi yang akan diterima jika melanggar. Dengan demikian, remaja akan memiliki pandangan mengenai pertemanan yang sehat sehingga secara tidak langsung akan membantu remaja dalam mengambil keputusan untuk memilih lingkungan pertemanan. Anda juga dapat mendampingi anak mengenai cara mengelola stres agar tidak dilampiaskan pada perilaku yang menyimpang. Dampingi pula anak dalam menggunakan gadget agar lebih terarah.


Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.


2 tahun yang lalu
Suka
Balas
1

Ini mengkhawatirkan sekali ya.

Saya nggak ada tips sih, cuma sering-sering ngajak ngobrol anak sambil sedikit-sedikit diberi pengertian. Soalnya kan anak-anak yang udah masuk usia remaja punya provasinya sendiri, orang tua nggak bisa semena-mena cek hp anak.


Saya juga tunggu tips dari ortu-ortu lain di sini.

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan