Assalamualaikum dokter . Mohon maaf sebelumnya saya dan anak2 saya adalah korban kdrt yg dilakukan oleh ayah dari anak2

Mungkin ini sudah agak terlambat karena anak2 saya sudah diatas 17 th. Saya selalu merasa bersalah setiap bayangan kekerasan itu terlintas. Saya juga melihat anak2 saya seperti yg dokter diskripsikan di postingan . Apa yg bisa saya perbuat untuk saya dan anak2

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
19
3
3

3 komentar

Bunda tetap membersamai anak-anak, Bunda juga harus tetap positif thinking Semoga semuanya bisa selesai. Semangat bunda

2 tahun yang lalu
Suka
Balas

Halo Lestari Lily, terima kasih untuk pertanyaanya.


Saya bisa memahami kondisi dan rasa bersalah yang sering muncul hingga saat ini akibat pengalaman tersebut. Kejadian tidak menyenangkan yang pernah anda alami bersama anak-anak bisa saja menyebabkan terjadinya trauma psikologis. Seiring berjalannya waktu, terkadang kejadian traumatis tersebut bisa pulih dengan sendirinya. Namun, terkadang juga akan menetap dalam jangka waktu yang lama sehingga mengganggu anda dalam menjalani keseharian saat ini atau merencanakan kehidupan yang akan datang. Adapun reaksi emosi yang ditampilkan setiap individu terhadap kejadian traumatis berbeda-beda, seperti munculnya rasa cemas berlebihan, sedih, takut, marah, benci, dan sebagainya. Selain itu, kondisi fisik dan psikologis bukan hal yang dapat dipisahkan sehingga ketika teringat akan kejadian tersebut akan memunculkan perubahan pada sensasi fisik.

Dengan menyadari kondisi anda saat ini, berarti secara tidak langsung anda menyadari pula kebutuhan akan bantuan tenaga profesional. Ketika pikiran akan kejadian traumatis tersebut muncul, maka akan memicu juga munculnya reaksi emosi negatif tersebut sehingga membuat anda merasa tidak nyaman. Pada saat kondisi tersebut terjadi, anda dapat melakukan relaksasi pernapasan (focus pada napas masuk dan napas keluar) sehingga menjadi lebih rileks, tenang dan dapat berpikir jernih kembali. Selain itu, sebaiknya anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri, karena adanya proses penerimaan dapat membantu anda lebih mudah untuk pulih dari kejadian traumatis. Anda juga dapat mencoba mengembangkan kemampuan memaafkan terhadap diri sendiri, lingkungan dan pasangan yang menyebabkan anda mengalami kejadian traumatis tersebut. Dengan demikian, anda dapat lebih siap mendampingi buah hati anda melewati prosesnya juga.

Untuk membina hubungan sehat dalam keluarga diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat, hangat, dan terbuka. Anda dan anggota keluarga lainnya perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi, juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena dengan pola komunikasi yang baik dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut dan membuat anak menjadi lebih terbuka dengan kondisinya.

Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda ke psikolog/ psikiater, demikian pula dengan buah hati anda, atau bisa juga melakukan konseling keluarga bersama psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah agar kondisi anda segera tertangani dengan tepat.

2 tahun yang lalu
Suka
Balas

Semoga lekas teratasi ya mom

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan