Dok knp ya akhir2 ini sy sering merasa kesepian? Ketika sdr sy berubah dr asalnya sering perhatian tp stlh dia pny sgalanya dia jd beda jarang perh
... Lihat LainnyaApakah saya harus ke psikolog???
Halo dok, mohon arahannya...
Saya menjalin hubungan dengan pasangan saya sudah 6 bulan ini, dan saya merasa mengalami perubahan dan keseharian saya mulai dari overthinking tentang perselingkuhan pasangan, sering emosi berlebihan ketika pasangan membuat kesalahan, apakah cara mengatasi nya harus konsultasi ke psikolog dok? Karena sudah benar2 menganggu keseharian saya dan saya tidak bisa memikirkan solusi nya. Terima kasih semoga dijawab
1 komentar
Terbaru
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.
Setiap pasangan mengharapkan hubungan yang harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri terkadang juga permasalahan turut hadir, tetapi hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar terjadi. Keharmonisan dalam sebuah hubungan merupakan tanggung jawab keduanya.
Perlu diketahui bahwa cinta merupakan salah satu emosi positif yang memunculkan perasaan bahagia, menghargai, serta adanya keinginan untuk tumbuh berproses bersama. Sedangkan obsesi adalah emosi negatif yang mementingkan kepuasan akan keinginan dan ego semata. Perbedaan lainnya antara cinta dan obsesi, yaitu perasaan cinta akan membuat seseorang lebih tenang dalam menjalani hubungan karena dilandasi rasa percaya, sedangkan obsesi akan menimbulkan rasa curiga dan disertai dengan tuntutan yang mengekang.
Dengan menyadari perbedaan cinta dan obsesi, maka akan membantu anda dalam bersikap terhadap pasangan. Anda perlu meluangkan waktu lebih banyak lagi mengenali kekhawatiran yang muncul dibalik perilaku dan pikiran anda. Anda dapat menanyakan kembali hal tersebut kepada diri sendiri mengenai seberapa penting pikiran, dan perilaku tersebut dipertahankan. Apabila kondisi tersebut berlangsung secara berlebihan, maka akan membuat pasangan menjadi tidak nyaman dan hubungan akan menjadi renggang.
Dalam menjalani hubungan yang harmonis perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang anda alami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi, sehingga juga dapat saling menghargai.
Hal yang dapat anda lakukan untuk mengelola kondisi tersebut, yaitu anda perlu mengenali situasi yang memicu anda memunculkan pikiran tersebut, apabila kebingungan maka anda dapat menuliskannya pada kertas sehingga terlihat lebih jelas pemicunya, serta kenali juga emosi/ perasaan anda yang muncul saat itu. Lalu anda juga dapat menyadari dan mengevaluasi kembali pikiran yang sering muncul dengan menanyakan ke diri anda mengenai pikiran tersebut “apakah hal yang dikhawatirkan merupakan fakta yang akan terjadi atau hanya asumsi anda saja?”, sehingga anda dapat melihat secara objektif sumber pikiran anda. Jangan lupa untuk melatih diri berpikir positif dan lebih rasional. Anda dapat menuangkan seluruh pikiran dan perasaan anda melalui menulis jurnal harian secara berkala, sehingga anda dapat lebih mengenali kondisi diri anda sendiri. Selain itu, anda dapat melakukan relaksasi pernapasan untuk membuat diri anda rileks dan tenang, serta meminimalisir bersikap reaktif terhadap diri sendiri atau ke pasangan. Anda tidak perlu ragu atau malu untuk meminta dukungan dan bantuan dari orang terdekat anda untuk menyelesaikan permasalahan yang anda alami.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri anda atau melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.