Timbul ruam merah di dagu dengan bintil putih seperti jerawat, mungkin mirip herpes zooster
Dok, saya Perempuan (27 th) memiliki keluhan di bagian dagu timbul lesi ruam merah dengan bintil putih seperti jerawat, seperti ada isiannya berwarna kuning. Sensasinya dengan rasa panas, seperti terbakar, tebal, dan kering. Dok, sebelumnya saya juga pernah mengalami Herpes Zooster, tetapi letak sakitnya di bagian pinggul, karena digigit hewan dan dahulu saya obati dengan Acyclovir Salep. Saya juga memiliki riwayat Rhinitis Alergi, apakah itu juga saling berpengaruh ya dok? Untuk penanganan dan pengobatan apakah harus memakai antibiotik hanya obat luar, atau dengan obat oral? Mohon pencerahannya dok, apakah ada pantangan makanan untuk saya? Terima kasih dokter
























Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.
Dilihat dari gejala dan penampang lukanya, betul itu merupakan herpes zooster atau cacar api. Cacar api atau herpes zoster adalah infeksi lanjutan dari virus penyebab cacar air. Artinya, Anda mungkin dapat mengalami cacar api jika sudah pernah terjangkit cacar air. Ciri-ciri cacar api sama dengan gejala cacar air, yaitu ruam berupa bintik-bintik merah di kulit. Bedanya, pola penyebarannya berkumpul pada satu bagian.
Cacar api merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh rea-aktivasi virus Varicella-zoster. Virus yang termasuk ke dalam keluarga virus herpes ini merupakan penyebab dari cacar air. Dengan kata lain, penyakit cacar api hanya bisa muncul pada orang yang sebelumnya pernah terinfeksi cacar air. Namun, penderita herpes zoster bisa menularkan virus ini pada orang lain. Pada orang yang belum pernah terinfeksi, saat tertular ia tidak mengalami cacar api melainkan cacar air. Setelah sembuh dari cacar air, virus ini sebenarnya tidak menghilang, tapi tetap tinggal di dalam tubuh. Virus menetap dan bersembunyi di antara sel-sel saraf, tetapi tidak aktif memperbanyak diri atau di-istilahkan sebagai virus dorman. Virus yang semula dorman bisa aktif kembali dan menimbulkan gejala herpes zoster. Penyebab mengapa virus Varicella-zoster kembali menginfeksi tubuh sebenarnya belum bisa diketahui secara pasti. Dari kebanyakan kasus, herpes zoster sebagian besar terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun. Salah satu penelitian dalam The Science Journal of the Lander College juga memperoleh kaitan antara re-aktivasi virus dengan kondisi sistem imun yang melemah. Oleh karena itu, orang-orang usia usia lanjut yang sistem imunnya tidak lagi bekerja optimal lebih berisiko tinggi untuk mengalami re-aktivasi.
Ciri-ciri awal cacar api
Virus yang kembali aktif akan masuk ke dalam saraf kulit dan menyebabkan rasa nyeri dan sensasi panas pada permukaan kulit yang terdampak. Rasa nyeri akan muncul pada bagian depan tubuh, seperti wajah, dada, perut hingga tangan dan kaki. Ciri-ciri seperti ini merupakan gejala khas dari cacar api yang membedakannya dengan gejala cacar air. terkadang rasa nyeri pada saraf kulit ini diikuti dengan rasa kebas atau rasa gatal pada salah satu sisi tubuh. Jika penyakit ini terjadi pada anak-anak, biasanya gangguan rasa nyeri yang muncul tidak terlalu parah. Penderita juga biasanya merasakan beberapa gangguan kesehatan lainnya di fase awal infeksi. Selain rasa nyeri di kulit, ciri-ciri awal cacar air yang bisa dialami adalah:
- demam,
- nyeri otot dan sendi,
- sakit kepala,
- kelelahan, dan
- sakit perut.
perkembangan gejala ruam pada herpes zoster akan melalui fase seperti berikut ini.
- Ruam berupa bintik-bintik merah yang berkumpul di salah satu bagian kulit.
- Rasa gatal dan nyeri yang kuat muncul dari dalam kulit.
- Ruam berubah menjadi lepuhan kulit yang terisi cairan (lenting).
- Lenting mengering dan membentuk keropeng.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami ciri-ciri cacar api yang disebutkan di atas, segerakan untuk memeriksakan diri ke dokter terutama ketika mengalami kondisi seperti:
- Gejala cacar api muncul di dalam mata.
- Termasuk ke dalam kelompok berisiko: berumur di atas 60 tahun, ibu hamil, memiliki sistem imun yang lemah, mengalami stres, dll.
- Ruam menyebar hampir ke seluruh tubuh.
Beberapa jenis obat golongan antivirus untuk cacar api yaitu:
- Konsumsi Obat -> Guna membantu menghentikan infeksi, dokter akan memberikan obat antivirus. Jenis obat yang digunakan adalah acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir. Pemberian obat ini juga dikatakan membantu mencegah terjadinya komplikasi. Selain itu, dokter juga mungkin memberikan obat untuk membantu meredakan nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen.
- Kompres Air Dingin -> Ruam akibat cacar api akan terasa sangat gatal. Bahkan, gatalnya bisa sangat mengganggu. Nah, untuk membantu mengurangi rasa gatal, kamu bisa mengompres area ruam dengan menggunakan air dingin. Tak hanya membantu mengurangi gatal, kompres air dingin juga membantu menjaga ruam atau bintil tetap bersih. Menggaruknya hanya akan meninggalkan bekas luka, jadi sebaiknya kamu tidak melakukannya.
- Menggunakan Losion Calamine -> selain kompres dingin, rasa gatal karena cacar api juga bisa dilakukan dengan mengoleskan losion calamine pada area tubuh yang gatal. Supaya hasilnya lebih maksimal, sebaiknya oleskan losion setelah mandi, saat kulit tubuh masih terasa lembap.
- Penuhi Asupan Nutrisi -> Lemahnya daya tahan tubuh membuat cacar api bisa semakin buruk dan tidak kunjung sembuh. Jadi, kamu juga harus memastikan bahwa tubuh mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan. Pilih makanan yang kaya vitamin A, B12, dan asam amino jenis lysine untuk membantu meningkatkan imunitas. Pilihan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi seperti tomat, jeruk, sayuran hijau, susu, telur, daging, dan kacang-kacangan. Hindari konsumsi makanan dengan kandungan gula yang tinggi, makanan berlemak, atau makanan karbohidrat olahan.
Namun apabila keluhan anda semakin menyebar, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk penanganan lebih lanjut.
Rinitis alergi atau hay fever adalah salah satu bentuk peradangan lapisan dalam hidung yang muncul ketika Anda menghirup alergen (zat penyebab alergi). Kondisi ini merupakan hasil reaksi berlebihan tubuh dalam merespons alergen yang masuk ke dalam tubuh. Bagi banyak orang, rinitis alergi mungkin lebih umum dikenal sebagai pilek alergi atau alergi musiman. Reaksi alergi ini dapat bertambah parah pada musim-musim tertentu dalam setahun, atau berkembang menjadi alergi yang muncul sepanjang tahun.
Dikutip dari Mayo Clinic, gejala rinitis alergi (hay fever) yang paling umum muncul adalah:
- hidung meler dan tersumbat,
- mata berair, gatal, dan merah (konjungtivitis alergi atau alergi mata),
- bersin,
- batuk,
- hidung, langit-langit mulut, atau tenggorokan terasa gatal,
- kulit di bawah mata bengkak, berwarna biru, serta
- kelelahan.
Gejala rinitis alergi juga mempunyai banyak kemiripan dengan pilek. Akan tetapi, ada perbedaan antara keduanya, yakni:
- Rinitis alergi, menyebabkan hidung meler dengan lendir yang cair, serta tidak ada demam. Gejala akan terus muncul selama Anda terkena alergen.
- Pilek biasa, menyebabkan meler dengan cairan yang cair atau kental berwarna kekuningan. Ada pula gejala demam dan pegal linu yang muncul tiga hari setelah terkena virus.
Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter apabila:
- mengalami reaksi alergi parah atau anafilaksis,
- pengobatan yang dulunya efektif tidak lagi bekerja, dan
- gejala yang muncul tidak berpengaruh pada pengobatan yang diberikan.
Rinitis umumnya terjadi saat Anda menghirup alergen berupa:
- serbuk bunga,
- rumput,
- debu dan tungau,
- spora jamur dan lumut,
- bulu, urine, liur, dan ketombe hewan,
- asap rokok,
- polusi, serta
- parfum.
Berikut adalah pengobatan yang dapat Anda pilih:
1. Obat-obatan berguna untuk mengurangi gejala yang muncul. Beberapa obat rinitis alergi yang umum diresepkan oleh dokter adalah sebagai berikut.
- Antihistamin. Obat ini bekerja dengan menghambat produksi histamin sehingga gejala alergi dapat berkurang.
- Dekongestan. Salah satu obat yang dapat mengatasi hidung mampet adalah dekongestan, tapi penggunaannya tidak boleh melebihi 3 hari.
- Obat semprot kortikosteroid. Efektif untuk mengobati alergi musiman. Obat ini membantu mencegah dan mengobati hidung yang gatal.
- Cromolyn sodium. Obat ini tersedia bebas dalam bentuk semprotan hidung. Fungsinya untuk meringankan gejala dan mencegah pelepasan histamin.
- Montelukast. Obat ini berfungsi untuk menghambat leukotrien, yaitu zat kimia dalam sistem imun yang menyebabkan gejala alergi berupa lendir berlebihan.
- Ipratropium. Obat ini tersedia dalam bentuk semprotan cuci hidung dan membantu meringankan pilek parah dengan mencegah produksi cairan berlebih.
- Kortikosteroid oral. Pil kortikosteroid seperti prednison kadang digunakan untuk meredakan gejala alergi parah.
2. Suntikan alergi -> Suntikan alergi atau imunoterapi merupakan salah satu metode pengobatan untuk rinitis alergi parah. Pengobatan ini dilakukan dengan memberikan suntikan alergen secara berkala hingga gejala terkendali.
3. Imunoterapi sublingual -> Pengobatan ini mirip dengan suntikan alergi, tapi zat alergen tidak disuntikkan. Alergen akan diletakkan di bagian bawah lidah Anda. Terdapat risiko efek samping berupa gatal pada mulut atau telinga serta iritasi tenggorokan.
Apabila gejala rhinitis alergi semakin parah, anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis THT untuk penobatan lebih lanjut.
Sekian dan Terima Kasih
Herpes simplex dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang berbeda dan memiliki karakteristik ruam yang khas. Herpes zoster umumnya muncul sebagai garis lecet di satu sisi tubuh, sedangkan herpes simplex (terutama HSV-1) sering muncul di area mulut atau wajah. Pengobatan untuk herpes adalah dengan obat antivirus seperti acyclovir atau valacyclovir, yang dapat membantu mengurangi gejala dan mempercepat penyembuhan, namun tidak dapat menyembuhkan penyakit secara total. Mengenai pertanyaan Anda tentang antibiotik, penggunaannya akan tergantung pada hasil pemeriksaan dokter. Jika ada indikasi infeksi bakteri sekunder pada lesi kulit, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik, baik topikal maupun oral. Untuk riwayat rhinitis alergi Anda, umumnya tidak ada kaitan langsung dengan timbulnya lesi herpes di dagu. Demikian pula, tidak ada pantangan makanan khusus yang terbukti secara ilmiah untuk kondisi herpes. Oleh karena itu, langkah terbaik adalah berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kulit agar dapat dilakukan pemeriksaan fisik dan penentuan diagnosis yang tepat, sehingga penanganan yang sesuai dapat diberikan.
Related content