Keluar darah saat hamil 3 bulan

Halo dokter izin tanya kalau keluar darah kayak haid hanya sekali di usia kandungan 3 bulan apa bahaya atau tidak ?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
1
2

2 komentar

Hallo Thalia Ammarillys, terima kasih atas pertanyaan nya.

Keluar darah seperti haid sekali saja pada usia kehamilan 3 bulan perlu diwaspadai, meskipun belum tentu berbahaya. Namun, tetap penting untuk diperiksa karena:


Kemungkinan penyebabnya

  1. Perdarahan implantasi yang terlambat (jarang terjadi di usia 3 bulan, tapi bisa saja).
  2. Perubahan hormonal (misalnya tubuh "lupa" bahwa sudah hamil dan melepaskan sedikit darah).
  3. Serviks sensitif, misalnya setelah berhubungan atau pemeriksaan dalam.
  4. Infeksi vagina atau serviks.
  5. Tanda awal keguguran atau ancaman keguguran — ini yang perlu diwaspadai.
  6. Plasenta previa atau solusio plasenta (gangguan letak atau lepasnya plasenta).


Kapan harus segera ke dokter:

  • Darah merah segar dan banyak seperti haid biasa.
  • Disertai nyeri perut/kram yang terus-menerus.
  • Keluar gumpalan atau jaringan.
  • Disertai demam, pusing, atau lemas.
  • Keluar terus menerus walau tidak banyak.


Jika hanya keluar sedikit dan berhenti:

Tetap sebaiknya periksa ke dokter kandungan atau puskesmas untuk USG, agar bisa memastikan janin dalam kondisi baik (detak jantung, plasenta, dll). Lebih baik berjaga-jaga.

20 jam yang lalu
Suka
Balas
Keluarnya darah saat hamil 3 bulan, meskipun hanya sekali, tetap perlu diwaspadai. Perdarahan saat hamil tidak sama dengan menstruasi dan bisa disebabkan oleh berbagai kondisi:

Pada usia kehamilan 3 bulan, beberapa penyebab perdarahan yang mungkin terjadi antara lain:

  • Perubahan serviks: Serviks lebih sensitif dan mudah berdarah karena peningkatan aliran darah.
  • Kehamilan ektopik: Meskipun jarang terjadi pada usia kehamilan 3 bulan, kehamilan ektopik (sel telur yang berkembang di luar rahim) bisa menyebabkan perdarahan.
  • Keguguran: Perdarahan setelah 13 minggu bisa menjadi tanda keguguran, sering disertai nyeri.
  • Masalah pada plasenta: Kondisi seperti plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta (plasenta terlepas dari dinding rahim) dapat menyebabkan perdarahan dan sakit perut.
  • Kondisi lainnya: Seperti ruptur uteri (robekan rahim), hamil anggur (massa abnormal di rahim), dan inkompetensi serviks (leher rahim yang lemah). Meskipun perdarahan bisa disebabkan oleh kondisi yang tidak membahayakan, penting untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat. Terutama jika perdarahan banyak atau disertai gejala lain seperti kram perut, nyeri hebat, atau demam tinggi. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan keselamatan ibu dan janin.
1 hari yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan