Ibu Hamil Sesak Napas Saat Tidur

Saat hamil, berat badan yang bertambah serta perut membesar merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini bisa membuat merasakan keluhan saat hamil seperti jadi lebih mudah lelah hingga sesak napas saat beraktivitas. Apakah itu hal yang wajar? Dan apa penyebab ibu hamil sesak napas saat tidur? Terima kasih

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
3
2

2 komentar

Hallo Sobat sehat, terima kasih atas pertanyaan nya.

Sesak napas merupakan kondisi saat merasa sulit untuk bernapas dan tidak mendapat asupan udara yang cukup. Pada ibu hamil, sesak napas bisa disebabkan oleh beragam hal, seperti akibat perubahan tubuh di masa kehamilan dan kondisi medis tertentu.

Ada beberapa penyebab sesak napas bisa terjadi masa kehamilan, yaitu:

  • Bertambahnya ukuran rahim yang membuat tekanan pada diafragma yang dapat mengganggu pernapasan
  • Peningkatan hormon progesteron selama kehamilan yang menstimulasi pusat pernapasan di otak, sehingga membuat ibu hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam
  • Posisi bayi dalam kandungan yang masih tinggi, hamil anak kembar, dan volume cairan ketuban yang terlalu banyak

Selain karena kehamilan, ada pula sesak napas yang disebabkan oleh masalah kesehatan, yaitu:

Oleh karena itu, Bumil disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami sesak napas, terlebih bila disertai beberapa gejala berikut ini:

  • Nyeri pada bagian dada dan nyeri ketika bernapas
  • Denyut nadi cepat
  • Jantung berdebar-debar
  • Wajah pucat
  • Area sekitar bibir dan jari-jemari membiru
  • Batuk terus-menerus, batuk berdarah, atau batuk yang disertai demam
  • Sulit bernapas ketika berbaring
  • Rasa takut tidak mendapat oksigen yang cukup
  • Pingsan


1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Ya, sesak napas saat hamil adalah hal yang wajar terjadi. Selama kehamilan, tubuh mengalami perubahan hormonal dan fisik yang dapat mempengaruhi sistem pernapasan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ibu hamil mengalami sesak napas saat tidur antara lain:
  1. Perubahan hormonal: Selama kehamilan, kadar hormon progesteron meningkat. Hormon ini dapat mempengaruhi sistem pernapasan dengan melemaskan otot-otot di sekitar paru-paru dan mempengaruhi pernapasan.

  2. Perubahan posisi rahim: Perkembangan janin yang semakin besar menyebabkan rahim membesar dan menekan diafragma (otot pernapasan utama). Hal ini dapat mengurangi kapasitas paru-paru dan menyebabkan sesak napas.

  3. Peningkatan volume darah: Selama kehamilan, volume darah dalam tubuh meningkat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan aliran darah ke paru-paru dan menyebabkan sesak napas.

  4. Anemia: Anemia atau kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan sesak napas saat hamil. Kekurangan zat besi dapat mengurangi kemampuan darah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

  5. Kondisi medis lainnya: Beberapa kondisi medis seperti asma, penyakit jantung, atau gangguan pernapasan lainnya juga dapat menyebabkan sesak napas saat hamil.

Untuk mengatasi sesak napas saat tidur, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Tidur dengan posisi yang nyaman: Cobalah tidur dengan posisi miring ke samping, dengan bantal penyangga di antara kaki dan di bawah perut untuk mengurangi tekanan pada rahim dan memudahkan pernapasan.

  2. Hindari aktivitas yang melelahkan: Hindari aktivitas yang membutuhkan banyak energi dan istirahat yang cukup untuk mengurangi kelelahan dan sesak napas.

  3. Jaga kebersihan udara: Pastikan udara di sekitar Anda bersih dan bebas dari iritan seperti asap rokok atau debu yang dapat memperburuk sesak napas.

  4. Konsultasikan dengan dokter: Jika sesak napas saat hamil terus berlanjut atau semakin parah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan saran atau pengobatan yang sesuai.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap kehamilan adalah unik, dan jika Anda memiliki kekhawatiran atau gejala yang tidak biasa, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mendapatkan penilaian yang tepat.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan