2. Otot mulai kaku
Saat otak dan otot sudah kembali terhubung melalui proses neuroplastisitas, kelenturan otot juga akan mulai pulih.
Namun, kemampuan pergerakan otot pada tahap ini masih bergantung pada kekuatan sinyal yang dikirimkan dari otak ke otot.
Sinyal tersebut yang mengirimkan perintah bagaimana otot harus bergerak. Jika sinyal yang dikirimkan terlalu lemah, maka pergerakan otot masih akan terganggu atau bahkan kaku.
Pada tahap ini, Anda umumnya masih mengalami kekakuan otot yang disebut juga dengan spastisitas.
Walau dapat terasa tidak nyaman karena membatasi pergerakan tubuh, otot yang kaku dapat menjadi ciri-ciri selanjutnya kalau stroke mau sembuh.
Ini artinya sudah ada jaringan yang terhubung antara otak dan otot, tetapi perlu terus dilatih untuk meningkatkan sinyal yang dikirim.
3. Peningkatan kekakuan otot
Pada tahap ketiga ini, kekakuan otot akan semakin meningkat. Jika tidak ditangani, kekakuan otot bisa bertambah parah, bahkan hingga menyebabkan kontraktur.
Kontraktur adalah kondisi ketika sendi menjadi kaku dan tidak dapat digerakan.
Untuk meredakan otot yang kaku, Anda perlu terus melakukan latihan pergerakan tubuh.
Meski terasa tidak ada perkembangan atau malah bertambah parah, kekauan otot yang meningkat justru bisa menjadi ciri-ciri stroke mau sembuh.
Sebab, kekakuan otot tersebut menjadi pertanda adanya peningkatan jaringan hubungan antara otak dan otot.
Terkadang, otot dapat terasa sangat kaku hingga membatasi kegiatan latihan Anda.
Bila diperlukan, terutama jika timbul rasa sakit, dokter mungkin akan memberi suntikan botoks untuk membantu meredakan kekakuan sementara, dilansir dari Journal of the Neurological Sciences.
Walau gejala dapat terasa cukup reda setelah suntik botox, pastikan Anda tetap melakukan latihan untuk meningkatkan efektivitas obat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar