backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Pohon Dewandaru, Kenali 7 Manfaat dan Efek Sampingnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 11/04/2023

Pohon Dewandaru, Kenali 7 Manfaat dan Efek Sampingnya

Pernahkah Anda mendengar pohon yang punya arti nama “mendatangkan wahyu dewa”? Ini adalah pohon dewandaru yang dikenal juga dengan nama ceremai belanda atau asam selong. Pohon dewandaru bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal, terutama pada bagian buah dan daunnya. 

Apa itu dewandaru?

Pohon dewandaru memiliki nama latin Eugenia uniflora. Di Indonesia, tanaman ini tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra.

Pohon ini tingginya lebih dari 5 meter dengan batang berkayu. Daunnya berbentuk lonjong dan runcing dengan panjang 5 cm dan lebarnya sekitar 4 cm.

Bunganya berwarna putih kecil. Buahnya berbentuk bulat berukuran 1,5 cm dan memiliki ruas menyerupai bunga. Warna buahnya merah, oranye, kuning, dan hijau. Bijinya keras, kecil, dan berwarna cokelat.

Manfaat pohon dewandaru

Berikut manfaat tanaman dewandaru, mulai dari daun hingga buahnya.

1. Menurunkan tekanan darah

daun dewandaru untuk hipertensi

Ekstrak daun dewandaru berpotensi menurunkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Daun ini mengandung senyawa fitonutrien atau senyawa khas tanaman, seperti flavonoid, saponin, dan tanin. 

Ketiga kandungan ini bisa memperlebar pembuluh sehingga aliran darah pun lancar. Efeknya, jantung pun memompa darah dengan lancar dan tekanan darah pun terjaga. 

Selain itu, ketiga kandungan ini menghambat senyawa angiotensin II, yaitu senyawa yang bisa mengecilkan pembuluh darah dan memicu hormon peninggi tekanan darah.

2. Mengurangi kadar kolesterol

Manfaat pohon dewandaru ini berasal dari buahnya. Studi terbitan Biomedicine & Pharmacotherapy (2017) menemukan bahwa ekstrak buah dewandaru mengurangi kadar kolesterol jahat. 

Ekstrak buah ini mengandung antosianin, flavonoid, dan fitonutrien lainnya yang bisa mengurangi kadar lemak di dalam darah, termasuk lemak dari kolesterol.

Kandungan polifenol pada buah dewandaru juga melindungi tubuh dari radikal bebas yang juga bisa memicu kenaikan kolesterol jahat.

3. Mengobati diare

Daun dewandaru mengandung berbagai senyawa fitonutrien, seperti saponin, tanin, terpenoid, dan flavonoid. 

Senyawa ini berpotensi melawan bakteri penyebab diare, seperti Bacillus cereus, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa.

Namun, studi ini masih diuji coba di laboratorium, bukan manusia yang mengonsumsi daun atau air rebusannya. Jadi, khasiat daun sebagai obat tradisional untuk diare perlu dikaji lebih lanjut.

4. Mengatasi rematik

Rematik alias artritis rematoid terjadi akibat adanya peradangan di sendi. Hal ini menimbulkan rasa nyeri dan sendi kaku. 

Daun dari pohon dewandaru kerap dimanfaatkan untuk mengurangi nyeri sendi secara alami. Daun ini bersifat antiradang karena adanya kandungan flavonoid. 

Namun, penelitian yang menguji manfaat pohon dewandaru ini masih terbatas.

5. Mengendalikan gula darah

Daun dan buah dari pohon dewandaru telah digunakan sejak lama sebagai obat herbal untuk menurunkan gula darah. Keduanya mengandung flavonoid serta vitamin A, C, dan E yang berperan sebagai antioksidan. 

Selanjutnya, antioksidan ini menangkal radikal bebas yang bisa merusak pankreas. Bila pankreas terlindungi, produksi insulin pun berjalan lancar dan kadar gula darah menurun. 

Meski demikian, tanaman ini tidak bisa dijadikan sebagai obat pengganti dari dokter karena studi mengenai manfaatnya masih terbatas.

6. Menurunkan demam

Manfaat buah dari pohon dewandaru juga berpotensi menurunkan suhu saat demam.

Kandungan flavonoid menghambat senyawa siklooksigenase dan lipoksigenase di tubuh. Siklooksigenase dan lipoksigenase merupakan senyawa penanda peradangan yang bisa memicu demam.

Lagi-lagi, studi terkait manfaat ini masih terbatas sehingga Anda tidak bisa menggunakannya sebagai satu-satunya obat demam alami.

7. Menurunkan risiko kanker

Daun dari pohon dewandaru berpotensi menurunkan risiko kanker. Ekstrak daunnya menghambat aktivitas sel kanker serviks.

Selain itu, ekstraknya menghambat berkumpulnya sel-sel tumor. Tak hanya itu, ada potensi ekstrak daunnya yang membantu menghancurkan sel-sel kanker. 

Namun, para ahli menyatakan bahwa manfaat ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Hingga kini daun dewandaru belum bisa digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk kanker serviks.

Efek samping pohon dewandaru

Hingga saat ini, belum ada penelitian terkait efek samping pohon dewandaru terbatas. Hanya saja, ada kemungkinan reaksi alergi yang timbul. Berikut gejala yang bisa Anda alami.

  • Ruam.
  • Bentol-bentol.
  • Gatal.
  • Sesak napas.
  • Diare,
  • Mual atau muntah.
  • Dalam kasus yang lebih parah, reaksi alergi bisa mengancam nyawa atau anafilaksis. Ketahui gejala anafilaksis berikut.

    • Biduran.
    • Pembengkakan pada mata, tangan, dan kaki.
    • Pusing.
    • Pembengkakan pada mulut, tenggorokan, bibir, dan lidah.
    • Sesak napas.
    • Mengi.
    • Sakit perut, mual, dan muntah.
    • Pingsan dan tak sadarkan diri.

    Cara memanfaatkan dewandaru

    cara pakai daun dari pohon dewandaru sebagai teh herbal

    Anda bisa mengonsumsi bagian pohon dewandaru, seperti buah dan daunnya. 

    Buah bisa dikonsumsi tanpa perlu diolah, sedangkan daunnya bisa dicuci bersih dan direbus selama beberapa menit untuk dikonsumsi sebagai teh herbal.

    Hanya saja, hingga saat ini belum ada takaran persis konsumsi air rebusan daun dalam sehari.

    Anda juga bisa mengonsumsi daun dewandaru dalam bentuk suplemen. Pastikan Anda mengikuti anjuran pakai yang tertera di kemasan.

    Selalu beli suplemen yang terdaftar BPOM agar terhindar dari obat herbal berbahaya.

    Kesimpulan

    Umumnya, bagian pohon dewandaru yang dikonsumsi adalah buah dan daunnya. Ada berbagai fitonutrien yang bermanfaat bagi kesehatan. Hanya saja, manfaat tersebut sebagian besar masih diuji pada hewan atau laboratorium. Anda sebaiknya tidak mengandalkannya sebagai satu-satunya obat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 11/04/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan