Sebelum menjalani laparoskopi, Anda sebaiknya tidak makan atau minum setidaknya selama 8 jam sebelum operasi berlangsung. Sebagian besar laparoskopi termasuk prosedur rawat jalan sehingga Anda tidak perlu menginap di rumah sakit terlebih dahulu.
Prosedur laparoskopi dilakukan dengan menggunakan sebuah tabung panjang dan tipis dengan kamera di ujungnya, atau disebut dengan laparoskop. Selama laparoskopi, alat tersebut akan dimasukkan ke dalam perut melalui sayatan kecil yang ditempatkan di bawah pusar.
Ketika endometriosis atau jaringan parut ditemukan, dokter kemudian akan mengangkat jaringan atau melakukan pemanasan (ablasi endometrial) untuk menghancurkan jaringan. Setelah operasi selesai, sayatan lalu ditutup dengan beberapa jahitan.
Karena sayatan yang diberikan hanya kecil, maka efek laparoskopi tidak banyak menimbulkan rasa sakit, bahkan beberapa pasien boleh pulang di hari yang sama setelah operasi. Meskipun operasi endometriosis dengan laparoskopi dapat membantu meringankan gejala, gejala endometriosis dapat kambuh sewaktu-waktu.
Efek samping dan risiko komplikasi dari laparoskopi
Sama seperti operasi pada umumnya, laparoskopi juga dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti mual, muntah, kelebihan gas di perut, perdarahan vagina ringan, nyeri di tempat sayatan, dan suasana hati yang tidak stabil.
Anda dianjurkan untuk menghindari berbagai aktivitas berat setelah melakukan laparoskopi, misalnya latihan fisik intens, mengangkat beban berat, dan berhubungan seksual. Anda diperbolehkan untuk kembali berhubungan seksual setelah 2-4 minggu dari operasi, tapi konsultasikan terlebih dulu dengan dokter untuk memastikan kesiapan fisik Anda.
Komplikasi operasi laparoskopi jarang terjadi. Namun, tetap ada kemungkinan komplikasi seperti infeksi kandung kemih atau rahim, perdarahan, dan kerusakan usus atau kandung kemih. Oleh karena itu, penuhi asupan nutrisi dan cairan Anda sembari istirahat yang cukup untuk mempercepat proses pemulihan. Jangan lupa untuk rutin memeriksakan diri ke dokter untuk mengontrol hasil operasi.

Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar