Orgasme adalah kenikmatan yang paling dicari saat berhubungan seks. Bahkan banyak yang bilang kalau seks tidak sampai orgasme itu artinya bukan seks. Meski begitu, beberapa orang bisa sampai pingsan setelah orgasme, padahal tidak sedang bermain peran juga tidak terlibat seks “kasar’ yang melibatkan cekik-mencekik ala BDSM. Anda pernah mengalaminya? Kira-kira apa penyebabnya, ya?
Kenapa bisa pingsan setelah orgasme?
Kebanyakan orang mungkin hanya tahu seks itu enak, tapi tidak tahu apa yang membuatnya terasa enak. Sebelum mencapai kenikmatan duniawi itu, Anda akan lebih dulu melewati berbagai perubahan fungsi tubuh.
Dari menit pertama rangsangan sampai detik-detik menuju orgasme, jantung akan berdebar lebih cepat untuk memompa darah sehingga menyebabkan aliran darah semakin deras. Semakin jantung berdetak kencang maka tekanan darah juga ikut meningkat.
Di sisi lain, ketika lebar pembuluh darah paru tidak dapat menampung derasnya aliran darah dari jantung, paru-paru tidak bisa mengembang sempurna untuk menampung oksigen yang Anda hirup. Hal ini akan menyebabkan Anda jadi sulit bernapas lega. Itu sebabnya napas pendek bertempo cepat yang megap-megap tak beraturan (hiperventilasi) bisa menjadi salah satu efek orgasme.
Selama mengalami hiperventilasi, Anda jadi akan lebih banyak mengeluarkan karbon dioksida daripada menghirup oksigen. Menurunnya kadar karbon dioksida dalam darah kemudian akan memicu penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak.
Nah ketika otak tidak mendapatkan cukup pasokan darah beroksigen, hal ini akan menyebabkan kelemahan sistem saraf sehingga Anda akan merasa seperti ‘melayang’ setelah orgasme. Hilang kesadaran alias pingsan cenderung terjadi pada kasus hiperventilasi yang parah.
Apakah ini wajar?
Efek samping pingsan setelah orgasme sebenarnya tidak umum. Namun, reaksi ini bisa lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang memiliki sindrom POTS, yaitu sindrom darah rendah yang membuat kepala pusing berputar setelah bangkit berdiri dari duduk atau tiduran secara tiba-tiba. Posisi tubuh yang berubah-ubah dengan cepat selama bercinta, terutama apabila manuvernya cukup ekstrem, dapat menyebabkan tekanan darah menurun drastis.
Selain itu, orang-orang yang memang memiliki gangguan irama jantung (aritmia) juga lebih rentan pingsan setelah orgasme. Aritmia menyebabkan kondisi jantung berdetak secara tidak normal, entah itu terlalu cepat, terlalu lambat, berdetak terlalu dini (prematur), atau tidak beraturan. Hal ini meningkatkan risiko tubuh cepat melemah karena otak dan paru-paru tidak mendapat pasokan oksigen yang mencukupi untuk berfungsi optimal. Terlebih, gejala aritmia bisa diperparah dengan aktivitas fisik yang terlalu intens, seperti seks.
Apapun penyebabnya, sebaiknya periksakan diri ke dokter jika pingsan sampai berulang kali setelah berhubungan seks. Dengan begitu, perawatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Selain itu, dokter juga akan memberikan rekomendasi tertentu agar efek orgasme yang bisa membahayakan tubuh dapat dihindari.
[embed-health-tool-ovulation]