backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Kapan Boleh Berhubungan Seks Kembali Usai Keguguran?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 11/05/2020

    Kapan Boleh Berhubungan Seks Kembali Usai Keguguran?

    Bagi Anda yang sedang mengharapkan kehadiran sang buah hati, tentu keguguran merupakan hal yang paling dihindari. Pasalnya, dampak keguguran tidak hanya berupa pukulan emosional saja, tapi juga ada beberapa gejala fisik yang turut mempersulit keadaan. Akhirnya, menimbulkan berbagai pertanyaan dalam benak Anda. Satu di antaranya adalah kepastian mengenai waktu berhubungan seks setelah keguguran. Kapan waktu idealnya, ya?

    Kenali kapan tubuh mulai siap melakukan seks setelah keguguran

    stress akibat keguguran

    Selama proses penyembuhan usai keguguran, Anda tidak hanya dituntut untuk memulihkan kondisi fisik seperti nyeri perut, kram, serta perdarahan saja, tapi juga mengembalikan perasaan yang terpuruk karena merasa gagal menjaga si calon buah hati.

    Di masa ini, Anda dianjurkan untuk memberi jeda waktu setidaknya dua minggu sebelum mulai berhubungan seks setelah keguguran. Pasalnya, kondisi leher rahim Anda saat ini masih terbuka lebar sebagai proses pengeluaran sisa jaringan janin.

    Hal ini akan membuat rahim lebih rentan terkena infeksi, karena bakteri bisa dengan mudah masuk ke sistem reproduksi Anda, dijelaskan oleh Zev Williams, M.D., Ph.D., selaku kepala departemen endokrinologi dan reproduksi di Columbia University Medical Center.

    Proses penutupan leher rahim berlangsung dalam hitungan beberapa minggu ke depan setelah keguguran. Dokter akan terus memantau kondisi leher rahim beserta organ reproduksi Anda melalui pemeriksaan fisik. Jadi, pastikan Anda mendapatkan lampu hijau sebelum mulai melakukan seks lagi usai keguguran.

    Selain menghindari hubungan seksual untuk sementara waktu, Anda juga tidak diperbolehkan untuk memakai tampon maupun melakukan douching vagina selama satu hingga dua minggu. Intinya, sebaiknya tidak memasukkan benda apapun ke dalam vagina selama tubuh sedang dalam proses penyembuhan pasca keguguran.

    Apa yang harus dilakukan bila merasa belum yakin untuk memulai seks kembali?

    Jika sudah saatnya bercinta kembali dengan pasangan, tapi masih merasa belum mampu melakukannya, beberapa tips ini bisa Anda lakukan:

    1. Pulihkan fisik dan mental Anda

    Keguguran adalah salah satu komplikasi umum yang biasanya terjadi di usia awal kehamilan. Respon setiap wanita yang baru saja mengalami keguguran bisa berbeda-beda. Bahkan, meskipun Anda merasa siap secara fisik bukan berarti Anda telah siap juga secara emosional untuk kembali berhubungan intim pasca keguguran.

    Ada kalanya, Anda mungkin merasa sulit untuk menghidupkan kembali sisi intim bersama pasangan di kala perasaan bersalah masih melanda. Wajar bila Anda memilih untuk menghindari melakukan seks setelah keguguran. Terutama ketika memang sedang berusaha untuk hamil, atau merasa telah memiliki ikatan emosional yang kuat dengan janin di dalam kandungan.

    Memberi ruang sementara waktu untuk tidak berhubungan intim bisa jadi pilihan yang tepat, sembari memulihkan kondisi fisik dan mental Anda.

    2. Minta dukungan orang terdekat

    Tidak ingin mengecewakan pasangan, tapi masih merasa sulit untuk melakukan hubungan seks kembali? Coba komunikasikan hal ini dengan pasangan Anda.

    Berusahalah untuk terbuka dengan setiap kondisi dan kesulitan yang sedang Anda hadapi. Dengan begitu, Anda berdua bisa mencari solusi yang terbaik tanpa harus kehilangan sisi keintiman bersama.

    Tidak ada salahnya juga untuk meminta dukungan dari sahabat dan keluarga. Jika perlu, jangan segan untuk menemui terapis untuk berkonsultasi permasalahan Anda.

    Terapis biasanya dapat membantu Anda untuk mengatasi rasa bersalah dan terpuruk usai keguguran. Terlebih bila Anda memang sedang merencanakan kehamilan dalam jangka waktu tertentu.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 11/05/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan