Di tengah zaman yang makin modern, masturbasi masih saja dianggap sangat tabu untuk dibicarakan terang-terangan. Maka tidak heran jika kegiatan seks solo satu ini terus diselimuti oleh mitos-mitos yang menyesatkan. Anda pasti familiar, kan, dengan bisik tetangga yang bilang bahwa masturbasi bisa bikin lutut kopong atau bikin jerawatan? Bahkan, ada juga yang bilang bahwa orang yang suka masturbasi dianggap tidak normal. Apa kata dunia medis soal mitos masturbasi yang seliweran di masyarakat?
Berbagai mitos masturbasi yang ternyata salah besar
Demi menjawab pertanyaan Anda, berikut ini mitos masturbasi yang perlu Anda tahu kebenarannya.
Mitos 1: “Masturbasi tidak ada manfaatnya”
Faktanya, menurut Justine Marie Shuey, PhD, seorang seksolog ternama di Philadelphia, bahwa masturbasi punya sejumlah manfaat baik bagi kesehatan. Mulai dari membuat tidur lebih nyenyak, membantu mengelola stres berat, meredakan sakit kepala, meningkatkan konsentrasi, hingga membuat tubuh terasa lebih bugar.
Bahkan bagi wanita yang mulai memasuki usia lanjut, melakukan masturbasi bisa bantu mengatasi vagina kering yang sering mengakibatkan sakit saat berhubungan seks.
Mitos 2: “Terlalu sering masturbasi bisa menyebabkan impotensi”
Mitos masturbasi yang satu ini mungkin sudah cukup sering Anda dengar. Padahal sebenarnya, bukanlah masturbasi yang membuat seorang pria mengalami impotensi. Melainkan sentuhan dan gesekan dari tangan Anda yang secara tidak langsung telah membuat penis terbiasa dengan gerakan itu.
Akhirnya, Anda jadi kesulitan untuk mencapai orgasme bersama pasangan, dijelaskan oleh Susan Kellog-Spadt, PhD, selaku direktur pengobatan seksual di Center for Pelvic Medicine di Bryn Mawr, Pennsylvania.
Mitos 3: “Anda boleh sering melakukan masturbasi”
Tidak ada jumlah pasti yang mengatur berapa kali Anda boleh masturbasi dalam sehari. Hanya diri Anda sendiri yang bisa menentukan sekaligus membatasinya.
Yang terpenting, jangan sampai frekuensi masturbasi ini justru mengganggu rutinitas seks Anda dengan pasangan. Atau bahkan sampai membuat Anda kecanduan dan sulit berhenti.
Mitos 4: “Masturbasi merupakan aktivitas seksual yang tidak normal”
Dr. Shuey menuturkan bahwa sah-sah saja untuk melakukan masturbasi, baik bagi pria ataupun wanita. Ya, masturbasi sebenarnya termasuk aktivitas seksual normal yang dilakukan beberapa orang. Dengan catatan, frekuensi melakukannya masih dalam batas normal sehingga tidak membuat kecanduan.
Mitos 5: “Masturbasi dilakukan karena pasangan kurang memuaskan”
Tidak sedikit orang yang menangkap basah pasangannya melakukan masturbasi, lalu tanpa pikir panjang menduga kalau dirinya tidak mampu memberikan seks yang memuaskan.
Padahal di satu sisi, memang ada beberapa orang yang melakukan masturbasi sendiri hanya untuk memuaskan keinginannya saja. Bukan karena ada yang kurang dalam rutinitas seksualnya.
[embed-health-tool-ovulation]