HIV (Human Immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan membuat penderitanya semakin melemah dan mudah sakit. Sampai saat ini, penyakit HIV belum ditemukan obatnya. Jadi ketika Anda terinfeksi HIV, Anda akan memilikinya seumur hidup. Karena itu, tidak heran banyak orang yang takut mengalami HIV. Apalagi jika mendengar pasangan positif HIV. Pasti pikiran Anda akan dipenuhi dengan banyak pertanyaan yang mungkin Anda juga tak tahu jawabannya.
1. Apakah saya juga pasti kena HIV?
Bisa ya bisa tidak. Ini tergantung dengan aktivitas apa saja yang sudah Anda lakukan bersama pasangan.
HIV adalah virus yang ditularkan melalui cairan tubuh, jika pernah ada kontak dengan cairan tubuh pasangan seperti dengan air mani, cairan vagina, darahnya maka Anda berisiko tinggi terinfeksi HIV. Sebaiknya lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisi kesehatan Anda.
2. Dari mana bisa tertular?
HIV bisa menyebar melalui cairan tubuh yang dimiliki orang dengan HIV. Dari cairan tubuh inilah Anda harus lebih berhati-hati. Cairan tubuh orang yang HIV bisa berasal dari darah, air mani, cairan vagina, dan ASI.
Penularan HIV hanya mungkin terjadi jika cairan ini bersentuhan dengan selaput lendir atau jaringan tubuh yang rusak. Ketika bersentuhan cairan tersebut secara langsung akan bercampur di aliran darah dan virus bisa menyebar keseluruh tubuh. Maka itu cara pencegahan dari pasangan positif HIV adalah dengan mencegah kontak dari segala cairan tersebut.
Kalau aktivitas seperti pelukan, berpegangan tangan, petting (khususnya yang dilakukan masih menggunakan baju), berenang bersama, menggunakan handuk atau tempat mandi yang sama, risiko penularannya sangat kecil bahkan hampir tidak ada.
3. Apakah saya juga perlu tes HIV?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan bahwa setiap orang yang berusia 13-64 tahun, setidaknya melakukan tes HIV sekali. Apalagi orang yang berisiko tinggi terkena HIV, seperti melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan atau menggunakan suntikan bergantian.
Tes HIV adalah salah satu hal penting untuk melacak apakah Anda mengalami HIV atau tidak. Jika pasangan Anda mengalami HIV Anda justru harus memastikan kondisi dengan tes HIV. Dengan begitu, Anda akan tahu langkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
Jika memang tidak positif HIV, lakukan pencegahan dengan baik ketika menghadapi pasangan. Jika hasilnya menunjukan Anda positif HIV segera lakukan pengobatan sedini mungkin sebelum berkembang semakin parah.
CDC juga menyarankan orang yang memiliki pasangan positif HIV sebaiknya melakukan tes lebih sering 3-6 bulan sekali.
4. Apakah saya masih boleh berhubungan seksual dengan pasangan positif HIV?
Berhubungan seksual dengan pasangan yang positif HIV memang memiliki risiko tertular yang sangat tinggi. Boleh atau tidaknya adalah pilihan masing-masing pasangan.
Kalau Anda ingin melakukan hubungan seks vaginal (pertemuan penis dengan vagina), harus dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan pengaman seperti kondom. Begitu juga dengan seks anal, harus menggunakan kondom. Sebab kedua aktivitas seks ini akan melibatkan banyak cairan tubuh yang notabenenya sebagai tempat penyebaran virus HIV.
Hubungan seks lain seperti seks oral juga bisa menular, meskipun risikonya memang lebih kecil dibandingkan seks anal dan vaginal. Ketika semen tertelan, ini juga tetap berisiko mengalami penularan HIV dari semeng pasangan positif HIV.
5. Kalau sudah pernah berciuman dengan pasangan apakah saya tertular?
Saling berkasih sayang dengan saling mencium pada dasarnya memiliki risiko yang sangat kecil untuk tertular. Melakukan french kiss yang melibatkan lidah untuk saling menempel satu sama lain, melibatkan kontak air liur tidak ini tidak menularkan HIV. Sebab, air liur mengandung beberapa antibodi dan enzim alami yang bisa cegah HIV menginfeksi sel yang sehat.
Akan tetapi, Anda harus tetap berhati-hati, risiko tertular HIV akan meningkat ketika Anda memiliki sariawan atau luka terbuka di mulut, bibir, gusi, atau lidah. Luka itu bisa jadi pintu masuk virus HIV dari pasangan untuk masuk ke dalam tubuh Anda. Jadi, sudah pernah berciuman juga memiliki kemungkinan untuk tertular HIV meskipun ada syaratnya (ada luka).
Sebaiknya Anda pastikan dengan melakukan tes HIV sebab biasanya pasangan tidak menyadari jika sedang punya luka kecil dalam rongga mulutnya.
[embed-health-tool-ovulation]