Pengukuran suhu tubuh dengan termometer bisa dilakukan pada berbagai lokasi, salah satunya telinga. Bagaimana cara menggunakan termometer telinga untuk mendapatkan hasil yang akurat? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Manfaat termometer telinga
Termometer telinga atau termometer timpani adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh dengan mengukur suhu dalam saluran dan gendang telinga (membran timpani).
Jenis termometer ini menggunakan teknologi sensor inframerah. Dengan begitu, termometer timpani mampu memberikan hasil pengukuran suhu tubuh yang cepat dalam hitungan detik.
Selain karena kecepatannya, banyak orangtua menggunakan termometer ini pada bayi dan anak-anaknya karena lebih higienis, lebih nyaman, dan mudah digunakan.
Meskipun begitu, hasil pengukuran suhu tubuh melalui telinga kurang akurat bila dibandingkan dengan jalur oral (mulut) atau rektal (anus).
Mengapa hasil pengukuran termometer timpani kurang akurat?
- Posisi ujung termometer yang tidak tepat.
- Ukuran dan panjang saluran telinga.
- Posisi tubuh yang berbaring mirin menekan telinga.
- Adanya kotoran telinga (serumen).
- Kelembapan dalam telinga.
Siapa yang boleh memakai termometer ini?
Termometer timpani pada umumnya bisa digunakan oleh bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
Namun, dikutip dari Nemours Children’s Health, pengukuran suhu tubuh melalui saluran telinga tidak disarankan untuk bayi berusia enam bulan ke bawah.
Hal ini karena ukuran saluran telinga mereka masih terlalu sempit untuk termometer timpani.
Di samping itu, Anda tidak disarankan untuk menggunakan alat ini bila memiliki kondisi atau masalah terkait telinga, seperti:
- sedang menggunakan obat tetes telinga,
- menghasilkan kotoran telinga berlebih,
- infeksi telinga,
- terdapat darah atau cairan dalam telinga,
- merasakan sakit pada telinga, atau
- baru saja menjalani operasi telinga.
Bagaimana cara menggunakan termometer timpani?
Sebelum menggunakan termometer timpani, pastikan diri sendiri atau anak Anda tidak memiliki kondisi-kondisi yang membuat hasil pengukuran kurang akurat.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk menggunakan termometer timpani dengan benar.
- Bersihkan ujung termometer menggunakan air atau cairan alkohol.
- Tarik bagian atas daun telinga ke atas dan belakang untuk meluruskan lubang telinga.
- Masukkan ujung termometer ke dalam lubang telinga secara perlahan sambil mengarahkannya ke gendang telinga.
- Pastikan sensor pada ujung termometer mengarah ke saluran telinga, bukan dinding telinga.
- Setelah termometer berada pada posisi yang tepat, hidupkan termometer. Tunggu hingga muncul tanda yang menunjukkan pemindaian telah selesai (misalnya suara “bip“).
- Lepaskan termometer dan baca hasil pengukuran suhunya.
Pada dasarnya, suhu tubuh normal manusia bervariasi tergantung usia, lingkungan, dan waktu.
Sebuah studi dalam Journal of American Medical Association menemukan suhu orang dewasa yang sehat rata-rata 36,7°C berdasarkan pengukuran melalui mulut.
Pada umumnya, dunia medis menyepakati bahwa suhu tubuh normal manusia berkisar antara 36,1–37,2°C, baik pada orang dewasa atau anak-anak.
Apabila suhu tubuh lebih tinggi dari 38°C, Anda dikatakan mengalami demam. Kondisi ini bisa terjadi saat sistem kekebalan tubuh meresepons penyakit.
Demam cukup umum terjadi. Namun, segera periksa dengan dokter bila demam tak kunjung membaik dan/atau disertai gejala lain, seperti ruam, sakit kepala parah, hingga kejang.
Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai cara menggunakan termometer timpani yang benar, sebaiknya tanyakan pada dokter atau bidan Anda.
Kesimpulan
- Termometer telinga atau termometer timpani digunakan untuk mengukur suhu tubuh dalam saluran dan gendang telinga.
- Alat ini memiliki sensor inframerah untuk memberikan hasil pengukuran suhu dalam hitungan detik.
- Jenis termometer ini tidak disarankan untuk bayi berusia enam bulan ke bawah dan orang yang sedang mengalami gangguan telinga.
- Karena hasil pengukurannya kurang akurat, Anda sebaiknya menggunakan jenis termometer digital melalui mulut (oral) atau anus (rektal).
[embed-health-tool-bmi]