Definisi
Apa itu tiroiditis?
Tiroiditis adalah peradangan (pembengkakan) tiroid. Tiroid adalah kelenjar kecil di leher yang berperan penting dalam mengendalikan metabolisme. Peradangan dapat mengakibatkan meningkatnya tiroid (hipertiroidisme) atau berkurangnya aktivitas tiroid (hipotiroidisme).
Jenis paling umum adalah peradangan tiroid Hashimoto. Bentuk lain peradangan (pembengkakan) tiroids seperti tiroiditis subakut dan tiroiditis diam dapat menyebabkan hipertiroidisme. Tiroiditis postpartum mungkin juga terjadi pada wanita yang baru saja melahirkan.
Dikutip dari Cleveland Clinic, ada tiga fase dalam kondisi ini, yaitu:
Fase tirotoksik
Tirotoksikosis berarti tiroid meradang dan melepaskan terlalu banyak hormon.
Fase hipotiroid
Setelah pelepasan hormon tiroid yang berlebihan selama beberapa minggu atau bulan, tiroid tidak akan memiliki cukup hormon untuk dilepaskan kembali. Ini menyebabkan kurangnya hormon tiroid atau hipotiroidisme.
Fase euthyroid
Selama fase ini, kadar hormon tiroid normal. Fase ini dapat datang sementara setelah fase tirotoksik, sebelum berpindah ke fase hipotiroid. Fase ini juga mungkin terjadi setelah kelenjar tiroid pulih dari peradangan dan mampu mempertahankan tingkat hormon normal.
Tiroiditis dapat menyebabkan tiroid yang terlalu aktif maupun kurang aktif, tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya.
Seberapa umum tiroiditis?
Penyakit ini dapat terjadi pada orang usia berapapun. Namun, wanita lebih sering terkena peradangan (pembengkakan) tiroid daripada pria. Wanita 10 kali lipat lebih mudah terserang penyakit ini.
Gejala
Apa saja tanda dan gejala tiroiditis?
Gejala tergantung pada jenis tiroiditis dan keparahan penyakit. Gejala umum di tahap awal adalah:
- Bengkaknya tiroid, kadang-kadang merasa sakit dan tegang
- Mata dan mulut kering, namun tidak terlalu menyakitkan.
Gejala peradangan (pembengkakan) tiroid bisa menyerupai gejala hipertiroidisme, termasuk:
- Kehilangan berat badan
- Nafsu makan bertambah
- Diare
- Siklus menstruasi tidak teratur
- Detak jantung lebih cepat
- Cemas
- Sensitif terhadap panas
- Menggigil.
Selain itu, dalam fase tiroiditis akan muncul gejala hipotiroidisme. Gejala meliputi:
- Berat badan bertambah namun nafsu makan hilang
- Sembelit
- Kelelahan
- Depresi
- Sensitif terhadap dingin
- Lemah.
Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.
Kapan harus pergi ke dokter?
Karena peran tiroid yang mengendalikan metabolisme, tiroiditis akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari Anda. Hubungi dokter jika:
- Sedang hamil, menyusui, atau berencana hamil.
- Sesak napas, detak jantung semakin kencang setelah memulai terapi hormon tiroid.
- Demam tinggi atau sakit keras.
- Alergi obat.
- Merasa lelah meskipun mendapatkan perawatan selama beberapa minggu.
Penyebab
Apa penyebab tiroiditis?
Terdapat banyak penyebab tiroiditis. Penyebab paling umum adalah karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel tiroid.
Dokter tidak tahu pasti mengapa sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid. Sejumlah ilmuwan percaya bahwa bakteri atau virus mungkin memicu respon ini, sementara yang lainnya percaya ini mungkin berhubungan dengan cacat genetik.
Hasilnya adalah level hormon yang lebih tinggi (hipertiroidisme), disusul oleh menurunnya hormon (hipotiroidisme).
Berdasarkan jenisnya, berikut penyebab yang mungkin mendasari kondisi tersebut:
Penyakit Hashimoto
Ini adalah jenis paling umum kondisi tersebut. Penyakit ini muncul ketika sistem kekebalan tubuh Anda mulai menyerang kelenjar tiroid dan secara bertahap melemahkan kelenjar sampai tidak bisa menghasilkan hormon tiroid yang cukup.
Tiroiditis subakut
Jenis ini biasanya dipicu oleh infeksi. Dengan kondisi ini, umumnya ada pola yang dapat diprediksi tentang bagaimana fungsi tiroid.
Pertama, area tiroid dan leher akan terasa sakit. Kemudian, tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon, yang disebut juga sebagai hipertiroidisme.
Lalu, ada fase fungsi normal, diikuti oleh waktu di mana tiroid menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid, yang disebut juga sebagai hipotiroidisme. Setelah sekitar 12-18 bulan, fungsi tiroid kembali normal.
Tiroiditis postpartum
Jenis ini mulai muncul setelah Anda melahirkan, biasanya pada wanita dengan riwayat masalah tiroid. Dengan perawatan tepat, tiroid biasanya pulih setelah 18 bulan.
Tiroiditis diam
Seperti namanya, tidak ada gejala yang muncul dalam jenis ini. Mirip dengan kondisi jenis postpartum, pemulihan bisa memakan waktu hingga 18 bulan.
Ini dimulai dengan fase produksi hormon terlalu banyak, diikuti oleh periode yang lebih lama dari produksi tiroid terlalu sedikit.
Apa yang meningkatkan risiko tiroiditis?
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko peradangan (pembengkakan) tiroid, termasuk:
- Jenis kelamin: Wanita lebih rentan terhadap tiroiditis Hashimoto.
- Umur: Penyakit Hashimoto dapat terjadi pada orang semua umur namun paling sering pada orang paruh baya.
- Genetik: risiko lebih tinggi jika ada anggota keluarga dengan penyakit tiroid atau penyakit autoimun lainnya.
- Penyakit autoimun lainnya: rheumatoid arthritis, diabetes tipe 1, lupus erythematosus.
Diagnosis
Apa saja tes tiroiditis yang paling umum?
Dokter akan mengambil riwayat pengobatan, melakukan pemeriksaan fisik dan menyarankan tes darah. Tes ini akan mengukur konsentrasi hormon perangsang tiroid (thyroid stimulating hormone/TSH) dan antibodi tiroid.
Teknik gambaran bernama pengukuran khusus penyerapan iodine radioaktif (radioactive iodine absorption/Raiu) mungkin juga digunakan. Selain itu, dokter mungkin juga akan meminta Anda melakukan:
Tes hormon
Tes darah yang mengukur jumlah hormon yang diproduksi kelenjar tiroid dan pituitari. Jika pasien mengalami hipotiroidisme, level hormon tiroid yang rendah namun secara bersamaan jumlah TSH yang tinggi akan merangsang kelenjar pituitari supaya memproduksi hormon tiroid jauh lebih banyak.
Tes antibodi
Penyakit Hashimoto karena penyakit autoimun mungkin berhubungan dengan generasi antibodi yang tidak normal.
Melakukan tes darah dapat memastikan keberadaan antibodi tiroid peroxidase, hormon di kelenjar tiroid yang normal, serta memainkan peran penting dalam produksi hormon tiroid.
Pengobatan
Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda.
Apa pilihan pengobatan untuk tiroiditis?
Orang yang diobati dengan hormon tiroid mungkin memerlukan perawatan jangka panjang. Pengobatan kondisi ini sangat tergantung pada jenis yang Anda alami.
Orang yang menderita Hashimoto akan menggunakan levothyroxine (hormon tiroid) untuk menggantikan hormon yang hilang. Ketika metabolisme Anda kembali normal, dokter mungkin akan menyesuaikan dosisnya.
Sementara itu, tiroiditis diam dan subakut mungkin hilang sendiri tanpa pengobatan atau mungkin memerlukan obat anti-radang.
Obat-obatan termasuk obat anti-radang non-steroid (nonsteroidal anti-inflammatory drug/NSAID) atau prednisone untuk rasa sakit. Bisa juga menggunakan beta-blocker propranolol atau atenolol, contohnya, untuk mengatur ritme jantung dengan cepat.
Jika Anda mengalami nyeri tiroid, dokter dapat merekomendasikan aspirin dan ibuprofen. Nyeri hebat dapat diatasi dengan cara lain.
Meskipun jarang, pembedahan akan diperlukan jika perawatan lain tidak bekerja dengan baik.
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat mengatasi tiroiditis?
Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu mengatasi tiroiditis:
- Kunjungi dokter secara teratur. Tiroiditis bisa sewaktu-waktu berubah dan hipertiroidisme bisa menjadi hipotiroidisme.
- Pelajari tentang jenis tiroiditis. Temukan apakah Anda menderita hipertiroidisme atau hipotiroidisme.
- Minum obat sesuai resep dokter.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan ke dokter Anda untuk dapat lebih mengerti solusi terbaik untuk Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat kesehatan, diagnosis atau pengobatan.
[embed-health-tool-bmi]