backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Waspadai Ciri-Ciri Serangan Stroke Kedua yang Bisa Berbahaya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 26/10/2023

Waspadai Ciri-Ciri Serangan Stroke Kedua yang Bisa Berbahaya

Seseorang yang pernah terkena stroke diketahui berisiko mengalami serangan stroke berulang atau yang juga disebut dengan stroke kedua. Lalu, apa ciri-ciri seseorang terkena serangan stroke kedua dan adakah cara untuk mencegahnya? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak penjelasan di bawah ini. 

Apa itu stroke kedua? 

Stroke kedua atau serangan stroke berulang adalah kondisi ketika seseorang mengalami stroke lebih dari satu kali.

Stroke merupakan penyakit yang terjadi saat suplai darah dan oksigen ke otak mengalami gangguan atau terhenti.

Hal ini bisa terjadi karena adanya penyumbatan atau bahkan pecahnya pembuluh darah di otak. 

Mengutip dari John Hopkins Medicine, orang yang pernah terkena stroke berisiko lebih tinggi untuk mengalami serangan stroke selanjutnya (serangan stroke kedua). 

Apa penyebab serangan stroke kedua?

stroke dan demensia

Pada dasarnya, bagian otak yang pernah mengalami gangguan ini tidak benar-benar pulih dan tidak sekuat sebelumnya.

Bila otak kembali tersumbat, dampak yang muncul akan jauh lebih parah dari sebelumnya yang bahkan bisa menyebabkan kematian. 

Sebagai contoh kasus, aktor senior Indonesia bernama Robby Tumewu pada tahun 2020 silam diberitakan meninggal dunia pada usia 65 tahun akibat serangan stroke keduanya.

Ciri-ciri serangan stroke kedua yang dialaminya ini mengakibatkan perdarahan otak merembes hingga ke dua sisi otak.

Pada dasarnya, risiko serangan stroke kedua bisa dipengaruhi oleh faktor gaya hidup pasien yang telah pulih dari serangan pertama, misalnya tidak mengendalikan tekanan darah tinggi, kolesterol, dan diabetes. 

Tidak melakukan pengobatan yang tepat pun dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan stroke keduanya. 

Misalnya tidak mengonsumsi obat dengan teratur saat serangan stroke pertama dan mengabaikan perubahan gaya hidup yang disarankan oleh dokter.

Penting Anda Ketahui

Stroke adalah salah satu kondisi serius yang menyebabkan kerusakan pada otak dan dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi, di antaranya sebagai berikut.
  • Edema otak, penumpukan cairan yang menyebabkan otak bengkak.
  • Pneumonia, infeksi paru yang menyebabkan paru mengalami peradangan.
  • Kejang.
  • Penggumpalan darah.
  • Gangguan bicara.
  • Depresi.
  • Kelumpuhan.

Waspadai ciri-ciri serangan stroke kedua

Gejala stroke bisa dikatakan gampang-gampang susah untuk dikenali, meski Anda sudah mengalaminya yang kedua kali.

Nah pada dasarnya, ciri-ciri serangan stroke kedua tak jauh berbeda dengan yang pertama. Anda bisa mengenalinya lewat slogan “SEGERA KE RS” sebagaimana dikutip dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

  • Senyum mencong, miring; sisi kiri dan kanan mulut saat senyum tidak sejajar.
  • Gerak tubuh tiba-tiba tidak terkoordinasi; sulit menggenggam barang atau sulit berjalan; tiba-tiba jatuh.
  • Bicara pelo; tiba-tiba cadel, sulit berbicara, bicara tidak jelas, sulit memahami orang bicara.
  • Kebas (sensasi mati rasa) atau kelemahan mendadak pada separuh sisi wajah, lengan, atau kaki.
  • Rabun tiba-tiba, baik salah satu mata atau keduanya.
  • Sakit kepala atau pusing parah yang muncul mendadak tanpa sebab jelas.

Bagaimana cara mencegah serangan stroke kedua?

Perlu diingat kembali, serangan stroke kedua adalah penyebab kematian terbesar bagi para penyintas stroke.

Namun, 80% risiko stroke berulang ini dapat dicegah dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan perawatan medis yang tepat seperti berikut. 

1. Berhenti merokok dan minum alkohol

Rokok dan alkohol mempersempit pembuluh darah di otak.

Penyintas stroke yang masih aktif merokok dan minum-minum miras punya risiko dua kali lebih cepat mengalami serangan stroke kedua daripada yang tidak.

2. Jaga tekanan darah dan kolesterol

Hipertensi dan kolesterol tinggi adalah faktor risiko utama dari stroke. Pengidap hipertensi memiliki risiko 1,5 kali lipat untuk terkena stroke berulang.

Selain risiko stroke berulang, dua masalah ini juga meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung. Begini penjelasannya. 

Penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah otak dapat menghambat aliran darah menuju sel-sel otak.

Sementara tekanan darah tinggi dalam otak menyebabkan pembuluh darah pecah dan mengakibatkan stroke hemoragik.

3. Minum obat teratur

Cara mencegah terjadinya serangan stroke kedua ini adalah dengan minum obat kolesterol atau penurun tekanan darah sesuai petunjuk dokter.

Pasalnya, tidak mengonsumsi obat secara teratur merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stroke berulang. 

Menurut penelitian pada pasien yang mengonsumsi 75% atau kurang obat yang telah diberikan dokter memiliki risiko empat kali lebih tinggi terkena serangan stroke kedua dibandingkan dengan pasien yang mengonsumsi obat dengan teratur.  

Oleh karena itu, penting bagi penyintas stroke tetap minum obat teratur meski sudah merasa membaik. Jangan kurangi atau hentikan dosis tanpa sepengetahuan dokter.

4. Kelola penyakit lain yang dimiliki

Jika Anda pernah kena stroke dan juga mempunyai diabetes atau masalah irama jantung (fibrilasi atrial), risiko serangan stroke kedua Anda bisa naik hingga 4–5 kali lipat daripada orang lain yang tidak punya.

Bicarakan lebih lanjut dengan dokter mengenai pengobatan penyakit dan kondisi lainnya yang Anda miliki agar tidak menghambat jalannya terapi stroke.

5. Makan sehat dan olahraga

Olahraga teratur dan makan sehat dapat membantu Anda memulihkan fungsi otak sekaligus mengurangi risiko stroke kedua atau berulang.

Hindari makanan yang mengandung tinggi garam, lemak trans, dan kolesterol. Perbanyak makan buah dan sayuran segar untuk menjaga kesehatan otak, jantung, serta pembuluh darah.

Anda juga bisa berkonsultasi kepada dokter mengenai cara mencegah stroke kedua yang tepat sesuai kondisi Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 26/10/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan