backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenapa Saya Tak Bisa Berbicara Atau Menelan Setelah Stroke?

Fakta medis diperiksa oleh Hello Sehat Medical Review Team


Ditulis oleh Angelin Putri Syah · Tanggal diperbarui 18/04/2022

    Kenapa Saya Tak Bisa Berbicara Atau Menelan Setelah Stroke?

    Stroke sering membuat komunikasi menjadi sulit. Ini karena beberapa bagian di otak bekerja secara bersamaan untuk memungkinkan kita berbicara dan memahami pembicaraan. Stroke yang merusak bagian penting ini menyebabkan gangguan ujaran.

    Gangguan ujaran disebut afasia atau dysarthria. Disartria adalah kesulitan saat melakukan ujaran karena wajah, mulut, dan lidah atau rahang lemah. Afasia adalah masalah kebahasaan. Jenis afasia paling umum adalah Wernicke dan Broca.

    Apa jenis stroke penyebab disartria?

    Setiap stroke yang membuat wajah, mulut, lidah atau rahang lemah atau tidak terkoordinasi dapat menyebabkan disartria. Stroke kortikal besar, stroke small white matter, stroke batang otak, dan stroke cerebellar semua dapat menyebabkan disartria jika dapat melemahkan otot-otot yang mengontrol mulut. Orang dengan disartria biasanya tidak memiliki masalah memahami pembicaraan atau membaca serta menulis. Disartria sering membaik dengan terapi wicara dan bisa jauh lebih membaik dengan olahraga. Penderita stroke dengan disartria juga mungkin mengalami disfagia, yaitu kesulitan menelan, karena bicara dan menelan dikendalikan oleh banyak otot yang sama.

    Apa jenis stroke penyebab afasia?

    Salah satu sisi otak, sering disebut sebagai sisi yang dominan, mengontrol kemampuan bicara. Sisi dominan otak Anda adalah sisi yang berlawanan dengan sisi dominan tangan Anda. Jadi, jika Anda kidal, sisi dominan Anda adalah sisi kanan otak, dan jika Anda tidak kidal, sisi dominan Anda adalah di sisi kiri dari otak Anda.

    Biasanya, stroke yang mempengaruhi baik bagian Wernicke atau Broca (dua pusat utama ujaran di sisi dominan otak Anda), dapat menganggu ujaran. Bagian Broca berada di tengah atas otak Anda dan Wernicke terletak lebih rendah ke bawah, lebih dekat ke telinga Anda. Kedua bagian ini merupakan bagian dari korteks serebral, merupakan bagian otak yang sering dikaitkan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan umumnya mengalami cedera akibat ‘stroke besar.’

    Bagian Broca memungkinkan Anda untuk berbicara lebih lancar dan mudah. Stroke pada bagian Broca bisa membuat Anda kesulitan memproduksi suara, seolah-olah gagap dan dengan nada bicara yang tidak normal.

    Bagian Wernicke memungkinkan Anda untuk memahami bahasa. Stroke pada bagian Wernicke membuat ucapan Anda penuh dengan kata-kata tidak jelas, hampir seolah-olah membuat Anda terlihat sedang berbicara dengan bahasa lain. Stroke pada bagian Wernicke juga membuat Anda sulit untuk memahami ucapan orang lain dan bahasa tulisan.

    Dapatkah kondisi ini pulih setelah stroke?

    Penurunan ujaran dapat membaik setelah stroke. Rehabilitasi dan terapi wicara biasanya lebih berhasil untuk orang dengan afasia Broca (masalah dengan ritme) daripada dengan afasia Wernicke (masalah dengan bahasa). Kebanyakan orang dominan tangan kanan yang memiliki afasia setelah stroke juga mengalami beberapa kelemahan di lengan kanan atau kaki kanan. Kebanyakan orang kidal yang memiliki afasia setelah stroke memiliki beberapa kelemahan di lengan kiri atau kaki kiri.

    Apa yang terjadi jika saya tidak dapat berbicara secara normal lagi?

    Afasia pasti bisa membuat hidup menjadi sulit. Kadang-kadang, penderita stroke bilingual dengan afasia dapat berkomunikasi lebih baik dengan bahasa yang mereka pelajari di masa kecil dibanding bahasa keduanya. Beberapa penderita stroke yang menderita afasia dapat belajar untuk berkomunikasi melalui bahasa isyarat atau seni. Afasia dan disartria dapat menyebabkan depresi dan isolasi. Gunakan sumber daya yang tersedia untuk terapi wicara dan coba untuk memaksimalkan komunikasi melalui bahasa isyarat, mimik wajah, bahasa tubuh dan menggambar untuk mengurangi perasaaan terisolasi sebanyak mungkin.

    Apa yang dapat saya lakukan jika saya merawat penderita kondisi ini?

    Jika Anda hidup dengan penderita stroke yang memiliki kondisi afasia atau disartria, ini bisa menjadi tantangan. Perlu diingat bahwa orang terkasih Anda sering menyimpan perasaannya sendiri dan dia tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Ekspresi wajah dan gerak tubuh dapat membantu masalah komunikasi bagi penderita afasia atau disartria. Biasanya, penderita stroke yang menderita afasia atau disartria dapat berkomunikasi baik dengan seseorang yang menghabiskan sebagian besar waktu dengan mereka daripada dengan orang lain. Jika orang itu adalah Anda, maka itu membuat pekerjaan Anda jauh lebih menantang karena Anda akan menjadi suara dari orang yang Anda cintai, di mana dia tidak bisa mengekspresikan dirinya kepada siapa pun kecuali Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Fakta medis diperiksa oleh

    Hello Sehat Medical Review Team


    Ditulis oleh Angelin Putri Syah · Tanggal diperbarui 18/04/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan