backup og meta

Katanya Orang dengan Epilepsi Tidak Boleh Berenang, Benarkah?

Katanya Orang dengan Epilepsi Tidak Boleh Berenang, Benarkah?

Orang yang mengalami epilepsi katanya dilarang untuk melakukan aktivitas fisik yang berat. Hal tersebut dianggap dapat memicu kejang pada pengidap epilepsi. Bahkan orang dengan epilepsi juga tidak boleh berenang. Mengapa demikian?

Tak semua olahraga baik untuk epilepsi

Epilepsi adalah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat yang terjadi akibat adanya aliran listrik yang tak normal di dalam otak. Orang yang mengalami hal ini bisa mengalami kejang, perilaku abnormal hingga hilangnya kesadaran diri.

Oleh karena kondisi tersebut, banyak yang menganggap jika pasien epilepsi tidak boleh melakukan olahraga dengan intensitas berat. Larangan ini dijelaskan lebih dalam pada  penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Epilepsia. 

Dalam penelitian tersebut, para ahli mengungkapkan bahwa olahraga yang berat bisa membuat pasien kelelahan yang akhirnya memicu kejang-kejang.

Namun, bukan berarti pasien epilepsi harus menghindari semua olahraga dan aktivitas fisik. Tentu saja ini juga tidak baik bagi kesehatan tubuh.

Pasalnya, secara umum gerak tubuh tidak akan memperburuk kondisi penderita epilepsi. Justru pada kasus tertentu, aktivitas fisik dapat menjaga kesehatan tubuh dan mencegah kejang itu muncul.

Olahraga yang dianjurkan yaitu olahraga yang melibatkan kontak fisik dengan orang lain seperti sepak bola, basket, dan futsal. Sedangkan olahraga yang mesti dihindari yaitu  free climbing, scuba-diving, balap motor, dan jenis olahraga ekstrem lainnya.

Lantas, bagaimana dengan berenang? Apakah orang dengan epilepsi tidak boleh berenang?

Jadi, bolehkah pasien epilepsi berenang?

Pernyataan bahwa penderita epilepsi tidak boleh berenang, tidak sepenuhnya benar. Mengapa demikian? Penderita epilepsi boleh saja melakukan olahraga air yang satu ini, asalkan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Tidak berenang sendiri

infeksi telinga perenang

Penderita epilepsi tidak boleh berenang jika dilakukan seorang diri. Artinya, ia baru boleh berenang jika ada yang mengawasi. Meskipun berenang di kolam renang umum, penderita tetap harus didampingi saat sedang berenang.

Sebaiknya, penderita ditemani oleh seseorang yang mengetahui kondisi kesehatannya serta tahu cara menolong penderita jika gejala kejang muncul saat sedang berenang. 

Pertolongan pertama yang bisa dilakukan kepada penderita epilepsi jika gejala kejang muncul di dalam air:

  • Posisikan kepala dan wajah penderita di atas permukaan air
  • Keluarkan penderita dari dalam air secepat mungkin
  • Periksa apakah penderita masih bernapas. Jika tidak, berikan CPR segera.
  • Hubungi ambulans dan bawa ke rumah sakit terdekat. Meskipun penderita terlihat sudah pulih dari kejang, ia harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

2. Tidak berenang saat sedang tidak dalam kondisi prima

HIV mudah lelah

Jika sedang tidak enak badan, merasa letih, dan tubuh tidak prima, sebaiknya penderita epilepsi menghilangkan hasrat ingin berenang. Karena jika dipaksakan, hal ini hanya akan membahayakan dirinya saja.

Jika terjadi kejang saat berada di dalam air, penderita dapat menelan air dalam jumlah yang banyak dan masuk ke dalam paru-paru. Saat hal tersebut terjadi, maka masalah kesehatan serius lainnya akan muncul, seperti edema paru, misalnya.

3. Tidak berenang di perairan terbuka

berenang di laut

Bagi penderita epilepsi, berenang di kolam renang mengurangi risiko dibandingkan berenang di perairan terbuka seperti laut atau danau. Selain itu, hal ini memudahkan pengawasan pendamping terhadap mereka.

Berenang di perairan terbuka diperbolehkan jika penderita epilepsi menggunakan pelampung untuk meminimalisir bahaya serta selalu diawasi dari jarak dekat. Berenang terlalu jauh ke tengah lautan tidak disarankan, karena semakin ke tengah, laut akan semakin dalam.

Oleh sebab itu, penderita epilepsi tidak boleh berenang hanya jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi. Mereka masih boleh berenang dengan memenuhi kondisi seperti yang telah disebutkan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Epilepsy. (2019). Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/epilepsy

Epilepsy – Symptoms and causes. Retrieved from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/epilepsy/symptoms-causes/syc-20350093

Seizures in Water. (2013). Retrieved from https://www.epilepsy.com/learn/seizure-first-aid-and-safety/adapting-first-aid-plans/seizures-water

Wheless, J., & Sirven, J. (2014). Playing Sports and Other Activities. Retrieved from https://www.epilepsy.com/living-epilepsy/parents-and-caregivers/about-kids/playing-sports-and-other-activities

 

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

5 Hal yang Membuat Anda Berisiko Mengalami Epilepsi

Epilepsi pada Anak


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan