Wanita kerap kali mengalami perubahan mood, terutama saat hendak mengalami menstruasi atau menopause. Hal tersebut diakibatkan oleh sindrom pramenstruasi alias PMS. Karena itu, wanita lebih sering dicap memiliki mood yang tidak stabil. Padahal, sebenarnya bukan cuma wanita yang bisa mengalami gejala-gejala PMS sehingga suasana hatinya tidak stabil. Pria ternyata juga bisa mengalami berbagai gejala PMS, lho.
Mengenal irritable male syndrome
Irritable male syndrome (IMS) atau yang dikenal dengan sebutan male depressive syndrome, merupakan suatu keadaan di mana pria mengalami rasa gugup, mejadi mudah gelisah atau tersinggung (irritable), kelelahan, dan depresi. Kondisi ini ternyata juga dipengaruhi oleh keadaan hormonal pria, tepatnya hormon testosteron. Adanya penurunan kadar testosteron pada pria bisa menyebabkan timbulnya gejala depresi dan kondisi mood yang buruk.
Beberapa perasaan yang sering muncul saat pria mengalami IMS sebenarnya mirip dengan gejala PMS pada wanita seperti di bawah ini.
- Marah
- Cemas
- Mudah marah, tersinggung, dan sensitif
- Merasa antisosial dan depresif
Berdasarkan pendapat psikoterapis Jed Diamond, Ph.D., saat gejala IMS pada pria dapat terjadi dalam dua bentuk. Pertama adalah depresi parah hingga muncul keinginan bunuh diri. Sedangkan bentuk yang kedua adalah dengan menjadi agresif, pemarah, dan melakukan tindak kekerasan.
Selain gejala-gejala psikis, terdapat pula beberapa keluhan fisik yang sering dialami pria saat mengalami IMS.
- Kehilangan gairah seksual
- Nyeri punggung
- Sakit kepala
- Gangguan fungsi seksual pria
Selain disebabkan oleh perubahan kadar hormon testosteron, IMS juga dapat dipicu oleh tingkat stres yang tinggi dan penurunan kadar zat serotonin pada otak akibat pola makan atau diet yang salah (asupan nutrisi yang tidak seimbang).
Namun, perlu diperhatikan bahwa menurunnya kadar hormon testosteron tidak hanya disebabkan oleh stres dan perasaan tertekan. Hormon ini juga dapat menurun karena banyak faktor. Faktor penyebab tersebut di antaranya penuaan (kadar hormon akan menurun sebesar 1% setiap tahun saat pria berusia 40 sampai 70 tahun), penyakit, obesitas, merokok, konsumsi alkohol, serta pemilihan diet yang salah.
Apa yang harus dilakukan jika mengalami IMS?
Bila Anda mengalami gejala-gejala IMS yang disebutkan di atas, sebaiknya langsung konsultasikan dengan dokter Anda untuk memastikan bahwa itu bukan gejala penyakit lainnya. Dokter mungkin akan menganjurkan terapi hormon untuk membantu mengendalikan keparahan gejala IMS.
Anda juga perlu menjalani gaya hidup sehat untuk mencegah munculnya gejala. Misalnya dengan berolahraga secara rutin, menjaga pola makan yang seimbang, istirahat yang cukup, berhenti merokok, dan mengelola stres.
Sedangkan bila anggota keluarga atau kerabat Anda yang mengalami gejala IMS, berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk membantunya.
- Berikan dukungan dan pengertian, serta bersabar dengan mereka.
- Cobalah untuk mengajak mereka berbicara dan dengarkanlah dengan penuh perhatian segala keluhan mereka.
- Jika Anda, kerabat, atau anggota keluarga menunjukkan tanda-tanda depresi atau gejala penyakit mental lainnya, atau menunjukkan keinginan atau perilaku atau ingin mencoba bunuh diri, segera hubungi hotline darurat polisi 110 atau hotline Pencegahan Bunuh Diri (021)7256526/(021) 7257826/(021) 7221810.
- Cobalah mengajak mereka untuk mengurangi kegiatan-kegiatan yang dapat memicu munculnya perasaan tidak nyaman dan stres, sebaliknya ajaklah mereka untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai.
[embed-health-tool-bmi]