backup og meta

Kelebihan Hormon Estrogen pada Pria, Apa Dampaknya?

Kelebihan Hormon Estrogen pada Pria, Apa Dampaknya?

Kendati estrogen lebih identik dengan perempuan, tubuh pria juga mempunyai hormon estrogen dengan tingkat tertentu yang berfungsi mengatur metabolisme lemak, perkembangan tulang, dan produksi sperma. Namun, kelebihan hormon estrogen pada pria dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Ciri-ciri kelebihan hormon estrogen pada pria

Salah satu tanda kelebihan hormon estrogen pada pria adalah ginekomastia. Kondisi ini merujuk pada membesarnya ukuran payudara pria.

Studi dalam Eastern Journal of Medicine (2023) menyebutkan sekitar 32–65% pria mengalami ginekomastia pada tingkat keparahan tertentu selama hidupnya.

Masalah ini paling sering disebabkan oleh kelebihan hormon estrogen yang salah satu efeknya adalah memicu peningkatan jumlah jaringan payudara.

Pada umumnya, peningkatan level hormon reproduksi ini terjadi selama masa pubertas atau ketika seseorang menginjak masa lansia.

Selain membesarnya ukuran payudara, ciri-ciri lainnya dari kelebihan hormon estrogen pada pria adalah:

  • penurunan gairah seksual,
  • disfungsi ereksi,
  • gangguan kesuburan,
  • peningkatan lemak tubuh, terutama pada area perut,
  • perubahan suasana hati yang drastis,
  • mudah lelah dan lemas,
  • rambut rontok,
  • pubertas tertunda, serta
  • tubuh berperawakan pendek (short stature).

Berapa kadar estrogen normal pada pria?

Estradiol merupakan bentuk utama dari hormon estrogen dalam tubuh pria. Pada pria dewasa, kadar estradiol yang normal berkisar antara 10 hingga 40 pikogram per mililiter (pg/ml). 

Penyebab kelebihan hormon estrogen pada pria

Seiring bertambahnya usia, kadar testosteron dalam tubuh pria cenderung menurun. Kondisi ini juga dibarengi dengan tingkat estrogen yang meningkat.

Perubahan hormon alami yang berlangsung pada usia 50 hingga 69 tahun inilah yang berisiko menyebabkan ginekomastia dan tanda kelebihan estrogen lainnya.

Ada banyak faktor lain yang akan meningkatkan level estrogen di dalam tubuh pria. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.

  • Obesitas. Penumpukan lemak tubuh, terutama di area perut, dapat mengubah hormon testosteron menjadi estrogen melalui enzim aromatase.
  • Konsumsi alkohol. Minum minuman beralkohol secara berlebihan akan meningkatkan produksi estrogen dan menurunkan kadar testosteron di dalam tubuh pria.
  • Paparan kimia. Plastik mengandung BPA, pestisida, atau produk perawatan kulit dapat mengandung senyawa xenoestrogen yang meniru estrogen alami di dalam tubuh.
  • Gangguan kesehatan. Penyakit hati, gangguan tiroid, atau jenis tumor tertentu dapat menyebabkan produksi estrogen yang berlebihan pada pria. 
  • Efek obat-obatan tertentu. Sejumlah jenis obat, seperti antibiotik, steroid anabolik, dan obat herbal, dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.

Cara mengatasi kelebihan hormon estrogen pada pria

makanan untuk pria 50 tahun

Kelebihan jenis hormon reproduksi wanita di dalam tubuh pria dapat meningkatkan risiko beberapa masalah kesehatan, seperti diabetes, hipertiroidisme, hingga kanker testis.

Perubahan gaya hidup dan pengobatan medis bisa mengatasi kelebihan hormon estrogen pada pria. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan.

1. Menerapkan pola makan sehat

Konsumsi makanan yang tinggi serat, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian, dapat membantu tubuh membuang kelebihan estrogen. 

Selain itu, menghindari makanan olahan dan makanan dengan kandungan gula berlebihan juga disarankan agar level estrogen di dalam tubuh lebih terkontrol. 

2. Menjaga berat badan ideal

Lemak tubuh berperan dalam mengubah testosteron menjadi estrogen. Itu sebabnya, Anda perlu menjaga berat badan ideal untuk menghindari tumpukan lemak yang berlebihan.

Selain menerapkan pola makan sehat, Anda juga perlu melakukan olahraga secara teratur untuk mencegah gangguan hormon pada pria.

Cobalah lakukan latihan kekuatan, seperti angkat beban, serta olahraga kardio selama 15–30 menit secara rutin.

3. Berhenti merokok dan minum alkohol

Konsumsi alkohol akan meningkatkan kadar estrogen dan menurunkan testosteron. Sementara itu, merokok bisa mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh. 

Mengurangi atau menghentikan kebiasaan minum alkohol dan merokok tentu dapat mengontrol kelebihan hormon estrogen pada pria.

4. Mengurangi paparan kimia

Xenoestrogen adalah senyawa kimia yang bisa meniru dan mengganggu fungsi estrogen alami di dalam tubuh.

Menghindari produk yang mungkin mengandung xenoestrogen, seperti wadah plastik berbahan BPA, pestisida, dan produk perawatan tubuh yang keras, adalah satu dari banyak upaya untuk mencegah kelebihan estrogen pada pria.

5. Konsultasi dengan dokter

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter bila level hormon estrogen yang tinggi disebabkan oleh kondisi medis tertentu atau tidak dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup saja.

Dokter dapat menganjurkan terapi obat penghambat aromatase (aromatase inhibitor). Golongan obat ini akan mencegah enzim aromatase mengubah testosteron menjadi estrogen.

Obat-obatan yang umumnya didapatkan dalam bentuk anastrozole atau exemestane ini dapat menyeimbangkan kembali kadar hormon di dalam tubuh.

Jika Anda memiliki pertanyaan lain mengenai masalah kesehatan pria ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Kesimpulan

  • Kelebihan hormon estrogen pada pria dapat menyebabkan pembesaran ukuran payudara (ginekomastia), disfungsi ereksi, peningkatan lemak tubuh, dan gangguan kesuburan.
  • Penyebab utama dari gangguan hormon ini adalah penuaan, obesitas, konsumsi alkohol, paparan bahan kimia, masalah kesehatan, dan efek obat-obatan tertentu.
  • Menerapkan pola makan sehat, menjaga berat badan yang ideal, berhenti merokok dan minum alkohol, dan mengurangi paparan kimia dapat membantu mengontrol kadar hormon di dalam tubuh.
  • Apabila perubahan gaya hidup tidak efektif, dokter dapat merekomendasikan terapi obat penghambat aromatase, seperti anastrozole atau exemestane.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

High estrogen: Causes, symptoms, dominance & treatment. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved February 27, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22363-high-estrogen

Enlarged breasts in men (gynecomastia). (2023). Mayo Clinic. Retrieved February 27, 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gynecomastia/symptoms-causes/syc-20351793

Zheng, Y., Guo, Y., Song, C., Liu, G., Chen, S., Guo, X., & Lin, L. (2024). A cross-sectional study on the relationship between dietary fiber and endometriosis risk based on NHANES 1999–2006. Scientific Reports, 14(1). https://doi.org/10.1038/s41598-024-79746-9

Kaya, N., Aydın, M. A., & Kiziltan, R. (2023). The prevalence of gynecomastia and its relationship with age in 1589 Turkish patients who underwent CT scans due to various reasons. Eastern Journal Of Medicine, 28(1), 40-45. https://doi.org/10.5505/ejm.2023.87513

Wang, X., Ha, D., Yoshitake, R., Chan, Y. S., Sadava, D., & Chen, S. (2021). Exploring the biological activity and mechanism of Xenoestrogens and Phytoestrogens in cancers: Emerging methods and concepts. International Journal of Molecular Sciences, 22(16), 8798. https://doi.org/10.3390/ijms22168798

Chadid, S., Barber, J. R., Rohrmann, S., Nelson, W. G., Yager, J. D., Kanarek, N. F., Bradwin, G., Dobs, A. S., McGlynn, K. A., & Platz, E. A. (2019). Age-specific serum total and free Estradiol concentrations in healthy men in US nationally representative samples. Journal of the Endocrine Society, 3(10), 1825-1836. https://doi.org/10.1210/js.2019-00178

De Ronde, W., & De Jong, F. H. (2011). Aromatase inhibitors in men: Effects and therapeutic options. Reproductive Biology and Endocrinology, 9(1), 93. https://doi.org/10.1186/1477-7827-9-93

Versi Terbaru

10/03/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Mengenal DHT, Hormon Pemicu Kebotakan: Apakah Anda Memilikinya?

Berapa Kadar Testosteron yang Normal dan Sehat Pada Pria?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan