Testosteron lebih dikenal sebagai hormon reproduksi pria yang dihasilkan oleh testis. Fungsinya untuk membantu pembentukan organ seksual saat bayi laki-laki mengalami masa pertumbuhan. Nah, kelebihan atau kekurangan hormon testosteron bisa menyebabkan masalah kesehatan. Jadi sebaiknya berapa kadar testosteron yang ideal? Simak penjelasan di bawah ini.
Kadar testosteron ideal pria
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menetapkan kisaran normal testosteron pada populasi nonobesitas pria Eropa dan Amerika yang berusia 19-39 tahun yaitu 264-916 mg/dL.
Kisaran testosteron tersebut penting untuk mendiagnosis dan memberikan pengobatan yang efektif serta mencegah ketidakseimbangan hormon. Selain itu, banyak penyakit lainnya yang bisa dites dengan pengukuran hormon.
Mengetahui kadar testosteron seorang pria adalah bagian penting dari diagnosis dan pengobatan hipogonadisme. Ini adalah kondisi yang hanya memengaruhi pria dan terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan cukup testosteron.
Kondisi ini bisa terjadi sejak lahir atau saat sudah dewasa. Beberapa tanda umum dari kondisi ini meliputi kurangnya massa otot, suara tidak berubah, dan gangguan pertumbuhan rambut dan bulu badan. Namun, kondisi tersebut harus didiagnosis berdasarkan kadar testosteron.
Apa itu hipogonadisme?
Hipogonadisme adalah kondisi di mana testis tidak berfungsi semestinya. Pada orang dewasa, testis memiliki fungsi utama yaitu untuk memproduksi testosteron dan sperma. Fungsi ini dikendalikan oleh bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus mengirimkan sinyal (disebut gonadotropin releasing hormon) untuk menstimulasi hipofisis menghasilkan LH dan FSH. LH ini yang akan menstimulasi testis untuk menghasilkan testosteron.
Sinyal hipotalamus dan hipofisis bisa berubah berdasarkan sinyal umpan balik yang diterima otak dari testis. Oleh karena itu, hipogonadisme dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
- Masalah dengan sinyal dari otak ke testis, bisa di bagian hipotalamus maupun hipofisis
- Masalah dalam testis itu sendiri
Diagnosis hipogonadisme
- Tes hormon
- Analisis air mani (sperma)
- Tes pencitraan hipofisis
- Biopsi testis
[embed-health-tool-bmi]