backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Menggunakan Krim untuk Menghilangkan Bulu, Amankah?

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 01/12/2020

    Menggunakan Krim untuk Menghilangkan Bulu, Amankah?

    Untuk mendapatkan kulit yang mulus tanpa bulu, Anda tentu harus menghilangkan bulu di bagian-bagian tubuh tertentu. Banyak orang melakukan berbagai cara untuk menghilangkan bulu, misalnya dengan laser, mencukur, atau bahkan waxing. Selain ketiga hal populer tersebut, ada sebuah metode lain untuk menghilangkan rambut halus di tubuh menggunakan krim perontok bulu. Apa itu krim perontok bulu? Apakah aman dan maksimal hasilnya untuk menyingkirkan bulu? Simak di sini.

    Mengenal krim perontok bulu

    Krim perontok atau penghilang bulu umumnya berguna untuk menjangkau titik yang cukup sulit di bagian tubuh lainnya yang sulit dijangkau dengan cukuran. Metode ini juga biasa disebut sebagai depilatori. Depilatori atau hair removal cream menawarkan metode menghilangkan bulu tanpa alat atau pun rasa sakit seperti waxing.

    Krim perontok bulu ini bekerja dengan cara memecah struktur protein rambut sehingga rambut bisa keluar dan terangkat dari kulit dengan mudah saat Anda menggosokkan krimnya ke kulit. Setelah digosok, disemprot atau dioles ke kulit, formula krim akan memecah ikatan kimia yang menahan struktur protein rambut di tubuh, dan protein ini dikenal sebagai keratin.

    Begitu krim depilatory melarutkan keratin, rambut menjadi cukup lemah untuk terlepas dari folikel. Maka rambut atau bulu bisa dengan mudahnya melepaskan diri atau rontok dari folikel.

    Selain berbentuk krim, penghilang bulu ini juga tersedia dalam bentuk gel, roll, dan lulur. Krim perontok bulu ini mengandung beberapa bahan yang berbeda, seperti sodium thioglycolate, strontium sulfide, dan calcium thioglycolate yang akan bereaksi dengan rambut di tubuh Anda. Maka, tak jarang krim ini sedikit berbau menyengat ketika digunakan untuk menghilangkan bulu.

    Bagaimana cara menggunakan krim penghilang bulu?

    Cara menggunakannya cukup mudah dan krim perontok bulu ini bisa diperoleh di toko kecantikan atau apotek. Pertama, buka kemasan krim perontok bulu. Biasanya di dalam kemasan juga sudah tersedia spatula yang gunanya untuk mengoleskan dan mengangkat krim.

    Setelahnya, pastikan kaki atau bagian tubuh lain yang ingin dihilangkan bulunya sudah dibersihkan. Lalu oleskan krim pada bagian tubuh yang berbulu, sesuai petunjuk kemasan. Ratakan menggunakan spatula dan diamkan 1- 3 menit untuk menunggu proses pemecahan keratin rambut dengan krim.

    Sehabis itu, gunakan kembali spatula untuk membersihkan atau mengangkat sisa krim dan bulu-bulu yang rontok. Anda bisa membilasnya dengan sabun dan air bersih untuk menghilangkan sisa krim penghilang bulu.

    Seberapa efektif menggunakan krim perontok bulu ini?

    Dibanding dengan laser, waxing, mencukur, atau elektrolisis, menggunakan krim perontok bulu ini terbilang mudah, murah, dan sedikit risikonya. Penggunaan krim penghilang bulu ini terbilang bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah tanpa menimbulkan rasa sakit pada proses pengerjaannya.

    Metode ini juga terbilang lebih aman karena tidak akan menimbulkan risiko yang berbahaya setelahnya. Namun, tetap saja bagi sebagian orang yang punya kulit sensitif atau alergi pada bahan kimia tertentu ada baiknya memperhatikan bahan-bahan kandungan krim.

    Anda juga bisa melakukan uji coba sehari sebelum menggunakan krim dengan cara mengoleskannya sedikit saja ke kulit. Jika terjadi iritasi, merah, gatau atau hal berbahaya lainnya, lebih baik tidak menggunakan krim perontok sebagai cara menghilangkan bulu.

    Menurut Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika, penggunaan krim perontok bulu ini tidak boleh dilakukan sering-sering. Gunakan paling sering satu minggu sekali saja. Karena pada umumnya, bulu akan mulai tumbuh kembali setelah satu minggu menggunakan krim perontok. Hal ini juga berguna untuk mencegah iritasi pada kulit karena terlalu sering terpapar zat kimia.

    FDA juga mengimbau para pengguna krim ini agar tidak digunakan untuk bulu bagian alis, sekitar mata, atau kulit yang sedang luka. Pasalnya, menurut beberapa laporan yang diterima, krim ini juga bsia menimbulkan kondisi kulit seperti luka bakar, lecet, sengatan, ruam gatal, dan masalah pengelupasan kulit.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 01/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan