backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Elastoderma

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 06/07/2022

Elastoderma

Kulit mengendur merupakan salah satu tanda-tanda penuaan kulit. Salah satu penyakit langka bernama elastoderma juga menyebabkan kulit menua lebih cepat. Kenali lebih lanjut pengertian dan pengobatan penyakit ini.

Apa itu elastoderma?

Elastoderma adalah penyakit kulit langka yang melemahkan lapisan kulit sehingga tampak mengendur dan berlipat-lipat.

Tak hanya itu, kulit pun sulit kembali ke bentuk semula jika Anda menekan atau mencubitnya.

Masalah kulit ini bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun, tetapi bagian yang paling sering terdampak adalah kulit leher, siku, dan lutut.

Penyakit kerutan langka ini biasa dijumpai pada remaja hingga orang dewasa dengan rentang usia 12 – 65 tahun.

Karena lebih banyak ditemukan pada usia remaja dan dewasa, elastoderma merupakan penyakit yang didapat setelah lahir, bukan penyakit bawaan atau keturunan.

Penyebab dan faktor risiko elastoderma

eksim pemicu elastoderma

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab elastoderma. Kondisi ini terjadi pada siapa saja, bahkan pada orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan riwayat elastoderma.

Meski demikian, penelitian terbitan The American Journal of Dermatopathology (2015) menemukan bahwa pasien dengan penyakit ini memiliki serat elastis yang lebih banyak dari jumlah normal.

Serat ini ditemukan pada jaringan ikat di lapisan kulit dermis atau lapisan tengah kulit.

Serat elastis yang terlihat pun menebal dan membentuk garis-garis tidak teratur.

Studi ini juga menduga bahwa produksi elastin berlebih mungkin muncul akibat proses peradangan jangka panjang. 

Pasalnya, hasil penelitian sebelumnya menemukan bahwa pasien elastoderma memiliki penyakit kulit pemicu radang jangka panjang, seperti erisipelas, eksim dishidrotik, dan folikulitis

Namun, penelitian ini mengamati bila elastoderma tidak muncul pada bagian kulit yang sering terdampak. 

Gejala elastoderma

Ada beberapa tanda-tanda yang bisa Anda amati dari kelainan kulit langka ini. 

1. Papula

Papula adalah bentol-bentol kulit yang padat dengan pinggiran yang tegas tanpa cairan. Kondisi ini terjadi pada 80 – 99% orang yang memiliki elastoderma.

2. Kerutan kulit dini

Elastoderma menjadi penyebab kulit keriput yang tampak lebih intens daripada usia Anda.

Kerutan yang muncul terlihat seperti lipatan dan lekukan tidak teratur. Gejala ini ditemukan pada 80 – 99% orang yang memiliki kondisi ini.

3. Nodul

Nodul mirip dengan papula, yakni adanya benjolan tanpa cairan.

Perbedaan keduannya adalah ukuran nodul lebih besar dan posisinya berada di lapisan kulit yang lebih dalam.

4. Hiperestesia

Hiperestesia adalah adanya peningkatan sensitivitas kulit terhadap rangsangan.

Hal ini menyebabkan kulit mudah terasa nyeri, serta peka terhadap sentuhan dan suhu. Kondisi ini muncul sebanyak 80 – 99% pada kasus penyakit ini.

5. Eksim dan erisipelas

Orang yang mengalami penyakit kerutan langka ini juga rentan mengalami eksim dan erisipelas atau infeksi bakteri pada jaringan lunak kulit.

Kondisi ini ditandai dengan ruam, kulit kering, mengelupas, membengkak, serta gatal.

Berbeda dari gejala sebelumnya, kedua penyakit kulit ini lebih jarang terjadi pada pasien, yakni hanya sekitar 5 – 29 persen.

Pengobatan elastoderma

Hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk mengatasi atau mengendalikan elastoderma.

Selain penyebabnya masih belum pasti, pengidapnya di dunia pun sangat sedikit, yakni kurang dari 1 dari sejuta orang di dunia.

Hal ini membuat penelitian lebih lanjut tentang pengobatan elastoderma masih terbatas.

Pencegahan elastoderma

Lagi-lagi, pencegahan kondisi ini juga belum diketahui oleh para ahli hingga saat ini.

Meski begitu, Anda bisa mengendalikan penyakit kulit yang diduga memicu peradangan jangka panjang.

Dengan demikian, peradangan juga lebih terkendali sehingga bisa menurunkan kemungkinan risiko kerutan yang tidak diketahui ini.

Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter kulit Anda untuk mengetahui serta mendapatkan obat eksim, folikulitis, dan erisipelas. 

Sebaik mungkin, hindari pula infeksi bakteri penyebab folikulitis dan erisipelas.

Elastoderma adalah penyakit langka yang membuat kulit berkerut dan kendur sehingga tampak tua dari usia Anda.

Kondisi ini belum diketahui penyebab pastinya sehingga pengobatannya pun masih belum jelas.

Ringkasan

  • Kerutan pada elastoderma muncul akibat jumlah serat elastis pada kulit berlebih.
  • Kondisi ini kerap muncul pada orang berusia 12 – 65 tahun.
  • Penyakit ini bisa timbul pada siapa saja meskipun tidak ada riwayat dari keluarga.
  • Gejala lain yang sering muncul adalah bentol papula, nodul, serta sensitif terhadap rangsangan.
  • Kerutan ini didapat setelah lahir, bukan kelainan bawaan lahir.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 06/07/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan