backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Dermatographia

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 01/11/2022

Dermatographia

Ada banyak ragam penyakit kulit yang ditandai dengan ruam dan benjolan, salah satunya dermatographia atau dermografisme. Lantas, apakah kondisi ini berbahaya?

Apa itu dermatographia?

Dermatographia adalah kondisi yang membuat kulit menonjol dan memerah setiap kali Anda menggaruknya secara ringan. 

Tonjolan dan kemerahan ini mengikuti arah garis garukan Anda. Kondisi yang juga disebut dermatographic urticaria ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dalam waktu 30 menit.

Meski tidak berbahaya, Anda sebaiknya memeriksakan kondisi ini ke klinik atau rumah sakit bila sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kondisi ini bukanlah penyakit kulit menular sehingga tidak apa-apa jika bersentuhan dengan orang yang mengalami demografisme. 

Gejala dermatographia

gejala dermatographia

Berikut beberapa gejala dermografisme yang bisa Anda amati.

  • Kemerahan.
  • Kulit menonjol di sepanjang goresan.
  • Bisa diikuti oleh rasa gatal.
  • Kondisi semakin parah pada sore atau malam dan bisa mengganggu tidur.
  • Goresan terasa panas dan lembut.
  • Muncul ruam mirip biduran setelah gesekan di kulit.

Umumnya, gejala bisa muncul dalam waktu beberapa menit setelah kulit tergores dan akan hilang dalam waktu 30 menit. 

Meski demikian, gejala penyakit kulit dermatographia juga bisa muncul 30 menit setelah adanya gesekan.

Selama 3 – 6 jam kemudian, gejala bisa timbul dan hilang. Kondisi ini bisa terjadi hingga 48 jam.

Penyebab dan faktor risiko dermatographia

Hingga saat ini, penyebab dermografisme belum diketahui secara pasti.

Meski begitu, para ahli menduga bahwa kondisi ini dipicu oleh:

  • infeksi,
  • masalah emosional,
  • obat penisilin,
  • garukan atau gesekan yang cukup intens,
  • alergi,
  • olahraga, dan
  • suhu ekstrem panas atau dingin.

Selain itu, ada beberapa kondisi yang membuat Anda lebih rentan mengalami dermatographic urticaria, yaitu:

  • remaja atau berusia sekitar 20 tahun,
  • berkulit kering,
  • pasien dermatitis,
  • memiliki anggota keluarga dengan dermografisme.

Diagnosis dermatographia

Diagnosis dermatographic urticaria dilakukan dengan pemeriksaan menggunakan alat yang memberikan berbagai jenis tekanan dan goresan di punggung.

Dokter akan menunggu beberapa menit untuk melihat reaksi di kulit.

Biopsi atau pengambilan sampel kulit sangat jarang dilakukan, kecuali untuk membedakan dermografisme dan mastositosis.

Pengobatan dermatographia

Gejala dermatographic urticaria biasanya akan hilang dengan sendirinya. Jadi, pengobatan bisa saja tidak diperlukan. 

Meski begitu, bila kondisi sudah semakin parah atau mengganggu, dokter mungkin akan merekomendasikan obat-obatan berikut.

1. Obat antihistamin

Obat antihistamin bekerja dengan cara mencegah pelepasan zat kimia bernama histamin.

Histamin berperan penting untuk mengenali benda-benda asing yang bisa membahayakan tubuh.

Meski begitu, orang dengan dermatografia cenderung lebih sensitif sehingga tubuh melepaskan histamin meskipun hanya terkena gesekan di kulit. 

Akibatnya, senyawa ini menyebabkan kulit bengkak, menonjol, dan gatal tak kunjung sembuh.

Beberapa jenis antihistamin yang mungkin diberikan dokter, yaitu:

  • cetirizine, 
  • loratadine
  • diphenhydramine, dan 
  • fexofenadine

2. Omalizumab

Omalizumab adalah obat untuk mencegah antibodi tidak menempel di sel kekebalan tubuh. 

Pada dasarnya, antibodi penting untuk memperkuat imun. Sayangnya, reaksi berlebihan justru membuat tubuh menjadi sensitif sehingga timbul dermatografia.

3. Terapi cahaya

Terapi cahaya cukup efektif mengobai dermografisme.

Dokter nantinya memberikan cahaya dengan jenis narrowband UVB therapy atau penyinaran sinar ultraviolet B.

Mengutip studi terbitan Journal of Dermatological Treatment (2014), pemberian terapi ini dilakukan bila dermatographic urticaria sudah parah dan tidak bisa diatasi dengan antihistamin.

Meski begitu, ada kemungkinan kambuh dalam dua hingga tiga bulan setelah terapi ini.

4. Suplemen vitamin C

Dokter juga mungkin memberikan suplemen vitamin C dengan dosis sebanyak 1.000 mg untuk menurunkan kadar histamin. 

Oleh karena itu, vitamin ini membantu mencegah reaksi yang timbul pada dermografisme.

Pencegahan dermatographia

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko penyakit dermatographia, apa saja?

1. Hindari gesekan pada kulit

Hindari menggaruk kulit sebisa mungkin. Jika terasa gatal, tepuk atau usap kulit secara halus.

Bila ada aktivitas yang membuat kulit kerap bergesekan, gunakan pelindung kulit, seperti baju lengan panjang.

2. Pilih bahan pakaian lembut

Kenakan pakaian longgar dengan bahan kain halus yang mudah menyerap keringat.

Hindari pakaian dengan bahan, seperti wol, nilon, atau poliester. Ketiga bahan ini bisa picu rasa gatal, bahkan alergi bagi beberapa orang.

3. Jaga kelembapan kulit

Saat mandi, hindari mandi dengan air panas dan gunakan sabun lembut agar kulit tetap lembap dan tidak mudah kering.

Tepuk-tepuk handuk alih-alih menggosokkannya untuk mengeringkan kulit setelah mandi. 

Selalu rutin mengoleskan pelembap seusai mandi agar dapat mengunci kelembapan alami kulit.

Jangan lupa pasang humidifier untuk melembapkan udara di ruangan.

4. Kelola stres

Stres terkadang tidak bisa dihindari, tetapi Anda bisa mengelolanya.

Anda bisa melakukan aktivitas yang membantu mengelola stres, seperti:

  • konsumsi makanan sehat, 
  • berbicara pada orang yang dipercaya, 
  • olahraga, 
  • istirahat cukup, dan 
  • mengambil jeda di tengah-tengah aktivitas.

Dermatographia merupakan masalah kulit yang sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bisa mengganggu aktivitas harian Anda. 

Bila tidak hilang dalam waktu lama dan sangat mengganggu, konsultasikan segera dengan dokter.

Rangkuman

  • Gejala dermatografia adalah kemerahan dan tonjolan kulit di sepanjang gesekan.
  • Kondisi ini tidak menular.
  • Belum diketahui penyebab pastinya, tetapi bisa dipicu oleh alergi, infeksi, hingga masalah emosional.
  • Kondisi ini bisa menghilang dengan sendirinya, tetapi mungkin diberikan pengobatan antihistamin, omalizumab, dan terapi cahaya bila kondisi tak kunjung membaik.
  • Pencegahan dilakukan dengan mengurangi gesekan dan menjaga kelembapan kulit.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan

General Practitioner · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 01/11/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan