Pernah mendengar istilah dokter kecantikan? Profesi ini tentunya tak asing lagi untuk Anda yang sering pergi ke klinik kecantikan.
Namun jangan salah menyamakannya dengan dokter kulit atau dermatologis karena keduanya berbeda. Lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini!
Apa itu dokter kecantikan?
Dokter kecantikan atau aesthetician doctor adalah dokter yang menguasai keahlian dan keterampilan berkaitan dengan perawatan kecantikan.
Ia tidak hanya menangani perawatan wajah tapi juga bagian tubuh lain.
Profesi ini sering kali disamakan dengan dokter kulit atau dermatologis padahal keduanya berbeda.
Dokter kulit memiliki kewenangan dalam menangani penyakit pada kulit, masalah pada rambut, gangguan pada kuku, dan masalah kosmetik.
Sementara itu, aesthetician doctor lebih fokus untuk menjaga atau memperbaiki tampilan kulit dan pembentukan tubuh.
Terkadang seorang aesthetician doctor membutuhkan bantuan ahli bedah plastik jika pasien membutuhkan prosedur pembedahan.
Selain dermatologis, Anda perlu memahami bahwa aesthetician doctor juga berbeda dengan ahli kecantikan.
Ahli kecantikan tidak menempuh pendidikan yang sama dengan aesthetician doctor.
Akan tetapi mereka mengikuti berbagai pelatihan untuk mendukung keahlian dan kemampuannya dalam menangani hal-hal yang berkaitan dengan kecantikan.
Biasanya, aesthetician doctor bekerja di klinik maupun rumah sakit sama seperti dokter kulit. Berbeda dengan ahli kecantikan yang bekerja di salon atau spa.
Jenis perawatan yang ditangani dokter kecantikan
Berdasarkan situs Medicfootprints, seorang aesthetician doctor memiliki keterampilan untuk menjalankan berbagai prosedur perawatan berikut ini.
1. Botox
Botulinum toxin atau suntik botoks wajah adalah obat yang terbuat dari racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum.
Dosis kecil dari racun ini bisa digunakan untuk perawatan kulit, yakni mengurangi kerutan wajah sehingga penampilan kulit jadi lebih baik. Pemberian obat dilakukan dengan cara disuntik.
Prosedur ini dapat menyebabkan rasa nyeri, bengkak, dan memar pada bekas suntikan. Pada wajah, penyuntikkan botoks dapat menyebabkan kelopak mata terkulai sementara.
2. Dermal filler
Prosedur ini kerap jadi pilihan untuk menambah volume pada suatu area tubuh, paling sering adalah area bibir dan pipi.
Namun, prosedur yang ditangani oleh seorang dokter kecantikan ini sifatnya tidak permanen.
Dalam jangka waktu 6 hingga 18 bulan, biasanya area tertentu yang disuntikkan zat akan kembali ke penampilan semula.
Efek samping dari dermal filler bisa berupa infeksi, jaringan parut, atau penyumbatan pembuluh darah di wajah.