Ada banyak jenis penyakit kulit, tapi yang paling umum adalah psoriasis dan scabies. Kalau Anda asing dengan nama scabies, bagaimana dengan kudis? Ya, kudis dan scabies adalah kondisi yang sama. Psoriasis dan kudis bisa menyerang siapa saja di segala usia. Tidak hanya itu, keduanya juga memiliki gejala yang sama, seperti kulit memerah dan gatal. Meski gejalanya sama, psoriasis dan scabies nyatanya beda jauh. Apa saja perbedaannya?
Apa itu psoriasis dan scabies?
Sebelum mengetahui bedanya psoriasis dan scabies, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu pengertian keduanya. Psoriasis adalah penyakit kulit autoimun kronis yang sering hilang timbul, alias kambuhan.
Psoriasis terjadi karena sistem kekebalan tubuh Anda keliru menyerang sel kulit sehat. Akibatnya terjadi penumpukan sel kulit yang menebal di permukaan kulit. Psoriasis bukanlah penyakit menular. Jadi, menyentuh lesi (kulit yang terluka/pecah) orang yang memiliki psoriasis tidak akan menyebabkan Anda terkena penyakit ini juga.
Berbanding terbalik dengan psoriasis, scabies alias kudis, merupakan penyakit kulit menular dan disebabkan oleh tungau mikroskopik bernama Sarcoptes scabiei. Infeksi ini dimulai saat tungau masuk ke dalam kulit dan berkembang biak di sana.
Alhasil, kulit akan terasa sangat gatal akibat reaksi alergi. Penyakit ini bisa menyebar dengan cepat melalui kontak fisik secara langsung dan berbagi pakaian atau sprei dengan orang yang terinfeksi.
Beda psoriasis dan scabies berdasarkan penyebab
Meski sama-sama menimbulkan reaksi gatal pada kulit, nyatanya psoriasis dan scabies sangat beda jika dilihat dari penyebabnya. Berikut adalah perbedaan psoriasis dan kudis berdasarkan penyebabnya.
Psoriasis
Belum ditemukan secara pasti apa penyebab psoriasis. Akan tetapi, para ahli menduga bahwa penyakit ini disebabkan karena adanya masalah pada sistem kekebalan tubuh dengan sel T dan sel darah putih lainnya. Pada orang sehat, sel T biasanya bergerak melalui tubuh untuk melawan zat asing seperti virus atau bakteri.
Namun, pada orang psoriasis, sel T justru menyerang sel-sel kulit sehat secara tidak sengaja. Selain itu, sel T juga menjadi terlalu aktif sehingga memicu peningkatan produksi sel kulit, sel T itu sendiri, dan sel darah putih lainnya.
Kondisi ini membuat sel kulit menebal dan bersisik yang biasanya berwarna keperakan. Terkadang, kulit juga akan mengalami kemerahan, nanah, dan lesi pada kulit.
Psoriasis biasanya muncul atau dipicu oleh beberapa kondisi seperti:
- Infeksi, seperti radang tenggorokan atau kulit
- Cedera pada kulit, seperti luka atau goresan, gigitan serangga, dan sengatan matahari yang parah
- Stres
- Merokok
- Konsumsi alkohol berat
- Kekurangan vitamin D
- Obat-obatan tertentu seperti lithium untuk gangguan bipolar, beta blocker untuk tekanan darah tinggi, obat antimalaria, dan iodida.
Scabies
Jika psoriasis berkaitan dengan kekebalan tubuh dan autoimun, beda dengan scabies. Pada kudis, tungau selalu bersembunyi di bawah kulit. Biasanya, tungau betina akan bertelur di terowongan yang telah dibuatnya. Setelah menetas, larva kemudian bergerak ke permukaan kulit dan menyebar ke seluruh tubuh atau ke orang lain lewat kontak fisik.
Oleh sebab itu, seseorang dapat terinfeksi penyakit ini apabila tertular dari orang lain yang memilikinya. Sekolah menjadi salah satu tempat yang paling tinggi ririsko penularan kudisnya pada anak.
Selain kontak dari kulit ke kulit, berbagi handuk, tempat tidur, dan peralatan lain dengan orang yang terinfeksi juga menyebabkan Anda tertular penyakit yang satu ini. Namun, sekalipun beberapa hewan memiliki jenis tungau ini, penyakit ini tidak bisa menular dari hewan ke manusia.
Meski penyakit menular, kudis tidak akan menular lewat jabat tangan atau berpelukan. Dibutuhkan waktu yang cukup lama sampai Anda bisa tertular, karena tungau membutuhkan waktu untuk merangkakdari satu orang ke orang lainnya.
Beda psoriasis dan scabies berdasarkan gejala
Psoriasis
Meski gejala umum psoriasis dan scabies mirip, tetap terdapat perbedaan antara keduanya. Tanda dan gejala psoriasis bisa bervariasi pada setiap orang. Meski begitu, umumnya gejala psoriasis yang muncul, antara lain:
- Kulit menebal dan bertekstur tidak rata.
- Timbul bercak merah pada kulit disertai adanya sisik keperakan.
- Kulit kering dan pecah-pecah yang bisa sampai berdarah.
- Rasa gatal, terbakar, atau nyeri di bagian kulit yang terinfeksi.
- Mengalami kekakuan atau pembengkakan sendi.
Semua bagian tubuh bisa terserang psoriasis. Namun kulit kepala, wajah, siku, tangan, lutut, kaki, dada, punggung bawah, kuku, dan lipatan bokong biasanya yang paling rentan terkena psoriasis.
Scabies
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, tanda dan gejala kudis akan muncul 2-6 minggu setelah paparan awal. Jika pernah memiliki riwayat penyakit ini, Anda mungkin berisiko kambuh lebih cepat sekitar 1 sampai 4 hari setelah paparan. Berikut ini beberapa tanda dan gejala kudis yang paling umum.
Gatal
Gatal menjadi gejala paling umum saat seseorang terkena penyakit kulit seperti psoriasis dan scabies. Rasa gatal bisa muncul di bagian tubuh mana pun. Ketika terserang kudis Anda akan merasakan gatal yang teramat sangat. Rasa gatal ini akan menjadi-jadi saat malam hari. Tak heran jika orang yang memiliki kudis sering kali sulit tidur akibat rasa gatal yang menganggu.
Ruam
Orang yang memiliki kudis biasanya juga akan mengalami ruam di kulitnya. Ruam ini menyebabkan benjolan kecil yang sering kali membentuk pola seperti garis. Benjolan ini juga bisa terlihat seperti jerawat dan bekas gigitan yang kecil-kecil berwarna kemerahan. Bahkan, sebagian orang juga mengalami bercak yang bersisik seperti eksim.
Luka
Rasa gatal akibat scabies kerap tak tertahankan. Itu sebabnya orang yang terkena penyakit ini kulitnya sering dipenuhi luka. Luka ini muncul akibat seseorang terus menggaruk kulitnya.
Berkembang di seluruh bagian tubuh
Psoriasis dan scabies sama-sama dapat menyerang seluruh bagian kulit. Namun, untuk scabies, terdapat beberapa lokasi yang biasanya lebih disukai tungau. Beberapa bagian tubuh yang paling sering terserang yaitu sela-sela jari, sekitar kuku, siku, pergelangan tangan, telapak tangan serta kaki, ketiak, lutut, bokong, garis sabuk, penis, kulit di sekitar puting susu, dan kulit yang ditutupi perhiasan.
Kerak tebal pada kulit
Mirip dengan psoriasis, orang dengan scabies kerap memiliki kerak tebal di kulitnya. Kerak ini cenderung tebal, mudah hancur saat disentuh, dan terlihat berwarna keabu-abuan. Terkadang kerak muncul di satu atau beberapa area tubuh seperti kulit kepala, punggung, atau kaki. Kondisi ini umumnya terjadi ketika seseorang mengalami jenis scabies yang parah yang disebut scabies Norwegia.
Orang dengan penyakit ini biasanya memiliki 100 hingga 1.000 tungau di kulit mereka. Padahal biasanya kebanyakan orang yang mengidap scabies hanya memiliki 15 sampai 20 tungau di kulit mereka.
Biasanya scabies Norwegia ini berkembang pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah akibat masalah kesehatan tertentu atau orang tua. Pasalnya, penyakit ini muncul dan akan terus memburuk ketika tubuh orang tersebut tidak bisa melawan tungau. Tanpa perlawanan dari tubuh, tungau akan berkembang biak dengan subur.
Beda psoriasis dan scabies berdasarkan faktor risiko
Psoriasis
Psoriasis menyerang orang-orang dari segala umur terlepas dari jenis kelamin, etnis, atau gaya hidup. Beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko terkena psoriasis di antaranya:
- Memiliki riwayat keluarga yang terkena psoriasis
- Terkena infeksi virus yang parah, seperti HIV
- Terkena infeksi bakteri yang parah
- Stres
- Merokok
- Kelebihan berat badan atau obesitas
Scabies
Sama halnya dengan psoriasis, scabies juga dapat memengaruhi orang dari segala usia, tingkat pendapatan, tingkat sosial, dan situasi hidupnya. Namun, risiko penyakit ini akan meningkat apabila Anda:
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi, lansia, atau orang dengan HIV.
- Melakukan hubungan seksual dengan orang orang yang terinfeksi.
- Berada dalam satu tempat dengan orang yang terinfeksi dalam jangka waktu yang lama seperti di panti jompo dan fasilitas serupa lainnya.
Beda psoriasis dan scabies berdasarkan pengobatan
Karena beda penyebab dan gejala, makan penanganan psoriasis dan scabies pun berbeda. Untuk itu, coba simak penjelasan berikut ini.
Psoriasis
Perawatan dokter
Meski tidak menular, psoriasis tidak bisa disembuhkan. Pengobatan yang diberikan hanya bertujuan untuk mengurangi gejala dan memperbaiki penampilan kulit Anda. Itu sebabnya, pengobatan psoriasis bergantung pada:
- Tipe psoriasis yang dimiliki
- Bagian tubuh yang terkena
- Keparahan psoriasis
- Masalah kesehatan lain yang dimiliki
- Efek psoriasis dalam kehidupan sosial Anda
Pengobatan untuk psoriasis ringan sampai sedang antara lain dengan memberikan salep atau pelembap yang mengandung steroid, tar batubara, asam salisilat, anthralin, retinoid, hingga calcinerin inhibitor. Selain itu, suntik kortikosteroid dan terapi sinar ultraviolet (UV) juga bisa dilakukan untuk membantu meringankan gejala.
Untuk mengurangi gejala yang muncul, pengobatan biasanya berlangsung dalam hitungan bulan hingga tahun. Akan tetapi, sebagian besar orang berhasil menjalani pengobatan hingga kulitnya bersih sejak 1-12 bulan pengobatan.
Namun, ketika Anda menyelesaikan pengobatan bukan berarti masalah kulit ini akan hilang sepenuhnya. Psoriasis pada dasarnya tidak dapat disembuhkan (beda dengan scabies) dan gejalanya mungkin muncul lagi. Itu sebabnya, setelah selesai pengobatan, wajib bagi Anda untuk menghindari berbagai pemicu dan faktor risikonya.
Perawatan rumahan
Selain penggunaan obat, beberapa kebiasaan sederhana juga bisa membantu meringankan gejala psoriasis, seperti:
- Menjaga kebersihan kulit dengan rajin mandi.
- Menggunakan pelembap.
- Tidak minum alkohol.
- Menghindari paparan sinar matahari dengan menggunakan baju tertutup dan topi.
Berbagai cara ini bisa menjadi cara untuk membantu meringakan peradangan (kemerahan), kerak kulit, dan gatal-gatal akibat psoriasis.
Selain itu, ada beberapa perawatan alami yang juga aman dan mampu meringankan berbagai gejala psoriasis. Meski masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk melihat efektivitasnya, Anda bisa mencoba berbagai bahan alami seperti:
Lidah buaya
Ekstrak lidah buaya mampu mengurangi kemerahan, kerak, gatal, dan peradangan pada orang dengan psoriasis. Anda hanya perlu mengoleskan daging lidah buaya atau krim yang mengandung lidah buaya ke kulit yang meradang setiap kali dibutuhkan.
Minyak ikan
Asam lemak omega 3 yang terkandung di dalam minyak ikan bisa mengurangi peradangan akibat psoriasis. Meski membutuhkan penelitian lebih lanjut, tidak ada salahnya untuk mencoba minum suplemen minyak ikan karena tergolong aman.
Scabies
Perawatan dokter
Beda dengan psoriasis, berbagai obat dan anjuran dokter dapat menyembuhkan scabies yang Anda miliki sepenuhnya. Biasanya, dokter akan meresepkan krim obat yang harus Anda oleskan di sekujur tubuh, dari leher ke bawah. Obat ini perlu dibiarkan selama setidaknya 8 jam atau selama waktu tidur.
Pada bayi dan anak-anak, perawatan bahkan dianjurkan untuk dioleskan ke kulit kepala serta wajah. Walaupun obat ini membunuh tungau dengan cepat, rasa gatal mungkin tidak sepenuhnya hilang selama beberapa minggu.
Obat-obatan yang diresepkan untuk mengobati scabies seperti:
- 5% permethrin cream, biasanya ditujukan untuk bayi berusia 2 bulan ke atas dan wanita hamil.
- 10% krim crotamiton
- 25% benzyl benzoate losion
- 5 sampai 10% salep belerang
- 1% losion lindane
Untuk menyembuhkan tipe kudis yang lebih parah (scabies Norwegia), dokter akan meresepkan obat yang jauh lebih kuat. Umumnya, dokter akan meresepkan ivermectin. Obat-obatan ini juga biasanya diresepkan untuk anak-anak dan pasien yang positif HIV.
Selain itu, dokter juga akan meresepkan berbagai obat pelengkap seperti:
- Antihistamin, untuk mengendalikan rasa gatal dan membantu tidur.
- Losion pramoxine, untuk mengendalikan rasa gatal.
- Antibiotik, untuk menghilangkan infeksi.
- Krim steroid, untuk mengurangi kemerahan, bengkak, dan gatal.
Dokter biasanya juga menyuruh semua anggota keluarga dan orang terdekat pasien lainnya untuk menggunakan obat yang sama meski tidak menunjukkan tanda-tanda tertular kudis. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran kudis ke keluarga Anda.
Pengobatan ini dapat membantu menghilangkan tungau di tubuh, gejala, dan mengobati infeksi yang telah berkembang. Selama beberapa hari hingga satu minggu pertama biasanya ruam dan gatal bisa memburuk selama perawatan. Dalam empat minggu biasanya kulit akan sembuh sepenuhnya.
Namun, jika kondisi kulit tak juga membaik dalam empat minggu tandanya masih ada tungau di dalam tubuh. Oleh sebab itu, pastikan bahwa Anda mengonsultasikannya kembali ke dokter kulit.
Perawatan rumahan
Sejauh ini belum ada perawatan herbal atau alami yang terbukti untuk scabies. Meski pengobatan herbal seperti tea tree oil atau minyak Mimba disebut-sebut mampu mengobati kudis, belum ada penelitian yang membuktikan keefektifannya. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk tetap berkonsultasi ke dokter.
Namun untuk mencegah tungau dan kudis muncul kembali, ada beberapa kebiasaan yang perlu dilakukan. Tentu saja hal yang paling pertama dan utama ialah menjaga kebersihan pakaian, selimut, kasur, dan handuk untuk menyingkirkan tungau yang mungkin menempel.
Cucilah semua pakaian, handuk, karpet, dan selimut dengan menggunakan air panas. Air panas bisa membunuh tungau yang bersarang di pakaian dan karpet.
Selain itu, Anda juga wajib membersihkan rumah dengan rutin terutama karpet yang biasa menjadi tempat favorit tungau. Jangan menunggu hingga berbulan-bulan untuk mencuci karpet yang ada di rumah.Meski terlihat bersih Anda perlu rutin mencucinya. Pasalnya tungau merupakan hewan kecil yang tak terlihat oleh mata telanjang.
Nah, dengan mengetahui beda psoriasis dan scabies, hal ini tentu akan berguna untuk membantu Anda menentukan langkah apa yang harus diambil setelahnya. Namun, selalu ingat untuk konsultasikan ke dokter.