backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenali Tanda-Tanda Kurang Serat dan Dampaknya bagi Kesehatan Anak

Ditulis oleh dr. Frieda Handayani Sp.A (K) · Kesehatan anak · Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) — Pondok Indah


Tanggal diperbarui 13/09/2021

    Kenali Tanda-Tanda Kurang Serat dan Dampaknya bagi Kesehatan Anak

    Mungkin, banyak ibu yang bertanya-tanya, asupan gizi apa saja yang perlu diberikan kepada anak di atas usia 1 tahun. Banyaknya nutrisi yang perlu dipenuhi kadang bisa saja membuat para ibu lupa memberikan salah satu nutrisi penting, seperti serat. Padahal, serat sangat penting dalam tumbuh kembang anak.

    Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mengatakan 95,5% konsumsi serat penduduk Indonesia untuk usia di atas 5 tahun masih terbatas. Hal ini disebabkan karena anak tidak dibiasakan untuk makan serat. Maka dari itu, sangat penting untuk orangtua mengenalkan makanan kaya serat sedini mungkin.

    Apabila si kecil tidak cukup serat, kesehatan sistem pencernaannya bisa terganggu, bahkan bisa mengganggu tumbuh kembang si kecil.

    Tanda anak kurang serat

    Pemenuhan serat harian anak sangat penting demi kesehatan sistem pencernaannya. Untuk itu, Anda harus memberikan perhatian khusus akan hal ini.

    Terdapat beberapa tanda yang akan anak Anda tunjukkan jika kebutuhan seratnya tidak tercukupi, antara lain:

    • Frekuensi buang air besar (BAB) kurang lancar atau sembelit
    • Perut kembung
    • Sering mengeluh sakit perut
    • Mengalami peradangan karena kurang asupan vitamin dan mineral.

    Dampak yang terjadi jika anak kurang serat

    Kurang serat dalam jangka waktu lama tentu akan berdampak pada kesehatan anak secara keseluruhan. Beberapa akibat yang muncul jika kebutuhan serat anak tidak terpenuhi, antara lain:

    1. Sembelit dan perut kembung

    Anak yang kekurangan serat biasanya akan mengalami BAB (buang air besar) yang keras bahkan sembelit. Kondisi yang berkepanjangan ini, akan membuat anak mengalami nyeri sekitar dubur.

    Bahkan, anak juga bisa mengalami trauma karena sakit yang ia rasakan saat BAB. Akibatnya, anak semakin jarang BAB sehingga terjadi penumpukan feses. Feses yang menumpuk di usus bisa menyebabkan anak sering mengeluh sakit perut dan kembung.

    2. Menurunnya daya tahan tubuh

    Ketika anak kekurangan serat, otomatis asupan vitamin dan mineralnya juga jadi tidak terpenuhi. Padahal keduanya memegang peranan penting dalam melindungi imunitas si kecil. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun dan anak rentan terkena peradangan yang membuatnya mudah sakit.

    3. Risiko kanker usus besar

    Vitamin dan mineral dalam serat turut menjaga daya tahan tubuh si kecil, termasuk melancarkan sistem pencernaannya. Kekurangan dua elemen penting tersebut dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.

    Sebagai orangtua, Anda tentu tidak menginginkan berbagai dampak jangka panjang di atas menimpa anak Anda. Agar si kecil selalu sehat, ceria, dan semangat beraktivitas, pastikanlah Anda memenuhi kebutuhan serat anak melalui makanannya.

    4. Kadar kolesterol meningkat

    Serat dapat membantu mengurangi kadar kolesterol dan gula darah. Jika kondisi anak yang kurang serat terus dibiarkan, dalam jangka panjang di masa depannya, anak berisiko mengalami sakit jantung koroner, diabetes mellitus tipe 2, dan stroke.

    Mencukupi kebutuhan serat anak

    Kebutuhan serat harian anak berdasarkan Angka Kecukupan Gizi anak usia 1-3 tahun adalah 16 gram per harinya. Untuk memenuhinya, Anda dapat memberikan makan makanan kaya serat, seperti buah dan sayur.

    Misalnya saja, satu buah apel berukuran sedang dengan kulitnya mengandung 4,4 gram serat. Satu buah pisang mengandung 3,1 gram serat dan satu buah jeruk utuh mengandung 3,1 gram serat. Ibu bisa memberikan buah-buahan ini setelah si kecil selesai makan atau sebagai camilannya.

    Untuk memenuhi kebutuhan serat anak, saya merekomendasikan orangtua memberikan anak sarapan oat yang dicampur dengan potongan buah segar maupun buah kering. Sebagai camilannya, buah apel atau pisang bisa jadi pilihan yang baik.

    Untuk makan siang, Anda bisa memberikannya spageti gandum dengan sayur bayam. Sementara untuk malam hari, Anda bisa menyediakan nasi dari beras merah lengkap dengan sayuran dan wortel. Jangan lupa untuk membuat variasi menu dan melengkapinya dengan protein dan lemak, supaya si kecil tidak bosan.

    Sekalipun Anda telah melakukan berbagai upaya, terkadang anak yang berusia 1-3 tahun tetap sulit untuk makan makanan berserat karena belum terbiasa makan sayur. Untuk itu, Ibu juga dapat memberikan susu tinggi serat. Selain mudah dikonsumsi dan disukai si kecil, susu tinggi serat membantu memenuhi kebutuhan serat harian anak.

    Agar penyerapan nutrisi dari susu bisa optimal, Ibu perlu memerhatikan takaran susu yang tepat untuk si kecil. Berdasarkan rekomendasi American Academy of Pediatrics, jumlah konsumsi susu anak usia 1-2 tahun berkisar 800-900 ml atau setara 3-4 gelas per hari. Sementara anak usia 2-3 tahun sebanyak 700 ml atau 3 gelas per hari.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditulis oleh

    dr. Frieda Handayani Sp.A (K)

    Kesehatan anak · Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) — Pondok Indah


    Tanggal diperbarui 13/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan