Bayi muntah setelah makan tentunya membuat Ibu khawatir. Jangan sampai hal ini membuat si Kecil kekurangan nutrisi yang penting untuk tumbuh kembangnya. Apa sih yang menyebabkan bayi muntah setelah makan dan bagaimana menanganinya? Yuk, cari tahu di artikel berikut!
Apa yang menyebabkan bayi muntah setelah makan?
Melansir situs Better Health, bayi muntah setelah makan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain sebagai berikut.
1. Flu perut (Gastroenteritis)
Flu perut atau disebut juga dengan muntaber terjadi karena adanya infeksi virus di dalam usus. Ini merupakan penyebab paling umum yang membuat si Kecil muntah setelah makan.
Selain muntah, biasanya bayi juga akan mengalami diare.
2. Penyakit GERD
Bayi yang mengalami GERD atau gastroesophageal reflux juga ditandai dengan gejala muntah. Ini karena asam lambung naik ke kerongkongan sehingga bayi merasa mual.
Kondisi ini terjadi karena otot-otot yang mengatur katup lambung si Kecil masih belum terbentuk dengan sempurna.
3. Mabuk (motion sickness)
Beberapa anak mungkin memiliki kondisi yang mudah mabuk saat berada di atas benda yang bergerak.
Bukan hanya di kendaraan, tetapi juga benda bergerak lainnya seperti ayunan, baby bouncer, stroller, atau kuda-kudaan.
Besar kemungkinan bayi akan muntah bila setelah makan langsung dinaikkan di tempat-tempat tersebut.
4. Bayi tidak cocok dengan makanannya
Makanan MPASI untuk bayi bisa saja mengandung bahan yang tidak cocok dengan si Kecil, misalnya susu atau krimer.
Hal ini dapat menyebabkan bayi muntah setelah makan.
5. Stenosis pilorus
Selain faktor di atas, melansir U.S. National Library of Medicine, bayi muntah setelah makan juga bisa disebabkan oleh penyakit serius seperti stenosis pilorus.
Bayi yang mengidap penyakit ini memiliki katup lambung yang sempit sehingga sulit dilalui oleh makanan.
Penyakit yang terbilang cukup langka ini dapat menimpa bayi di bawah usia 6 bulan.
Berbahayakah bila bayi muntah setelah makan?
Muntah pada bayi dan balita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari penyebab yang ringan sampai berat.
Oleh karena gejalanya yang mirip antara satu dengan lainnya, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter bila bayi terlalu sering muntah setelah makan.
Perlu Anda ketahui bahwa sesederhana apa pun penyebabnya, kondisi muntah yang dialami si Kecil tetap perlu diatasi sesegera mungkin.
Bila dibiarkan, kondisi ini dapat menghambat asupan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembangnya.
Bahkan, dalam kasus yang parah, bayi yang sering muntah setelah makan dapat mengalami dehidrasi yang dapat mengancam keselamatan nyawa.
Maka dari itu, sebaiknya Anda tidak menganggap remeh kondisi ini.
Segeralah memeriksakan si Kecil ke dokter bila ia mengalami salah satu atau lebih dari gejala berikut ini
- Berat badan bayi tidak naik atau malah menurun.
- Muntah disertai gejala batuk atau tersedak.
- Terdapat darah pada muntahnya.
- Cairan muntah berwarna hijau kekuningan.
- Si Kecil merasa sensasi terbakar di perut.
- Bayi terlihat lesu dan kurang aktif.
Waspada gejala dehidrasi
Selain kondisi di atas, Anda juga perlu mewaspadai gejala dehidrasi pada bayi seperti: - mulut dan lidahnya kering,
- kencing berkurang,
- tidak mengeluarkan air mata saat menangis, dan
- napas terengah-engah.
Apakah bayi muntah atau hanya melepeh makanannya?
Mungkin banyak ibu yang sulit membedakan apakah bayi muntah setelah diberi makan atau hanya meludahkan sebagian makanannya.
Melansir Mayo Clinic, berikut perbedaan antara muntah dan meludahkan makanan.
- Melepeh berasal dari makanan yang masih berada di dalam mulut, sedangkan muntah berasal dari makanan yang sudah berada di dalam perut.
- Meludahkan makanan terjadi saat diberi makan atau sesaat setelahnya, sedangkan muntah jarak waktunya sedikit lebih lama dari pemberian makanan.
- Meludahkan makanan adalah pertanda bayi sudah kekenyangan, sedangkan muntah adalah pertanda bahwa ada gangguan pada pencernaannya.
- Bayi yang sering meludahkan makanannya merupakan hal yang wajar dan tidak membuat ia kekurangan nutrisi, sedangkan bayi muntah merupakan gejala penyakit yang dapat memengaruhi kesehatannya.
Bagaimana cara mengatasi bayi yang sering muntah setelah makan?
Hal yang perlu Anda perhatikan dalam mengatasi bayi yang sering muntah adalah berupaya mengganti asupan makanan dan cairan yang hilang.
Upayakan untuk terus memberinya makan dan minum pada saat ia sudah tenang.
Dianjurkan pula memberikan oralit atau larutan garam dan gula untuk segera mengganti mineral yang hilang. Lalu, hindari pemberian obat-obatan apa pun tanpa saran dari dokter.
Selain itu, lakukanlah upaya pencegahan agar bayi tidak muntah dengan menerapkan tips-tips berikut ini.
- Pastikan kepala bayi tegak dan lebih tinggi dari tubuh saat diberi makan, hindari memberi makan dalam posisi berbaring.
- Biarkan bayi tenang dulu setelah makan, tidak langsung bermain.
- Hindari menaruh bayi di atas ayunan atau benda bergerak lainnya begitu ia selesai makan.
- Berikan makanan dalam porsi yang tidak berlebihan.
- Tunggulah sampai bayi bersendawa setelah makan.
- Hindari meletakkan bayi dalam posisi tengkurap setelah diberi makan.
- Perhatikan bahan-bahan yang dipakai saat membuat MPASI untuk bayi.
Biasanya, penanganan bayi yang muntah setelah makan cukup sederhana.
Namun, bila kondisi ini disebabkan oleh stenosis pilorus, operasi pembedahan atau pemberian makanan melalui selang (nasogastric tube) mungkin diperlukan.
Konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kondisi bayi Anda.
[embed-health-tool-vaccination-tool]