Cacingan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk balita. Cacingan mudah menular jika si kecil tidak dibiasakan menjaga kebersihan. Infeksi cacingan bisa memengaruhi sistem pencernaan si kecil. Bila tak segera diatasi, infeksi bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang balita ke depannya. Namun, hal ini dapat diatasi dengan pemberian obat cacing dan langkah-langkah lainnya untuk balita.
Jangan pandang sebelah mata cacingan pada balita
Secara umum, cacingan terjadi di negara berkembang dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Risiko penularan cacingan bisa disebabkan oleh sanitasi lingkungan yang kurang baik, kebersihan diri yang tak terjaga dengan baik, maupun air yang tercemar.
Mengetahui kondisi cacingan masih terjadi di Indonesia, pemerintah mengimbau orangtua untuk memberikan obat cacing pada balita dan anak.
Cacingan bukanlah penyakit yang mematikan, tetapi tetap tak boleh dianggap sepele. Penularannya begitu mudah, terutama pada anak-anak. Misalnya, ketika anak sering kali bermain ke luar rumah dan kakinya berkontak pada tanah atau pasir yang terkontaminasi cacing, seperti cacing gelang, cacing cambuk, atau cacing tambang.
Larva cacing bisa cepat masuk menembus kulit dan masuk ke pembuluh darah, serta bergerak ke sistem pencernaan. Selain itu, cacing bisa saja terselip pada kuku atau tangan, sehingga dapat masuk ke dalam tubuh ketika tangan yang terkontaminasi telur cacing menyentuh area mulut. Kebiasaan menggigit kuku atau jarang menjaga kebersihan dengan cuci tangan dan kaki selepas keluar rumah juga memperbesar risiko penularan.
Orangtua perlu sadar, cacingan adalah masalah yang perlu diwaspadai di mana dan kapan saja. Sebab, jika infeksi ini terus berkembang, balita yang terkena cacingan bisa mengalami masalah pada pertumbuhan dan perkembangannya ke depan.
Tumbuh kembang anak bergantung pada pemenuhan nutrisinya. Sementara cacingan ibarat parasit dalam tubuh anak yang mencuri nutrisi untuk tumbuh kembangnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, infeksi cacingan bisa membuat anak kekurangan zat besi dan protein, sehingga dapat berisiko malabsorbsi makanan. Malabsorbsi makanan adalah ketika sistem pencernaan tidak dapat menyerap nutrisi secara optimal.
Pada anak yang mengalami cacingan, bila sudah menghambat sistem pencernaan, bisa mengakibatkan nyeri perut, mual, muntah. Bila hal ini terus berlangsung, anak bisa saja mengalami malanutrisi dan berdampak pada stunting. Stunting terjadi ketika berat badan dan tinggi anak tidak mencapai rata-rata anak seusianya.
Ke depannya, kurangnya nutrisi akibat cacingan juga berdampak pada perkembangan kognitif anak, terutama ketika ia memasuki usia sekolah. Anak jadi sulit menangkap pelajaran yang diterima karena kognitifnya terganggu.
Kita tidak pernah tahu ada paparan cacing di sekitar si kecil. Namun, ada langkah-langkah preventif untuk mencegah dampak cacingan berkembang serius, salah satunya pemberian obat cacing untuk balita.
Waktu yang tepat untuk memberikan obat cacing pada balita
Gejala umum cacingan pada balita bisa dilihat sebagai berikut:
- Gatal sekitar bokong atau organ intim anak. Biasanya terasa amat gatal saat malam hari
- Kulit memerah pada bokong
- Anak tidak cukup tidur
- Sakit perut
- Mual dan muntah
- Cacing terlihat saat BAB dengan ukuran kecil, berwarna putih, dan panjang 8-13 mm
Bila Anda menemukan gejala tersebut pada balita, ada baiknya berkonsultasi ke dokter anak untuk mengetahui kepastian apakah si kecil mengalami cacingan atau tidak. Di samping itu, Anda juga bisa memberikan obat cacing dengan kandungan Pyrantel Pamoate untuk mengatasi masalah cacingan.
Pemberian obat cacing tak hanya diberikan pada balita dengan masalah saja, tetapi perlu diminum pada kondisi sehat. Anda bisa memberikan si kecil obat cacing setiap 6 bulan sekali sebagai langkah pencegahan.
Obat cacing di apotek tersedia dalam bentuk tablet dan sirup. Anda bisa memilihkan obat cacing sirup supaya mudah dikonsumsi balita. Kini, obat cacing memiliki rasa buah-buahan yang enak sehingga disukai anak-anak.
Cara lain agar balita tidak mudah tertular cacingan
Sebelumnya disebutkan bahwa cacingan bisa bermula dari sanitasi yang buruk dan kurang menjaga kebersihan. Melihat risiko penyebabnya, berikut cara untuk mencegah cacingan pada balita.
- Membiasakan untuk menggunakan alas kaki saat bermain di luar rumah
- Ajari anak selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, selepas dari toilet, dan setelah beraktivitas di luar rumah
- Jangan biasakan menggigiti kuku atau mengisap jempol
- Rutin potong kuku
- Membersihkan dudukan toilet secara rutin
- Mandi setiap pagi dan sore untuk membasmi kemungkinan telur cacing yang menempel
- Bila anak mengalami cacingan, cucilah seprai yang dipakai dengan air panas
Jangan lupa selalu terapkan kebiasaan baik menjaga kebersihan pada si kecil. Rutin minum obat cacing tak hanya untuk balita dan anak saja, tetapi juga orang dewasa. Yuk, ajak seluruh keluarga minum obat cacing setiap 6 bulan sekali sebagai upaya perlindungan untuk menjaga kesehatan secara secara optimal. Ayo saling jaga!
[embed-health-tool-vaccination-tool]