backup og meta

Pertolongan Pertama Saat Balita Jatuh

Pertolongan Pertama Saat Balita Jatuh

Balita yang sedang mengalami masa tumbuh kembang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Keingintahuan ini seakan tak terbendung, sehingga balita nampak tak memiliki rasa takut dalam mengeksplorasi semua hal yang ada di sekelilingnya. Maka tak heran, jika balita rentan jatuh karena begitu aktif bergerak.

Meski terbilang normal, bukan berarti Anda mengabaikan segala risiko yang bisa terjadi ketika balita jatuh. Anda tetap harus mewaspadai berbagai cedera yang kemungkinan dialami oleh si Kecil setelah terjatuh. 

Pertolongan pertama yang dilakukan saat balita jatuh

Saat mendapati anak terjatuh, wajar saja bila Anda merasa panik atau kewalahan. Akan tetapi, sebaiknya cobalah untuk lebih tenang agar tak salah saat melakukan pertolongan pertama

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa tubuh si Kecil secara menyeluruh, mulai kepala, kaki, pinggang, hingga bagian belakang tubuh, apakah terdapat memar, luka, atau cedera.

Untuk memastikan, jika anak yang sudah bisa diajak komunikasi, Anda bisa bertanya pada si Kecil bagian tubuh mana yang sakit.

Apabila muncul luka lebam akibat terbentur, Anda bisa memberikan obat topikal atau oles yang mengandung heparin sodium.

Obat ini bekerja sebagai obat pengencer darah dan bersifat antikoagulan, sehingga memberikan efek antinyeri dan dapat menghilangkan lebam. 

Memeriksa apakah ada tanda-tanda cedera

Apabila Anda mendapati balita jatuh dan anak mengeluh tentang rasa sakit yang sangat hebat di bagian leher atau terlihat luka di leher, maka usahakan untuk tak banyak mengubah posisi tubuhnya.

Hal ini dapat menjadi tanda cedera pada leher. Jika begitu, jaga leher anak tetap pada posisi tersebut. Pasalnya, anak yang terlalu banyak bergerak dapat memperparah cederanya dan bisa berakibat lebih fatal. 

Melansir dari Kids Health, saat anak merasa nyeri di bagian kepala disertai dengan muntah-muntah atau sampai hilang kesadaran, sebaiknya Anda segera membawanya ke unit gawat darurat karena dapat menandakan terjadinya cedera kepala.

Sangat disarankan untuk tak memberikan obat antimuntah karena dapat menutupi gejala peningkatan tekanan di dalam tulang tengkorak.

Begitupun saat terlihat adanya dislokasi pada bagian anggota gerak, segera bawa si Kecil ke rumah sakit untuk memastikan apakah ia mengalami patah tulang atau tidak.

Kemungkinan bahaya kesehatan yang ditimbulkan akibat balita jatuh 

Pada kasus tertentu, balita jatuh bisa mengalami cedera yang serius pada bagian kepala, dada, anggota gerak.

Bahkan jika penyebab jatuhnya dipicu oleh gangguan keseimbangan tubuh, maka bisa menandakan adanya masalah dalam otak kecil, otot kaki, dan gangguan pada sistem saraf

1. Gangguan sistem saraf

Gangguan pada sistem saraf yang sering ditandai dengan anak sering terjatuh bila berjalan antara lain Guillain Barre Syndrome dan Duchenne Muscular Dystrophy.

Guillain Barre Syndrome merupakan penyakit autoimun yang menyerang mielin saraf-saraf motor. Penyebabnya kebanyakan dipicu oleh infeksi.

Mula-mula gejalanya diperlihatkan dengan kelemahan otot bagian kaki, kemudian kelemahan otot naik ke anggota gerak atas sampai ke otot napas. 

Sementara pada Duchenne Muscular Dystrophy, kelemahan otot terjadi ketika anak berusia 3—4 tahun. Otot-otot yang mengalami kelemahan antara lain otot pinggul, panggul, paha, dan bahu.

Pada awal remaja, otot-otot jantung dan pernapasan akan mulai mengalami kelemahan juga. 

2. Gegar otak

Kepala atau leher balita yang mengalami benturan dengan benda keras saat terjatuh dapat menyebabkan cedera kepala atau yang biasa dikenal dengan gegar otak.

Peristiwa ini kemudian membuat otak di dalam tengkorak tersentak, sehingga otak bergerak ke bagian depan dan belakang kepala menekan tulang tengkorak bagian dalam.

Kondisi ini mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi otak sementara. Tanda-tanda atau gejala terjadinya gegar otak pada balita jatuh meliputi berikut ini.

  • Anak merasa nyeri yang luar biasa di bagian kepala.
  • Otot di sekitar leher anak menjadi kaku dan menegang.
  • Anak merasa mual dan tak berhenti muntah-muntah. 
  • Anak merasa gelisah, bingung, dan sulit mengenali lingkungan sekitarnya.
  • Pada balita di bawah usia 18 bulan, terdapat tonjolan di bagian ubun-ubun.
  • Keluarnya cairan dari lubang telinga dan hidung
  • Anak mengalami kejang-kejang

Selain mengobservasi gejala, diagnosis gegar otak bisa dilakukan dengan melakukan CT scan.

Selanjutnya dokter akan menentukan pengobatan seperti apa yang tepat bergantung dari  klasifikasi jenis cedera kepala yang dialami oleh balita, apakah cedera kepala ringan, sedang, atau berat.

3. Cedera tulang belakang dan leher

Jika benturan akibat balita jatuh mengenai tulang belakang atau tulang ekornya, cedera tulang belakang bisa diidentifikasi dengan munculnya gejala seperti rasa kaku dan lemas di bagian anggota gerak, seperti tangan dan kaki.

Gejala ini dapat berlangsung selama 30 menit sampai 4 hari setelah terjatuh. 

Akan tetapi, balita juga mungkin mengalami cedera pada anggota tubuh lainnya saat mengalami benturan di tulang belakang.

Anak di bawah 10 tahun sebenarnya memiliki rata-rata terendah untuk terkena cedera tulang belakang. Mereka lebih berpotensi terkena cedera leher akibat benturan di tulang belakang saat terjatuh.

Kesimpulan

  • Saat balita terjatuh, penting bagi Anda untuk segera memeriksa kondisi si Kecil sebagai pertolongan pertama. Anda dapat mencari adanya gejala, seperti rasa nyeri, memar, dan luka.
  • Waspadai jika anak menunjukan gejala yang parah, seperti nyeri hebat atau luka di leher, muntah, dan bahkan kehilangan kesadaran. Pada kondisi ini, anak perlu segera dibawa ke unit gawat darurat.
  • Pasalnya, bahaya yang bisa ditimbulkan akibat balita terjatuh bisa menimbulkan gangguan kesehatan serius, di antaranya gangguan sistem saraf, gegar otak, hingga cedera tulang belakang dan leher.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

First Aid: Falls (for Parents) | Nemours KidsHealth. (n.d.). Retrieved 30 July 2024, from https://kidshealth.org/en/parents/falls-sheet.html

Safety: Preventing falls. (N.d.). Retrieved 30 July 2024, from https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Preventing_falls/

Falls: 1 – 2 years. (n.d.). Retrieved 30 July 2024, from https://starship.org.nz/safekids/falls-1-2-years/

Preventing falls in toddlers and children (1 to 5 years old). (n.d.). Retrieved 30 July 2024, from https://www2.hse.ie/babies-children/child-safety/at-home/preventing-falls/

Common Infant and Toddler Injuries: When to Seek Medical Attention. (2014). Retrieved 30 July 2024, from https://www.chla.org/blog/advice-experts/common-infant-and-toddler-injuries-when-seek-medical-attention

Falls: 3 – 4 years. (n.d.). Retrieved 30 July 2024, from https://starship.org.nz/safekids/falls-3-4-years/

Versi Terbaru

05/08/2024

Ditulis oleh dr. Kurniawan Taufiq Kadafi, M.Biomed, Sp.A(K)

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Pertolongan Pertama Ketika Bayi Jatuh dari Tempat Tidur

Jadwal dan Aturan Makan Balita Usia 1-5 Tahun agar Lebih Teratur


Ditulis oleh

dr. Kurniawan Taufiq Kadafi, M.Biomed, Sp.A(K)

Ilmu Kegawatdaruratan · Hermina Hospital Group PT


Tanggal diperbarui 05/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan