Batuk pilek, yang sering disertai demam, pada anak rasanya menjadi keluhan orangtua yang tak terhindari. Pasalnya, masalah kesehatan ini sering menyerang anak-anak dan bisa sangat mengganggu aktivitas mereka. Durasi penyembuhan yang lama juga menjadi hal yang kerap membuat orangtua stres. Lantas, bolehkah memberikan antibiotik untuk batuk pilek anak?
Perlukah antibiotik untuk mengatasi anak demam batuk pilek?
Pada dasarnya, antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi batuk pilek, yang sering disertai demam pada anak.
Ini karena sekitar 90% penyebab batuk pilek disebabkan oleh virus pada saluran pernapasan.
Umumnya, virus tersebut adalah rhinovirus. Mengingat penyebabnya adalah virus, maka pengobatannya tidak bisa dengan antibiotik.
Sebab, melansir dari Mayo Clinic, fungsi antibiotik adalah untuk membunuh bakteri, bukan virus.
Lebih rincinya, antibiotik bertugas untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Itu sebabnya, antibiotik tidak cocok bila dipakai untuk mematikan virus atau jamur, termasuk mengatasi batuk pilek pada anak.
Oleh karena itu, infeksi karena virus, misalnya pada kasus batuk pilek anak, tidak perlu disembuhkan dengan antibiotik.
Selain itu, untuk bisa sembuh dari batuk dan pilek ini, kesembuhan anak bergantung pada daya tahan tubuhnya.
Pengobatan yang bisa dilakukan adalah mengurangi rasa tidak nyaman dari gejala-gejala yang anak alami sembari menunggu sistem imun tubuh anak bekerja secara mandiri untuk melawan virus tersebut.
Seberapa sering batuk pilek terjadi pada anak?
Menurut Data Dinas Kesehatan Republik Indonesia hingga September 2023, jumlah warga Indonesia yang mengalami ISPA sebanyak 1,5–1,8 juta kasus.
Memang, batuk pilek serta demam sering ditemui pada kehidupan sehari-hari dan tidak terbatas pada usia dan jenis kelamin tertentu.
Namun, kondisi ini biasanya lebih sering ditemui pada anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun yang lemah.
Sebagai gambaran, rata-rata orang dewasa mengalami 2—3 kali demam setiap tahunnya, sedangkan anak-anak bisa mencapai sekitar 2 kali lipatnya.
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa batuk pilek memang menjadi penyakit “langganan” pada anak.
Untuk memberikan penanganan yang tepat, Anda harus mengetahui penyebab dari penyakit ini.
Bagaimana mengatasi batuk pilek pada anak yang tepat?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, antibiotik bukanlah pengobatan yang tepat untuk menyembuhkan anak dari batuk dan pilek yang sering disertai demam.
Lebih baik, ikut cara berikut untuk mengatasi batuk dan pilek yang sering disertai demam pada anak.
1. Memastikan anak cukup terhidrasi
Memberikan hidrasi yang baik pada anak dengan memberinya cukup minum.
Hidrasi yang baik membuat dahak lebih encer sehingga memudahkan anak mengeluarkan atau menelannya, khususnya bagi anak yang berusia lebih kecil.
2. Memberikan obat sesuai kondisi anak
Pemberian obat demam atau nyeri pada anak, contohnya paracetamol atau ibuprofen.
Obat-obat tersebut tentunya hanya diberikan bila anak sedang demam atau mengeluhkan nyeri pada tubuhnya.
3. Berikan kenyamanan pada anak dan istirahat yang cukup
Anak yang mengalami demam umumnya akan lebih rewel karena hidungnya tersumbat dan tenggorokannya gatal.
Itulah mengapa dibutuhkan kesabaran ekstra dari Anda sebagai orangtua untuk memberikan kenyamanan kepada dirinya, misalnya dengan menggendong atau memeluk anak saat tidur.
Istirahat yang cukup juga dapat membantu merawat anak pilek batuk agar sembuh lebih cepat.
4. Jika sudah sembuh, terapkan pencegahan
Perjuangan untuk mengatasi batuk pilek anak tidak hanya berhenti setelah anak sembuh.
Melakukan pencegahan agar anak tidak tertular batuk pilek dari lingkungan sekitar juga perlu dilakukan.
Ingatkan anak untuk selalu menerapkan cuci tangan yang bersih, memakai masker, serta menghindari orang yang sedang sakit agar tidak tertular.
Kapan perlu ke dokter?
Lalu, kapan orangtua harus waspada dan segera membawa anak ke dokter bila mereka terkena batuk pilek dan demam?
Menurut dr. Arifianto, Sp.A., dalam bukunya yang berjudul Berteman dengan Demam, anak harus segera dibawa ke dokter bila mengalami gejala berikut.
- Bayi berusia di bawah 3 bulan.
- Anak bernapas cepat atau sulit, dada tertarik ke dalam saat bernapas (retas), atau hidung kembang kempis.
- Bibir atau jari terlihat kebiruan.
- Anak rewel dan tidak dapat ditenangkan.
- Anak tidur dan sulit sekali untuk dibangunkan
Jadi, penting untuk diperhatikan agar tidak sembarangan memberikan antibiotik pada anak, termasuk dalam kasus batuk pilek.
Salah penanganan dalam pemberian antibiotik justru dapat membuat seseorang mengalami resisten antibiotik.
Jika dengan penanganan di atas batuk dan pilek anak tidak kunjung membaik, jangan tunda untuk membawanya ke dokter spesialis anak.
Dokter akan membantu mencari tahu penyebab batuk pilek pada anak serta pengobatan yang tepat.
Kesimpulan
- Pemberian antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi batuk pilek yang sering disertai demam pada anak, karena penyebab utama dari kondisi ini adalah virus, bukan bakteri. Sementara antibiotik hanya efektif untuk mengobati infeksi bakteri, bukan virus.
- Alih-alih memberikan antibiotik, ada baiknya untuk melakukan penanganan batuk pilek yang tepat, di antaranya memastikan anak cukup terhidrasi, memberikan obat sesuai kebutuhan untuk mengurangi gejala, memberikan kenyamanan dan istirahat yang cukup, serta melakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak tertular kembali.
[embed-health-tool-vaccination-tool]