Akhir-akhir ini, childfree menjadi istilah yang kerap diperbincangkan di media sosial berkat salah seorang influencer yang mengungkapkan keinginannya untuk mengikuti tren tersebut.
Namun, terlepas dari pro dan kontranya, sudahkah Anda memahami apa itu childfree? Lalu, adakah dampaknya terhadap kesehatan? Ketahui jawabannya melalui ulasan berikut ini.
Apa itu childfree?
Childfree adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gaya hidup di mana seseorang dan/atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak.
Keputusan untuk tidak memiliki anak ini sebenarnya tidak terjadi begitu saja. Sebaliknya, itu adalah hasil dari berbagai faktor yang saling terkait.
Salah satunya adalah perubahan nilai-nilai dalam masyarakat. Faktanya, konsep tentang kebahagiaan dan makna hidup kini telah berkembang.
Beberapa orang menilai kebahagiaan tidak hanya bisa dicapai dengan menjalani pernikahan dan memiliki anak.
Fenomena ini mungkin mengejutkan bagi beberapa orang yang menganggap memiliki keturunan sebagai suatu keharusan dalam kehidupan manusia.
Namun, bagi mereka yang memilih untuk hidup tanpa anak, keputusan ini merupakan hasil dari pertimbangan mendalam dan nilai-nilai personal yang kuat.
Menariknya, masyarakat kini semakin menerima keragaman gaya hidup, termasuk pilihan untuk tidak memiliki anak. Bahkan, di beberapa negara seperti Jerman, sudah banyak pasangan yang memilih untuk memutuskan untuk childfree.
Bagaimana konsep childfree di Indonesia?
Di Indonesia, konsep childfree masih relatif baru dan jarang diperbincangkan secara terbuka dibandingkan dengan di negara-negara Barat. Budaya Indonesia masih sangat mengutamakan nilai keluarga dan memiliki anak sebagai bagian penting dari kehidupan seseorang. Oleh karena itu, memilih untuk tidak memiliki anak atau gaya hidup childfree sering kali dianggap tabu atau bahkan dianggap tidak masuk akal oleh sebagian masyarakat.
Apa alasan memilih childfree?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, keputusan untuk memilih gaya hidup childfree merupakan hasil dari berbagai pertimbangan.
Adapun alasan setiap individu atau pasangan bisa berbeda-beda. Berikut ini beberapa faktor yang menjadi kerap menjadi alasan seseorang atau pasangan untuk memutuskan childfree.
1. Pertimbangan individu
Beberapa orang mungkin merasa bahwa mereka tidak memiliki naluri orangtua yang kuat atau tidak tertarik dengan pengalaman memiliki anak atau menjalankan prinsip parenting.
Mereka mungkin lebih menikmati kebebasan pribadi dan kesempatan untuk mengejar minat atau hobi mereka tanpa keterbatasan waktu atau tanggung jawab sebagai orangtua.
2. Faktor ekonomi
Merawat anak-anak membutuhkan komitmen finansial yang besar. Melansir Population Matters, beberapa pasangan mungkin memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree karena alasan ekonomi.
Misalnya kekhawatiran tentang biaya pendidikan, perawatan kesehatan, dan kebutuhan sehari-hari yang tinggi.
3. Kesehatan mental dan emosional
Beberapa individu atau pasangan mungkin mempertimbangkan dampak yang mungkin timbul terhadap kesehatan mental dan emosional mereka jika memiliki anak.
Mereka mungkin khawatir tentang stres, kelelahan, atau tekanan tambahan yang mungkin mereka alami sebagai orangtua.
4. Pilihan pasangan hidup
Beberapa pasangan memiliki keputusan bersama untuk tidak memiliki anak mungkin untuk menjaga hubungan dengan pasangannya.
Mereka merasa bahwa hubungan mereka akan lebih kuat dan intim tanpa adanya tanggung jawab sebagai ayah dan ibu.
5. Alasan karir
Beberapa pasangan memilih untuk tidak memiliki anak karena ingin fokus pada karir mereka.
Mereka mungkin lebih mengutamakan untuk mengejar impian karir mereka, tanpa adanya rasa tanggung jawab tambahan sebagai orangtua untuk membesarkan dan mendidik anak.
Yang perlu diingat, setiap individu atau pasangan mungkin memiliki kombinasi alasan yang unik untuk memilih gaya hidup childfree.
Keputusan ini adalah hal yang sangat pribadi dan kompleks, dan harus dihormati oleh masyarakat tanpa penilaian atau stigmatisasi.
Adakah dampak childfree pada kesehatan?
Seperti yang sudah diketahui bahwa childfree artinya wanita memilih untuk tidak memiliki anak secara alami.
Ini artinya wanita tersebut tidak akan mengalami proses kehamilan, persalinan, dan menyusui. Padahal, semua proses ini dapat membuat tubuh wanita mengalami perubahan hormonal yang dapat mengurangi risiko terjadinya kanker payudara.
Selain itu, kehamilan juga dapat mengakibatkan penurunan jumlah total siklus ovulasi, yang berhubungan dengan penurunan risiko kanker ovarium.
Hal yang sama berlaku untuk lapisan endometrium di dalam rahim. Endometrium sangat responsif terhadap perubahan hormonal.
Saat seorang wanita mengalami kehamilan, lapisan endometrium akan terpapar oleh hormon estrogen dan progesteron. Paparan hormonal ini telah terbukti dapat mengurangi risiko kanker endometrium.
Tidak hanya itu, wanita yang memilih untuk childfree tentu akan menggunakan metode kontrasepsi yang sesuai dengan keputusan mereka untuk tidak memiliki anak.
Padahal, metode kontrasepsi tertentu dapat memiliki efek samping atau risiko kesehatan yang dapat memengaruhi wanita tersebut.
Misalnya, melansir National Health Service UK, penggunaan suntikan kontrasepsi dapat menyebabkan gangguan menstruasi, seperti menstruasi yang tidak teratur atau tidak adanya menstruasi sama sekali, terutama selama beberapa bulan setelah penggunaan pertama.
Itulah informasi seputar childfree yang perlu diketahui. Meskipun konsep childfree berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, penting untuk diingat bahwa dampak ini tidak pasti dan dapat bervariasi antara individu dan pasangan.
Dukungan sosial dan kesehatan mental dapat memainkan peran penting dalam membantu individu atau pasangan childfree menjaga kesehatan mereka dalam menghadapi tantangan yang mungkin muncul.
[embed-health-tool-vaccination-tool]