backup og meta

Mengenali Perilaku Normal Anak Berdasarkan Usianya

Mengenali Perilaku Normal Anak Berdasarkan Usianya

Selain memenuhi kebutuhan nutrisi anak, orangtua juga perlu memerhatikan perilaku si kecil. Pasalnya, perilaku tidak normal yang ditunjukkan si kecil bisa menjadi pertanda serius adanya masalah perilaku. Supaya bisa dideteksi lebih awal, perhatikan ulasan mengenai sikap anak yang normal dan tidak yang sesuai usia berikut ini.

Sikap normal anak sesuai dengan usianya

Normalnya perilaku si kecil, menandakan bahwa ia sehat secara mental. Mari lihat lebih jelas sikap normal yang umumnya ditunjukkan buah hati Anda sesuai dengan usianya di bawah ini.

1. Perilaku normal anak usia 4 hingga 5 tahun

Pada usia ini, anak-anak sudah mulai menunjukkan kemandirian. Ia mungkin akan lebih sering mengucapkan “tidak’, “jangan’, atau “biar aku saja’ ketika menghadapi suatu hal.

Kata-kata tersebut diucapkan anak untuk meyakinkan orang lain bahwa ia bisa melakukan suatu tugas sederhana sendiri tanpa bantuan orang lain.

Hal ini mungkin akan membuatnya terlihat sedikit keras kepala. Namun, saat si kecil tidak mampu menyelesaikan tugas tersebut sendiri, ia akan meminta bantuan Anda. Maka itu, biarkan tahap ini menjadi ajang untuknya mengembangkan sikap kemandirian dan rasa percaya diri.

Pada usia ini, akan akan tetap menunjukkan kemarahan. Namun, menjelang prasekolah biasanya kontrol emosi anak menjadi lebih baik. Dibanding menunjukkan sikap agresif, si kecil kemungkinan lebih banyak mengutarakan kemarahannya lewat kata-kata.

Untuk anak usia ini, teknik mendisiplinkan anak yang paling bagus adalah metode time out. Metode ini memungkinkan anak memiliki waktu menyendiri untuk menenangkan diri dan melepaskan kemarahannya.

2. Perilaku normal anak usia 6 hingga 9 tahun

Memasuki usia sekolah, anak memiliki tanggung jawab yang lebih banyak dari sebelumnya. Contohnya, belajar, membersihkan kamar, atau menjaga kebersihan dirinya sendiri.

Sesekali anak mungkin akan merasa malas dan melanggar aturan. Namun, dengan adanya penerapan hukuman, anak tentu akan mengikuti aturan yang Anda buat.

Anak akan mulai menunjukkan kemampuan untuk memecahkan masalah sendiri dan mencoba berbagai hal baru. Jika ia mengalami kegagalan, mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk bangkit kembali dan menata emosinya. Pada saat ini, kehadiran Anda sangat dibutuhkan untuk memberinya dukungan.

Teknik mendisiplinkan anak yang cocok untuk usia ini adalah menerapkan sistem hadiah (reward) dan hukuman (punishment).

Jika ia melakukan sesuatu yang baik dan membanggakan, tunjukkan apresiasi Anda untuk menghargainya. Namun, terapkanlah hukuman bila ia melakukan sebuah kesalahan.

3. Perilaku normal anak usia 10 hingga 12 tahun

Tanggung jawab yang semakin besar dan pola pikir yang lebih dewasa, membuat anak menjadi lebih pandai menyampaikan pendapatnya.

Anda mungkin mendapati anak yang menuju remaja ini bersikap menentang ketika merasa sesuatu tidak sesuai dengan pemikirannya.

Sayangnya, rasa penasaran anak pada usia ini menjadi lebih besar. Sering kali mereka melakukan sesuatu tanpa berpikir dua kali alias tidak memikirkan konsekuensinya.

Agar anak tidak salah mengambil keputusan, pendekatan antara orangtua dan anak sangat diperlukan. Cobalah untuk membuka percakapan mengenai bagaimana perasaannya dan apa saja masalah yang ia hadapi di sekolah maupun lingkungan.

4. Perilaku normal anak usia 13 tahun

Memasuki fase menjadi remaja, anak sering kali mudah terbawa pergaulan dan kerap kali membuat keputusan yang tidak sehat.

Anda mungkin memerhatikan perubahan cara ia berpakaian, berbicara, atau merias diri. Ini wajar, karena anak sedang membangun identitas diri.

Pada usia ini, anak mungkin akan melakukan pemberontakan untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki kendali atas kehidupan mereka sendiri.

Membuka pembicaraan untuk memecahkan masalah merupakan cara efektif untuk mengatasi perilaku buruk anak pada usia ini. Anda perlu memastikan jika anak mengambil keputusan yang benar, paham dengan tanggung jawab dan konsekuensinya.

Tanda adanya masalah perilaku pada anak

mengatasi anak manja menghadapi anak manja

Bersikap nakal dan membuat ulah adalah bagian dari perkembangan anak. Hanya saja, kenakalan ini masih bisa Anda kendalikan.

Bila sikap buruk anak membuat Anda dan keluarga kewalahan, Anda patut mencurigai adanya masalah perilaku yang terjadi pada anak.

Dilansir dari laman Medline Plus yang dikelola oleh National Institute of Health, ada beberapa tanda yang menjadi peringatan adanya perilaku tidak normal pada anak, di antaranya:

  • Melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain
  • Suka berbohong atau mencuri
  • Sering merusak sesuatu dan sering bolos
  • Sering tantrum (mengamuk) dan tidak segan-segan memukul atau menggigit
  • Sering melanggar peraturan yang diterapkan di rumah, sekolah, dan lingkungan
  • Suasana hati sangat mudah berubah

Tanda-tanda tersebut bisa jadi merupakan gejala dari depresi, penyakit bipolar, ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), atau autism spectrum disorder. Jika Anda ragu atau mencurigai sesuatu, tak ada salahnya berkonsultasi ke dokter ataupun psikolog.

Dengan begitu, Anda akan mengetahui cara yang tepat memperlakukan anak Anda.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Amy Morin, LCSW. Very Well Family. Child Behavior Problems: What’s Normal and What Isn’t. Accessed on June 18th, 2019.

National Institute of Health. Medline Plus. Child Behavior Disorder. Accessed on June 18th, 2019.

Monica Gross, MD, MPH. Health Line. The Most Common Behavior Disorders in Children. Accessed on June 18th, 2019.

 

 

Versi Terbaru

08/06/2021

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Ajeng Pratiwi


Artikel Terkait

17 Hak dan Kewajiban Murid di Sekolah, Bukan Cuma Belajar

5 Perilaku Anak yang Sering Menyebabkan Masalah (Plus Solusinya)


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 08/06/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan